Kini aku dan direktur berjalan bersama menuju ruang belajar. Meski begitu, aku tetap melangkah di belakangnya. Huh, andai saja kami bisa berdampingan. Hahaha, sepertinya aku sedang berharap sesuatu yang tidak mungkin.
Langkah kami sudah memasuki ruang belajar. Direktur yang sudah masuk lebih dulu memintaku untuk menutup pintu. Aku pun melakukan apa yang laki-laki ini suruh tanpa harus diminta untuk kedua kalinya.
Tubuhku segera berbalik, melangkah mendekati direktur yang sudah duduk di meja kerjanya. Sambil berdiri, aku bertanya, "Ada apa Paman memanggilku?"
"Apa kamu sudah menentukan pakaian yang akan kamu kenakan besok?" tanyanya tanpa basa-basi.
"Belum. Aku benar-benar lupa tentang pakaian." Wajahku menunjukkan ekspresi murung. Karena memang aku merasa bingung, sedih, dan kesal di saat yang bersamaan. "Apa benar akan ada orang penting di acara itu?" tanyaku lagi.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com