"Sungguh, ti-tidak ada yang memperlakukan saya dengan buruk, Bu!"
Guru melepaskan tangannya dari pundak Illona. Beliau kemudian bersandar di kursi sembari menghela napas. Dia tidak tahu bagaimana membuat Illona berbicara padahal mereka belum menyentuh masalah inti sama sekali.
Nging!
Suara teko yang sudah mendidihkan air membuat guru menoleh dan Illona melirik ke asal suara.
"Ah, airnya mendidih. Tunggu sebentar ya!" seru Guru. Wanita itu segera bangkit dari duduknya dan melangkah menjauhi Illona karena dirinya hendak membuat minuman.
Suara gula yang dituang, air yang mulia memenuhi gelas, serta suara sendok yang berbenturan dengan cangkir membuat Illona semakin gugup. Ia tahu kalau minuman itu jadi, guru akan kembali untuk menanyainya lagi.
Benar saja, sesuai ketakutan Illona, tidak lama berselang guru kembali datang dengan menyodorkan secangkir teh yang masih dipenuhi dengan uap panas.
"Minumlah, Illona. Tenangkan dirimu dulu," ucap guru dengan lembut.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com