webnovel

The School of Darkness

Pernahkah kalian mendengar sekolah yang menelan korban selama bertahun-tahun termasuk korban yang meninggal karena racun kimia yang mirip racun vampire? Pernahkah kalian mendengar sekolah yang menyimpan banyak misteri yang belum pernah ada namun sudah terjadi selama bertahun-tahun? Mereka berjuang untuk memecahkan misteri meskipun nyawa taruhannya

SakumoraKanata · Terror
Classificações insuficientes
42 Chs

Chapter 4: Kemunculan Sang Saksi Kegelapan SMA Akatsuki

Hoshikawa Ruka's Pov

Blam!!!

"Aku pulang, Ibu? Ayah?"

Hening, itulah menggambarkan rumahku yang terlihat sepi tersebut. Aku sudah terbiasa dengan keberadaan kedua orang tuaku yang menghilang saat aku tidak ada di rumah.

Tap tap tap....

"Ah, kau rupanya, Ruka. Selamat datang, Sayang."

Ya, aku mengenali wanita bersurai coklat tersebut. Beliau adalah Sakumora Lenka, mantan calon korban Ritual Pemanggilan Iblis yang gagal 10 tahun yang lalu, kini telah menikah dengan seorang vampire yang bernama Hoshikawa Riki. Wajar saja aku mewarisi wajah cantik dan tubuh indah dari ibuku sedangkan surai hitam dan sisi gelapku yang seorang vampire dari ayahku. Ibu bilang bahwa manik biru safir milikku mirip dengan Ayah.

"Ibu, aku tidak merasakan aura Ayah. Memangnya Ayah di mana?" Aku melepas sepatuku dan berjalan menghampiri Ibu.

"Ayahmu sedang berburu seperti biasanya, Ruka." Lalu, Ibu terlihat berbeda dari biasanya... cenderung lebih sedih "Ruka, apa kau bertemu dengan narapidana yang kabur dari penjara?"

Deg!!!

Jantungku seperti dipacu dengan kencang mendengar ucapan beliau. Aku lupa bahwa meskipun Ibu hanya manusia biasa, namun sebagai orang tua, Ibu sangat mengkhawatirkan anaknya, terutama anak gadis sepertiku.

"Ruka?"

"Emm.... aku memang bertemu dengannya saat pulang bersama teman baruku, Yakisaka Yuuto.... Dia bilang akan melenyapkanku dan Yakisaka-san." Akhirnya aku menjawab pertanyaan Ibu meskipun dengan berat hati.

Brak!!!

Baik aku maupun Ibu terkejut dengan suara pukulan di dinding. Manik biru safirku yang hanya sebelah tersebut langsung membulat sempurna melihat seorang pria yang terlihat jangkung dan bersurai hitam sama denganku. Ya, pria tersebut adalah ayahku sendiri, Hoshikawa Riki.

"A-Ayah.... "

"Amano brengsek!!! Akan kupastikan dia lenyap di tanganku jika dia berani menyentuhmu, Ruka."

"Ri-Riki-san, tenangkan dirimu." Ibu berusaha menenangkan Ayah yang tengah dilanda emot, lalu menoleh ke arahku "Ruka, masuklah ke kamarmu. Ibu akan melakukan sesuatu pada ayahmu."

"Baik Bu."

Akupun langsung berlari ke arah kamarku dengan cepat sedangkan Ibu mencoba menenangkan Ayah. Kuintip Ayah meminum darah Ibu dan Ibu hanya pasrah. Andai saja aku bisa melakukannya, tapi dengan siapa?  Tiba-tiba, aku teringat bahwa aroma darah Yakisaka Yuuto sangat menggodaku dan membangkitkan sisi vampireku. Aku benar-benar berada di ambang haus aman darah seorang pemuda yang bernama Yakisaka Yuuto dan kurasa aku harus beristirahat sekarang.

Blam!!!

Hoshikawa Ruka's Pov End

****

SMA Akatsuki, Class 2-4....

Grak!!!

Pintu kelas tersebut terbuka dan menampakkan seorang pemuda bersurai biru muda dan bermanik coklat yang tak lain adalah Yakisaka Yuuto sendiri. Manik coklat milik pemuda tersebut menatap seorang gadis yang tak lain adalah Hoshikawa Ruka tengah membaca buku.

"Ah, selamat pagi, Hoshikawa-san."

"Yakisaka-san?" Gadis tersebut menutup bukunya dan bangkit dari kursinya "Bisa ikut aku sebentar?"

"Ya, tapi ada apa?"

"Ikut saja."

Yuuto hanya mengangguk dan mengikuti langkah Ruka. Mereka berdua keluar dari kelas 2-4. Dari kejauhan, terlihat sosok seorang pemuda yang hanya diam saja tanpa mengatakan apapun, setelah itu sosok tersebut menghilang.

Saat dalam perjalanan, Ruka hanya diam tanpa kata dan hal tersebut membuat Yuuto semakin penasaran tentang identitas Ruka yang terkesan misterius tersebut. Sesampainya di perpustakaan lama, barulah gadis bersurai hitam tersebut menghentikan langkahnya.

"Nee, Yakisaka-san.... "

"Ya, Hoshikawa-san?" Yuuto hanya menaikkan alisnya karena bingung "Ada apa?"

Akhirnya gadis tersebut membalikkan badan dan menatap pemuda bersurai biru muda tersebut dengan tatapan hampa. Dia melepas penutup matanya dan menampakkan manik merah di balik penutup mata yang selalu dipakainya setiap hari. Bagi Yuuto, manik merah milik Ruka yang hanya sebelah sudah biasa, namun yang diherankannya adalah....

Tiba-tiba tingkah gadis bersurai hitam tersebut mendadak aneh. Dia mendekati Yuuto dan mulai membuka mulutnya. Sepasang taring yang siap menerkam siapa saja. Pemuda bersurai biru muda tersebut hanya diam tak bergerak melihat Ruka.

"Yakisaka-san.... Bolehkah aku meminta darahmu?"

"Eh?"

Tanpa menunggu jawaban dari Yuuto, Ruka langsung menerjang Yuuto dan keduanya terjatuh ke lantai. Yuuto menahan tubuhnya dengan tangan kanannya dan menahan tubuh Ruka dengan tangan kirinya. Taring milik Ruka menancap di leher Ruka di leher pemuda bersurai biru muda tersebut.

"Ugh.... "

"Maafkan Ku, Yakisaka-san." Gadis bersurai hitam tersebut menyudahi kegiatan perbuatannya sendiri.

Yuuto hanya mengangguk dan menatap rona merah di wajah Ruka "Hmm... tidak apa-apa, Hoshikawa-san."

"Panggil aku Ruka, Yakisaka-san. Nanti dikira kau memanggil ayahku."

"Maaf."

Wush!!!

Manik milik mereka berdua menangkap seorang pria bersurai hitam dan bermanik merah melompat dari jendela ke dalam perpustakaan lama. Tatapan pria tersebut membuat bulu kuduk Ruka meremang namun berusaha tenang, sedangkan Yuuto tidak mampu berkutik lagi.

"Ayah.... "

"Ayah?"  Yuuto menaikkan sebelah alisnya. Manik coklatnya langsung membulat sempurna "Jangan-jangan ayahmu itu.... Hoshikawa Riki?"

Pria tersebut hanya menatap hening mereka berdua "Baru kutinggal sebentar, kau sudah membuat ulah dengan meminum darah seseorang, Hoshikawa Ruka."

"Maaf, Ayah."

Manik merah milik pria tersebut beralih pada Yuuto sejenak "Kau yang bernama Yakisaka Yuuto?"

"Ya, benar."

"Jaga Ruka karena bisa saja Amano membunuh putriku."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

"Ayah jangan membebani Yakisaka-san!!! Dialah yang dalam bahaya karena kejadian 10 tahun yang lalu. Kejadian yang pernah Ayah dan Ibu alami dulu akan kami alami di masa ini."

"Lalu?" Pria tersebut menatap Ruka dan Yuuto dengan tatapan selidik "Apa ada hubungannya?"

"Jika Yakisaka-san ditelan Iblis itu, akupun juga ikut tenggelam."

Yuuto teringat ucapan Mira tentang cara menghentikan kutukan kegelapan yang terulang tersebut "Tuan, apa aku bisa membunuh orang yang bernama Kurohaku Amano?"

Baik Ruka maupun pria tersebut terkejut dengan pertanyaan Yuuto yang condong ke arah pembunuhan. Mereka menyadari sesuatu yang janggal dari pertanyaan pemuda bersurai biru muda tersebut.

"Bisa. Ini juga salahku karena tidak berpikir untuk membunuh Amano 10 tahun yang lalu."

"Ayah.... "

Manik coklat milik Yuuto menatap Ayah dan anak dari keluarga Hoshikawa tersebut dengan tatapan biasa "Jika aku bisa membunuhnya, apa semuanya akan berakhir?"

"Ya."

Yuuto mulai memantapkan diri meskipun nyawanya jadi taruhannya "Baiklah, akan kulakukan."

****

"Kau yakin ingin membunuhnya, Yakisaka-san? Sangat beresiko sekali."

"Apa boleh buat, Ruka. Nyawa sekolah kita dalam bahaya."

"Tapi, perlindunganmu belum cukup karena aku separuh vampire."

"Aku tahu itu, Ruka. Tapi, aku tidak mau kegelapan terus berlanjut."

Ruka langsung bungkam mendengar ucapan Yuuto yang dianggap masuk akal tersebut. Terdakwa kasus 10 tahun yang lalu dan kasus-kasus lainnya di masa lalu, Kurohaku Amano telah mengibarkan bendera perang pada para saksi kegelapan SMA Akatsuki 10 tahun silam

"Oh, ya. Yakisaka Yuuto, apa kau memegang buku diaryku?"

Jleb!!!

Yuuto seperti ditusuk oleh 1000 belati mendengar pertanyaan pria yang bernama Hoshikawa Riki tersebut. Keringatnya terus bercucuran mengingat dirinyalah yang menemukan buku tersebut

"I-iya.... aku yang memegangnya.... "

"Untuk mencari tahu kebenaran di balik kegelapan sekolah ini kan?"

"Ka-kalau itu.... "

Brak!!!

Crash!!!

"Aaaa!!!"

Mereka bertiga mendengar sebuah suara teriakan yang memekakkan telinga. Ruka segera menutup manik merahnya dengan penutup matanya dan merekapun keluar dari perpustakaan lama menuju TKP

Drap drap drap....

Crash!!!

"Sial, sepertinya kita terlambat."

"Bagaimana ini, Ayah? Korban terus berjatuhan."

"Tenang dulu, Ruka. Pasti ada jalan keluarnya."

Mereka menghentikan langkah mereka. Langkah mereka terhenti di depan ruang perpustakaan baru.

"Perpustakaan baru?" Yuuto dan Ruka membeo sejenak

"Sebaiknya kita periksa."

Brak!!!

Pintu perpustakaan baru terbuka dengan lebar dan ketiga pasang manik tersebut menangkap pemandangan yang tak menyenangkan. 2 orang mayat tergeletak duduk di kursi baca dan seluruh tubuh mereka berlumuran darah. Salah satu mayat tersebut kehilangan kedua bola matanya.

"I-ini.... " Tubuh Yuuto mulai gemetar dan memundurkan langkahnya sedikit demi sedikit.

"Ya, inilah yang pernah terjadi 10 tahun yang lalu. Kejadian yang mirip dengan tahun 2011 di mana separuh dari sekolah ini tewas."

"Separuh?"

"Ya." Manik merah milik Riki menatap ke arah jendela perpustakaan "Langitnya semakin gelap dan sebentar lagi Sang Iblis bangkit."

Hening sejenak...

"Bagaimana cara mengatasinya, Ayah?  Kami tidak mau kejadian di masa lalu terulang kembali."

Riki hanya menyunggingkan senyumannya "Ikuti petunjuk yang ada dan rencanakan apa yang kalian lakukan."