Andrea duduk di kursi pesawat dengan kesal. Ia tak menyangka Silvy tak berada di pihaknya malah menginginkannya mengikuti party bersama rekan artis yang lain.
"Maaf, tapi kita perlu memperluas jaringan, Andrea. Kau tak boleh selamanya berlindung di bawah Tuan tampanmu itu. Kau bilang kau harus mandiri, kan?" ujar Silvy.
"Ia, tapi kau harusnya tanya dulu padaku," keluh Andrea sambil menutup matanya dan menyilangkan kedua matanya.
"Andrea," seorang laki laki terdengar memanggil Andrea.
Andrea diam sejenak, membuka penutup matanya, lalu menoleh. Ya, dia adalah Rendy Wijaya. Dalam hati, Andrea sangat takut. Tapi, Silvy tak tahu menahu apa yang terjadi.
Sehingga ia tak ingin membuat suasana menjadi aneh.
Pria itu duduk di sisi lain di kursi yang ditumpangi Andrea.
"Untuk apa kau mengikutiku?" tanya Andrea ketus.
"Kau sudah tahu aku batal bertunangan, kan?" ujar Rendy.
"Tak ada urusannya denganku," sahut Andrea kasar.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com