webnovel

34. Jack Yang Tampan

Selama seminggu penuh, Jack rutin mengajak Briella untuk berolahraga di pagi hari.

Tentang ucapan Jack mengenai membersihkan ruang gym, pria itu tidak sekedar basa-basi. Jack benar-benar mempersiapkan ruang gym di rumahnya itu khusus untuk Briella.

Selama ini, Briella tidak pernah mempergunakan ruangan itu sama sekali. Ia tidak begitu suka berolahraga. Namun, ia berniat untuk turun sekitar tiga atau empat kilogram lagi supaya ia terlihat lebih langsing lagi.

Berat badannya memang sudah melebihi yang seharusnya meski ia tidak terlihat terlalu gemuk. Dan, Jack adalah pelatih yang sangat baik. Pria itu menyemangati Briella selama seminggu penuh ini.

Meski Briella lelah dan tidak ingin berolahraga, tapi karena Jack selalu menarik dan memaksanya, akhirnya, ia menurut juga.

Ayah dan ibunya saja tidak pernah menyuruhnya untuk berolahraga. Berbeda dengan Jack yang bersama-sama dengannya, mendukungnya untuk mewujudkan impiannya. Jack memang ayah pengganti yang sangat baik.

Dalam seminggu itu, Briella berhasil turun dua kilogram. Itu adalah pencapaian yang sangat luar biasa. Selama sepuluh tahun terakhir, Briella tidak pernah turun berat badannya barang satu kilogram pun.

Namun, berkat kerja kerasnya kali ini serta dukungan dari Jack, ia telah membuat jarum timbangan bergeser ke kiri. Luar biasa.

Hari itu, Briella dan Vanessa sedang merias wajahnya di salah satu salon langganan ibunya Briella. Ia sangat bangga saat sang pelayan salon membantunya untuk mengenakan gaun merah itu. Vanessa pun berdecak kagum melihat progresnya selama seminggu ini yang ternyata sangat baik.

"Apa kamu sudah memberitahu Patrick kalau kita akan bertukar pasangan?" tanya Vanessa yang terdengar khawatir.

"Uhm, aku belum sempat mengatakannya," ucap Briella sambil meringis. "Maafkan aku, Van. Aku benar-benar lupa."

"Ya sudah, tidak apa-apa," ucap Vanessa. "Aku tidak keberatan jika aku berdansa dengan Om Jack. Seperti katamu, dia memang sangat tampan."

"Apa? Memangnya kamu sudah melihatnya?"

"Yap. Aku melihatnya tadi waktu kamu naik lebih dulu ke ruang ganti. Om Jack sudah di bawah sana untuk menunggu kita," kata Vanessa sambil tersenyum.

"Oh ya?" Vanessa mengangguk. "Ya sudah, kalau begitu kita harus cepat."

Setelah mengambil foto berdua dengan Vanessa selama beberapa kali, akhirnya Briella dan Vanessa pun turun dan menghampiri Jack yang memang tampak sangat luar biasa seperti seorang pangeran.

"Om Jack?" Briella membelalakkan matanya.

"Ya, Briella yang cantik? Kamu benar-benar cantik sekali seperti mamamu," puji Jack yang menatap Briella dari atas ke bawah.

"Tidak, tidak. Aku tidak ingin kamu memujiku, Om. Aku justru yang ingin memujimu. Setiap kali aku melihamu hanya mengenakan kemeja hitam, celana hitam membosankan itu. Tapi sekarang …."

Briella menghela napas sambil menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu kalau Om Jack bisa terlihat tampan dan elegan dengan jas yang mengkilap itu. Benar-benar pas sekali."

"Terima kasih. Ini adalah jas tua. Aku memakainya saat di pernikahanku dulu," ucap Jack bangga.

"Ah." Briella mengangguk pelan sambil melebarkan matanya.

"Ayo kita pergi," ajak Jack.

"Om! Biar aku yang jadi pasangan kencanmu ya, Om!" seru Vanessa yang menyusul di hadapan Jack.

Lalu Jack menoleh pada Briella yang kemudian mengangguk. "Ya, terserah saja. Aku bisa bersama Patrick."

"Kamu kan memang pasangan kencannya Patrick," sahut Vanessa sambil tersenyum jenaka.

Briella terkekeh. "Ya sudah kalau begitu."

"Apa Patrick akan menjemputmu di sini?" tanya Vanessa.

"Ya, seharusnya dia sudah datang sejak tadi."

Jack langsung berdeham. "Aku tidak suka pada pria yang telat."

"Ya sudah, kita tunggu dulu Patrick sebentar lagi."

Lalu mereka bertiga duduk di ruang tunggu. Vanessa yang tadinya tampak menolak berpasangan dengan Jack, malah sekarang jadi semakin akrab.

Mereka mengobrol berdua, sementara Briella mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Patrick. Ternyata pria itu menjawab pesan singkatnya.

"Sebentar lagi aku tiba di salon ya, El. Maaf aku telat. Tadi ada sedikit masalah. Aku harap kamu tidak marah padaku," jawab Patrick.

Briella tersenyum sambil mengangguk dan membalasnya. "Tidak apa-apa, Patrick. Aku akan menunggumu di salon. Hati-hati di jalan ya."

"Kalian pergi duluan saja," ujar Briella pada Jack dan Vanessa. "Nanti biar aku dan Patrick menyusul."

"Tidak," ucap Jack tegas. "Bagaimana jika anak itu tidak jadi menjemputmu."

"Tapi nanti kalian bisa terlambat."

"Lebih baik aku dan Om Jack terlambat," ujar Vanessa. "daripada kamu diam di sini, menunggu Patrick yang tidak datang-datang."

Briella meringis. "Maafkan aku ya. Aku tidak bermaksud membuat kalian menunggu."

"Tidak apa-apa, El," ucap Vanessa sambil tersenyum.

Tiba-tiba, ada sebuah pesan singkat. Briella membukanya dan terkejut ketika melihat nomor tidak dikenal yang tertera di ponselnya.

"Apa kamu sudah mengerjakan tugasku dari Pak Adrian? Sebaiknya kamu mengirimkan dokumennya hari ini juga supaya aku bisa memeriksanya."