webnovel

The Hidden Smile

Nadia menghembuskan napasnya, lalu berjalan melewati Intan. "Gue denger, lo anak adopsi, ya?" tanya Intan tiba-tiba membuat Nadia seketika terhenti. "Harusnya lo tuh jadi cewek baik-baik! Udah anak adopsi, nggak tau diri pula!" kecamnya lagi. Apakah fakta tentang Nadia yang adalah anak adopsi membuat Intan semakin bersemangat untuk mengecam gadis itu, hari ini? "So, you figured it out, huh?" jawab Nadia ringan sambil memperhatikan raut wajah Intan. "Jadi, itu bener?" tanya Intan menantang. ------------------------------------- Nadia adalah seorang gadis SMA biasa yang mencoba menjalani kehidupannya yang normal dengan menjaga rahasianya dari seluruh dunia. Nadia takut bahwa jika rahasianya terkuak, hal itu akan menyakiti keluarganya, maka itu yang membuatnya dingin pada semua orang. Namun tidak setiap hari semua orang dapat menjalani kehidupan yang mereka mau. Rahasianya sedikit demi sedikit mulai terbongkar oleh orang-orang yang membencinya. Bagaimana Nadia dapat menerima situasi tersebut? -------------------------- Disclaimer : Ini adalah cerita asli tulisan sendiri dan bukan terjemahan.

Weird_Unicorn · Adolescente
Classificações insuficientes
97 Chs

Epilog #1

Sudah empat bulan berlalu sejak pertemuan Nadia dengan Heny. Daniel tidak ada kabar. Banyak orang yang tidak menanyakan kabar Daniel dan Heny, namun mengharapkan yang terbaik untuk mereka.

Sore ini suasana rumah Nadia cukup ramai. Di ruang tamu ada Papa dan David yang berbincang bersama Ayah Alex dan Papa Steven, di dapur ada Mama dan Tante Rossari yang repot menyiapkan makanan bersama Rebecca dan Mamanya, sedangkan di kolam renang ada Alex, Nadia, dan Steven yang sedang menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Amel, Grace, dan Henry.

Percakapan mereka terasa sangat serius sekaligus seru, hingga akhirnya Mama datang dan menyuruh para gadis untuk menata meja makan yang sudah diletakkan oleh para pemuda di halaman belakang di samping kolam renang.

"Jadi, lo udah nggak sama si Mellisa lagi?" tanya Steven pada Alex saat para gadis sudah pergi.

"Iya."

"Udah lama?" tanya Steven menyelidik.

"Kenapa emangnya?" tanya Alex kesal.

"Ya nggak kenapa-kenapa, sih… Cuman kemaren ada cewek yang ngubungin gue dan namanya Mellisa. Ya gue kira aja itu mantan lo." Jawab Steven santai.

"Ya kalo emang mantan gue juga, emangnya kenapa? Kalo lo suka ya udah, kalo lo nggak suka juga nggak papa." Jawab Alex santai.

"Lo berdua, masih aja sensi-sensian gitu, ye?" tanya Henry heran.

"Apaan sih?!" kata Alex dan Steven bersamaan dan membuat Henry tertawa lalu pergi membantu para gadis.

Alex dan Steven sama-sama merasa canggung saat Henry pergi. Keduanya terdiam lalu mengutak-atik ponsel masing-masing seakan tidak menghiraukan keberadaan satu sama lain.

Steven menoleh dari ponselnya pada Nadia dan terpaku beberapa saat memandang gadis itu. Tanpa sengaja, Nadia juga menatapnya. Keduanya saling menatap beberapa saat hingga akhirnya Nadia tersenyum padanya. Steven juga membalas senyum Nadia sebelum Nadia berpaling darinya. Entah mengapa hanya melihat senyuman Nadia membuatnya salah tingkah.

Steven berpaling pada Alex lalu teringat sesuatu. "Lo jadi kuliah bareng Nadia, kan?" tanya Steven tenang. Alex menatapnya sesaat lalu mengangguk.

"Gue tau lo selalu jagain Nadia, bahkan sebelum gue ada. Jadi gue harap lo bakal terus begitu dan nggak ninggalin dia." Kata Steven serius.

Alex menatap Steven dan memahami apa yang dirasakan Steven saat Ia mengatakan hal itu. Untuk saat ini, Alex tidak bisa membalas dengan respon menyebalkannya seperti biasa.

"Pasti. Lo bisa percaya sama gue." Jawab Alex serius lalu mengulurkan tangannya dan berjabat tangan dengan Steven. Satu hal yang belum pernah mereka lakukan sejak pertama kali bertemu.

Makanan akhirnya telah siap dan semua orang duduk di meja makan, saling berbincang dan tertawa. Papa tiba-tiba mengetuk gelas dan membuat semua orang terdiam dan menatap Papa.

Papa kemudian mempersilahkan David untuk berbicara dan membuat semua pandangan berbalik pada David.

"Well, selamat sore dan selamat datang di rumah kami." Kata David membuka dan dibalas dengan senyuman semua orang.

"Puji syukur karena wedding ceremony dan wedding party dua bulan lalu sudah membuat Saya dan Rebecca sah." Lanjutnya yang membuat beberapa orang tertawa.

"Dan hari ini, saya ingin menceritakan sesuatu. Jadi, tiga hari yang lalu, pagi-pagi sekali saya dibangunkan oleh istri saya dan membuat kami terburu-buru ke rumah sakit. Dan puji syukur lagi, Rebecca hamil." Katanya lalu tersenyum pada Rebecca dan disambut dengan tepuk tangan dan ucapan selamat dari semua orang.

"Puji Syukur kalau begitu. Kami juga, sore ini membuat sebuah makan malam sederhana untuk Nadia dan Alex yang akan berangkat dua hari lagi ke London. Karena entah bagaimana ceritanya, mereka meminta untuk kuliah di sana." Kata Papa yang membuat mereka berbalik dan memandang Alex dan Nadia yang duduk berdampingan.

Keduanya hanya memandang semua orang lalu tersenyum dengan aneh dan membuat semua orang tertawa. Makan malam akhirnya dimulai dan berjalan dengan suasana hangat seperti yang diharapkan.

DON'T FORGET TO LEAVE A TRACE PLEASE...

so be kind to COMMENT AND VOTE

p.s* your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

Weird_Unicorncreators' thoughts