Namara memeluk tubuh Eros dengan erat, sangat erat hingga pria itu merengkuh tubuhnya. "Tidak apa-apa. Tenanglah. Kendalikan pikiranmu," ucap Eros.
"Aku melakukan kesalahan," lirih Namara dengan suara yang bergetar. Dia merasa takut dan bersalah.
"Siapa pun pasti pernah melakukan kesalahan," ujar Eros. "Jangan takut. Barang kali sihir itu memang seperti ini."
Namara menelan ludahnya. Setelah beberapa saat akhirnya perasaannya menjadi lebih tenang. Benar, di buku itu tidak ada keterangan sihir secara jelas. Jadi, dia tidak tahu apa yang akan terjadi.
Mungkinkah kabut ini memang bukan kesalahan? Mungkin mantra sihir yang dia baca memang digunakan untuk menciptakan kabut seperti ini?
"Fokuskan pikiranmu. Cobalah untuk mengendalikan kabut ini," ucap Eros yang kemudian melepaskan tubuh Namara.
Akhirnya Namara mengangguk. Dia menatap pria di hadapannya yang diselimuti oleh kabut tebal. Meskipun tampak samar, dia masih bisa melihatnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com