Namara terus mencari selama beberapa saat. Dan selama itu pula Arvos terus menggangunya dengan gulungan-gulungan yang sama sekali tidak berguna. Karena merasa lelah akhirnya Namara berbicara, "Arvos, hentikan ini. Itu hanya akan menyulitkanmu."
Arvos langsung terdiam. "Jika ada yang kau inginkan, katakan saja padaku," imbuh Namara dengan malas.
Setelah mendengar itu akhirnya Arvos langsung melihat ke sekeliling. Di sana tidak ada banyak orang yang terlihat. Teman-temannya juga sebelumnya sudah disuruh pergi.
"Penglihatanmu memang sangat bagus, Nona."
Namara menyipitkan matanya. "Jadi?"
Arvos tidak langsung menjawab. Dia menatap Namara dengan serius. "Aku hanya ingin kau membantuku."
"Katakan," ucap Namara langsung.
"Aku ingin kau membantuku untuk menjadi murid Guru Tiaria. Orang tuaku tidak akan senang jika tahu aku tidak menjadi muridnya," lirih Arvos dengan sedikit malu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com