"Nona, apa kau yakin kita akan langsung pergi ke istana klan Seribu Bintang?" tanya Lyco.
Namara terdiam sebentar. Sepertinya datang ke istana klan Seribu Bintang akan terlalu terburu-buru. Dia seharusnya masih bisa mencari petunjuk di tempat lain.
Ya, apalagi istana klan Seribu Bintang bukan berada di kota ini. Dia perlu melakukan perjalanan yang cukup jauh lagi.
"Sepertinya aku tahu harus pergi ke mana," gumam Namara. Kemudian seringaian muncul di bibirnya.
"Ke mana? Kau terlihat sangat mencurigakan," selidik Gallos.
Namara tidak mengatakan apa-apa. Dia segera melangkah mendekati seseorang yang kebetulan lewat. "Permisi, boleh aku tahu di mana rumah Tuan Kota?"
Orang itu pertama-tama merasa bingung dengan kedatangan Namara yang tiba-tiba. Namun, setelah beberapa saat dia pun mengangguk setuju.
"Rumah Tuan Kota kebetulan tidak jauh dari sini. Kau hanya perlu mengikuti jalan ini sampai di persimpangan. Rumah Tuan Kota ada di kanan persimpangan persis," balasnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com