Ketika tiba di tempat tinggal para pelayan, Namara langsung menerima tatapan yang aneh dari beberapa pelayan. Mungkin mereka merasa heran dan bingung kenapa Namara menghilang semalaman.
Sysi langsung mendekati Namara dan menariknya menjauh. Dia menatap Namara dengan marah. "Ke mana saja kau semalaman?! Apa kau ingin bolos bekerja?!"
Namara menggeleng. Dia menatap Sysi dengan santai. "Sysi, sepertinya kau lupa. Aku ini bukan pelayan sungguhan. Aku bebas ingin pergi dan pulang kapan pun aku mau."
Wajah Sysi berubah menjadi kaku. Dia merasa marah mengingat hal itu. Kadang dia ingin menghukum atau membuat masalah untuk Namara. Namun, dia tidak memiliki banyak keberanian untuk melakukannya.
Angin berembus meniup dedaunannya. Saat itu tiba-tiba Sysi mencium bau darah dari tubuh Namara. Keningnya langsung berkerut. Dia menjadi sedikit resah.
Namara tidak membunuh seseorang, kan?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com