saat berusia 8 tahun, aku mengalami trauma hebat. jika anak-anak lain bisa berlari ke sana-sini sambil mengulum Lollipop dan bernyanyi riang, Aku justru meringkuk di kamar dengan tampang menyedihkan.
pada suatu akhir pekan, aku dan orang tuaku pergi berlibur ke sebuah perbukitan. di hari itu, nasib kami nahas. mobil kami jatuh ke jurang, aku satu-satunya yang selamat dalam kecelakaan, tapi aku merasa keberuntunganku itu mengenaskan. Aku bocah kecil yang penuh luka hanya bisa termangu, tak tahu harus melakukan apa di hadapan jasad kedua orang tuaku yang telah terbujur kaku. kakekku adalah satu-satunya keluarga yang masih aku miliki. dia begitu khawatir padaku yang hanya membisu dengan tatapan kosong.
suatu saat, adalah kecil Datang di kediaman kakek. Dia adalah anak pekerja baru kakekku. seperti aku, ayahnya juga telah meninggal. belakang aku baru tahu, kakek dan Pak Oh ( Bodyguard orang tuaku kala itu ) memang sengaja membawa anak itu untuk menemuiku. niat mereka baik, tapi menurutku adalah kesalahan besar. karena yang datang bukan sebayaku, melainkan seorang anak 5 tahun yang terbilang cukup menyebalkan.
Namanya Choi Jungkook. dia bermata bulat, hidung dan giginya seperti kelinci. dan yang paling lucu bagiku adalah kerut-kerut di sudut kedua matanya yang tercipta ketika dia tersenyum.