webnovel

The Ancient Dragon is Me ?

Sebenarnya aku ingin dihidupkan kembali di dunia ini sebagai manusia normal. Namun, sepertinya Dewa tidak bisa melakukan itu dan menghidupkanku sebagai The Ancient Dragon. Naga Kuno yang memiliki kekuatan untuk menghancurkan dunia. Tentu saja aku tidak akan menghancurkan dunia dengan kekuatan ini, aku hanya ingin untuk lebih menikmati hidup disini.

Koi_san · Fantasia
Classificações insuficientes
4 Chs

Shout of The Ouroboros

Pemandangan yang mengerikan terlihat, dimana mayat-mayat bergeletakan menghiasi tanah dengan darah segar yang masih mengalir dari tubuh. Ada sekitar 20 puluh mayat manusia dan 2 mayat kuda yang bisa kulihat. Dengan pakaian armor besi yang terpasang lengkap dari atas sampai bawah dan sebuah kereta kuda dengan simbol yang tergambar di pintunya membuatku berasumsi bahwa orang-orang ini adalah prajurit dari salah satu kerajaan.

Aku yang melihat dari kejauhan dibalik pepohonan terdiam sesaat untuk memantau situasi. Entah kenapa aku Sangat tenang dan tidak merasakan apapun melihat kejadian ini, seharusnya rasa takut dan teror sudah meliputiku begitu melihat betapa mengerikannya pemandangan yang kutemukan. Apakah perubahanku menjadi naga kuno telah berpengaruh terhadap kondisi mentalku ?

Disisi lain, monster yang terlihat seperti beruang besar dengan tinggi mencapai 4 meter berdiri dengan kedua kaki belakangnya. Kristal-kristal yang menempel di beberapa bagian seperti punggung dan kakinya memantulkan cahaya dari bulan yang membuatnya bersinar. Cakar panjang yang monster itu miliki terlihat kuat dan tajam bahkan besi-besi yang dijadikan armor oleh para prajurit itu menjadi tidak ada artinya.

Monster itu berjalan sambil mengenduskan hidungnya seperti sedang mencari sesuatu. Langkah kakinya yang berat perlahan berjalan menghampiri kereta kuda, dengan sosoknya yang besar dia berdiri tepat didepan pintu kereta kuda.

GRRAAAWWWRRGGGHHHH !!

Raungan keras dari monster itu mengeluarkan aura intimidasi yang sangat kuat. Itu terlihat dari seisi hutan yang tampak berguncang akibat raungannya. Burung-burung berterbangan lebih banyak daripada sebelumnya. Seperti menunjukan siapa penguasa di hutan ini.

Namun, hal yang tak terduga terjadi tepat didepan mataku. Pintu disisi lain kereta kuda terbuka dan seseorang berlari dari sana. Rambut panjang berwarna pirang bertebaran karena hembusan angin dengan gaun putih mewah yang gadis itu kenakan terlihat sangat anggun dibawah sinar bulan yang terang malam ini. Untuk sesaat aku terpesona melihatnya.

Tunggu, apa yang aku pikirkan ? bukan waktunya untuk terpesona. Ada seseorang yang masih hidup disana, setidaknya aku harus menolongnya. Tetapi bagaimana caranya ? Skill-skill yang aku miliki belum jelas dan waktu pembayanganku tidak efisien disituasi yang genting saat ini. Ditambah saat ini aku telanjang, apakah tidak apa-apa jika aku langsung menerjang dikondisi saat ini ? Tapi didepan seorang gadis setidaknya aku punya sesuatu yang menutupi area selangkanganku.

Sial, pandangan monster sudah beralih kepada gadis yang sedang berlari itu. Monster itu mulai menggerakan langkahnya yang berat lagi, dan kali ini seakan tidak ingin mangsanya kabur monster itu mempercepat langkahnya. Sedangakan gadis itu terus berlari meski gaun yang dikenakan menghambat larinya. Dengan rasa putus asa dia mati-matian melangkahkan kakinya berjuang untuk terus hidup, hingga akhirnya ia tersandung dan mendaratkan tubuhnya ditanah.

Sang Monster perlahan mulai mendekat.

Sial... Jika saja Dewa itu memberi pengetahuan dunia ini mungkin aku akan lebih mudah memikirkan apa yang harus kulakukan dan lebih tahu tentang apa saja yang bisa dilakukan naga kuno. Ayo berpikir ! Berpikir ! Berpikir !

(Kenapa kau tidak berubah saja menjadi naga ?)

Itu benar, aku harus berubah menjadi na- Eh ? Siapa ? Siapa yang berbicara denganku ? Suaranya seperti langsung terdengar di kepalaku. Aku yakin tidak ada seseorang disekitar sini, jadi siapa yang berbicara denganku ?

(Sudah jangan terlalu banyak berpikir, kau ingin menyelamatkan gadis itu kan ? Jika seperti itu, cepatlah ikuti kata-kataku atau dia akan mati)

Aku tidak punya banyak waktu, tidak ada pilihan lain selain mendengarkannya.

[Physic Skill : Body Exchange]

Seperti sebelumnya, tubuhku di selimuti oleh kabut hitam dan sedikit demi sedikit mulai membesar. Seluruh area disekitarku seperti mengecil menjadi miniatur, tinggi badanku yang telah berubah mengakibatkan pandanganku meluas akibat tidak adanya pohon yang menghalangi. Setelah beberapa detik berlalu seluruh tubuhku telah berubah menjadi naga.

BUUMM~ BUUMM~

Aku yang kehilangan sedikit keseimbangan mencoba memperbaiki posisi kakiku. Sepertinya aku belum terbiasa menggunakan tubuh ini, Akibatnya tanah yang kuinjak menimbulkan gempa skala kecil disekitar kakiku dan beberapa pohon hancur terinjak.

Getaran yang ditimbulkan kakiku mencapai monster itu. Sadar akan keberadaan makhluk lain, Monster itu mendongak kan kepalanya dan menoleh kearahku. Mata monster itu saling bertukar tatap denganku. Disini aku sedikit terkejut, bukan dari tatapan mata monster itu tapi aku sekali lagi tercengang dengan tubuh naga ini. Dengan tidak adanya langit-langit seperti di gua, disini aku bisa berdiri dengan tegak. Saat melihat monster itu aku menyadari perbedaan ukurannya sangatlah mengejutkan, padahal saat aku berwujud manusia dia terlihat besar dan harus mendongak kan kepala untuk melihat matanya. Namun, saat ini monster itu yang mendongak kan kepala dan bahkan ukurannya saat ini jika diibaratkan dia hanya sebesar jari kelingking ku saat ini. Hahaha... Saat ini aku benar-benar naga berukuran ratusan meter.

(Saat ini bukan waktunya untuk tertawa. Daripada kau terus menerus menatap monster itu, cepatlah berteriak sekuat tenaga.)

Lagi-lagi suara itu masih terdengar meskipun aku sudah menjadi naga. Sebenarnya siapa orang ini ? Dan jika dipikir-pikir kembali dia mengetahui bahwa aku seekor naga, didunia ini aku belum menemui siapapun jadi mustahil orang dunia ini akan menyuruhku seperti ini sedangkan saat ini yang baru mengetahui aku adalah seekor naga hanyalah Ain sang Dewa.

'Eh ? Jangan-jangan... Kau Ain ?'

(Ping-pong... Tepat)

Dasar.... Dewa sialan !

"RRAAAAARRRRGGGHHHHH!!!!!"

[Ouroboros Skill : All Mighty Shout]

Semua rasa kesal yang kurasakan dituangkan dalam teriakan yang sangat amat keras. Namun, sepertinya dalam bentuk saat ini lebih tepat disebut dengan raungan dari seekor naga yang sangat amat keras. Dari raungan yang kubuat menimbulkan angin yang sangat kuat hingga seluruh pepohonan dihutan ini penuh dengan suara menggerisik dari dedaunan yang saling bergesekan dengan cepat.

Selama kurang lebih 1 menit aku meraung, suasana setelahnya terasa begitu aneh. Aku pun menutup mulutku dan melihat sekelilingku. Berbeda dengan raungan monster sebelumnya, kali ini raunganku membuat suasana begitu sunyi, tidak ada burung yang berterbangan satu pun.

Ini aneh, aku yakin jika raungan yang barusan kulakukan itu lebih keras dibandingkan monster beruang tadi saat meraung. Tapi mengapa situasi sekarang menjadi seperti ini ? Saat aku melihat kebawah, monster beruang itu hanya terdiam sambil melihatku. Apa aku tadi tidak sekuat tenaga ?

(Dasar bodoh... !)

Uwa... ! Suara yang saat ini tidak ingin kudengar, tiba-tiba masuk ke dalam pikiranku dengan nada tinggi.

'Berisik ! Apa kau bisa untuk tidak berteriak didalam kepalaku ? Lagian, untuk apa kau berteriak seperti itu ? Aku lah yang harusnya berteriak seperti itu kepadamu ! Mana pengetahuan dunia ini yang kau janjikan kepadaku !?'

(Hah !? Untuk apa ? Apa kau tidak menyadari yang telah kau lakukan ? Kau baru saja menebarkan aura intimidasi yang sangat kuat keseluruh hutan ini dan suara raunganmu terdengar diseluruh benua ini. Aura intimidasi yang kuat itu menyebabkan seluruh makhluk yang ada dihutan ini ketakutan dan berlarian entah kemana, itu termasuk monster-monster yang hidup dihutan. Dengan kata lain jika monster-monster itu berlarian menuju ke kerajaan manusia atau demi-human yang lain, itu akan membawa bencana. Lihat beruang yang ada dibawahmu, saking ketakutannya dia menjadi lumpuh.)

Setelah mendengar penjelasan Ain aku merasa bersalah jika itu menimbulkan bencana. Tapi tunggu...

'Oi !!! Bukankah kau yang menyuruhku untuk berteriak sekuat tenaga tadi !? Dan sekarang kau ingin menyalahkanku untuk itu ? Dasar dewa tidak berguna !'

(Apa kau bilang !?)

'Hah~ Sudahlah, nanti akan aku pikirkan cara menanganinya. Sekarang mana pengetahuan dunia ini yang kau janjikan itu ?'

(Dasar ! Seharusnya kau juga memperkirakan kekuatan yang akan kau keluarkan, dan bersyukurlah karena ada aku yang datang memberimu saran)

Dewa sialan, semakin lama dia berbicara rasa kesalku semakin bertambah. Apa dia tidak pernah berkaca tentang dirinya ? Dengan sifat yang seperti itu mengapa dia bisa menjadi dewa ? Sial, aku malah berpikir yang tidak penting.

'Iya iya, jadi mana pengetahuan yang kau janjikan ?'

(Dari tadi yang kau pedulikan hanya tentang pengetahuan ini-pengetahuan itu, apa tidak ada yang lain ? Lagi pula selesaikan saja dulu urusanmu, jika sudah selesai aku akan menjelaskannya padamu. lihat gadis itu belum selamat.)

Sial, aku hampir lupa jika ada gadis yang selamat. Jika raungan yang tadi kubuat bisa sampai membuat monster ketakutan setengah mati, bagaimana dengan dia ? Aku melihat lagi disekitar monster beruang itu berdiri. Tidak jauh dibelakang moster itu aku melihat gaun putih yang sedikit ternoda oleh tanah akibat dia terjatuh tadi, namun tampaknya dia terbaring lemas dengan mata tertutup. Ah... sepertinya dia pingsan karena raunganku. Syukurlah... jika dia masih hidup.

Sekarang waktunya untuk mengakhirinya, dengan tubuh naga ini sepertinya tidak perlu aku mengeluarkan skill ku. Aku tidak ingin jika skill yang nanti aku keluarkan berakhir dengan membawa bencana lagi. Perlu waktu agar aku bisa dengan benar menggunakan tubuh naga ini, jadi untuk mengakhiri ini aku hanya mengangkat tanganku dan mengepalkannya. Aku mengambil posisi dengan mengangkat bahuku dan menarik lenganku kebelakang, dengan ini posisi sudah siap.

(Hati-hati... atur kekuatanmu hingga minimum agar kerusakan yang kau timbulkan tidak parah)

Mendengar perkataan Ain, aku pun mencoba mengatur kekuatan yang akan kulepaskan melalui tanganku. Fokus...

BOOM !

Tinjuku menadarat tepat dimana monster beruang itu berdiri, dan sepertinya aku berhasil mengendalikan kekuatanku. Tinju yang kulepaskan dengan tubuh naga ini hanya menimbulkan lubang seperti meteor yang mengahantam bumi dengan sekala kecil. Syukurlah aku tidak menimbulkan bencana.

Namun, tidak lama setelah itu suara yang lain ikut menyusul.

DUARR~DUAARR~

Gelombang kejut susulan yang diakibatkan tinjuku berbunyi bergilir beberapa kali dibarengi oleh getaran dan retaknya tanah menjadi berbentuk seperti jaring laba-laba yang melingkar, dengan tanganku yang masih menyentuh tanah sebagai pusatnya. Oh... tidak, padahal aku sudah berusaha agar kekuatan yang kukeluarkan seminimum mungkin.

(Apa yang kau lakukan !?)