webnovel

WIZARDY MIGHTS OF JUBILANT JAY

Ingin tahu mengapa melawan sekelompok 𝘴𝘰𝘳𝘤𝘦𝘳𝘦𝘳 ritus timur sangat merepotkan, padahal jumlah 𝘸𝘪𝘻𝘢𝘳𝘥 Magisterium yang ikut bertarung lebih dari dua kali lipat jumlahnya?

Selain dari fakta bahwa sebagian aliran sihir timur erat dengan penerapan kultivasi—Memperkuat tubuh, jiwa, dan pikiran sekaligus untuk menghasilkan kekuatan sihir yang lebih besar (bahkan demi mencapai pendewaan atau theosis)—Ilmu 𝘞𝘪𝘻𝘢𝘳𝘥𝘳𝘺 dapat dibilang terlalu 'dangkal', setidaknya bagi praktisi ilmu mistis lain. Benar, jika kebanyakan dari 𝘸𝘪𝘻𝘢𝘳𝘥 adalah orang-orang yang hanya mengandalkan otak. Dengan kepintaran mereka, sifat inovatif mereka, kerap kali menemukan 'jalan pintas' dalam menguasai sihir, baik melalui metode ataupun penciptaan benda-benda sihir baru. Akan tetapi, tanpa kedua aspek lainnya, imbas yang malah didapatkan adalah aliran sihir 𝘞𝘪𝘻𝘢𝘳𝘥𝘳𝘺 sulit berkembang dalam hal mantera. Tentu saja ini bertentangan dengan visi jalan pintas itu dibuat. Salah satu contoh kedangkalan tersebut ialah fakta bahwa 𝘞𝘪𝘻𝘢𝘳𝘥𝘳𝘺 kekurangan mantera untuk menciptakan duplikasi gambar sang kastor—bayangan, bisa dibilang—yang dapat bertindak maupun bertarung sendiri. Benar-benar payah.

Sebagian 𝘴𝘰𝘳𝘤𝘦𝘳𝘦𝘳 yang berada di ruangan sebaliknya menguasai sihir duplikasi imaji. 'Icons of Imajik', sihir yang menciptakan klon si kastor yang keluar dari tubuhnya. Tak heran jumlah mereka berlipat ganda, bahkan hampir mengalahkan jumlah penyihir Magisterium!

Ilmu 𝘞𝘪𝘻𝘢𝘳𝘥𝘳𝘺 mungkin pilihan terakhir bagi seseorang yang ingin belajar sihir (seperti mereka punya pilihan saja!). Tapi bukan berarti para sarjana ini kalah telak. Sejarah sudah mencatat keperkasaan intelektual sihir mereka. Sejarah berkata sebaliknya, dan para praktrisi 𝘞𝘪𝘻𝘢𝘳𝘥𝘳𝘺 yang terjebak dalam ilusi ruang tidak berencana untuk menodai rekor tersebut.

"Hei jangan hanya Barthie yang menghalangi pintu tersebut! Bantu dia!" seru Grand Magus Haddock di tengah peliknya pertandingan.

Rahib-rahib itu memang mulai menggeser fokusnya untuk mengejar sosok Alicia yang kabur bersama sahabat dan sekelompok 'sarjana' yang lain. Dan para 𝘸𝘪𝘻𝘢𝘳𝘥 mau tidak mau harus menarik mereka kembali dan terus bertarung sampai mati sekalipun, supaya yang lain keluar dengan selamat. Mereka juga memasang sihir penghalang, mendatangkan lebih banyak monster 'rak buku' untuk menjaga pintu. Sekali lagi sebuah ironi, menginginkan diri mereka terjebak di satu ruangan dengan rela.

Adalah seorang 𝘴𝘰𝘳𝘤𝘦𝘳𝘦𝘳 dan keempat bayangannya sedang mengepung Grand Magus Haddock, yang sebenarnya hendak mengejar ketiga pengawal Merlin. Mereka menghalangi jalan Haddock, sementara Merlin yang siap melawannya tetap berdiri tenang di belakangnya.

Kelima sosok tadi sontak menyergapnya bersamaan! Haddock mendorong seorang lalu menembakkan sihir ke yang lain. Ketika jarak mereka terlalu dekat, Haddock menggunakan 'Static Ligaveris' guna menebas mereka satu per satu. Salah satu bayangan menguncinya dari belakang, yang lainnya pun ikut melayangkan pukulan ke sekujur badannya.

Grandmaster Haddock masih terlihat sangat tegar, terlepas dari lebam-lebam di wajahnya. Oh, ini cuma sihir bayangan! Dia pernah mengalami yang buruk dari ini! Martabatnya justru tak akan pulih jika dia, seorang Grand Magus kongregasi sihir internasional, tunduk akan secuil jumlah 'orang' yang bahkan sebagian besar bukan orang asli!

Jas panjang biru sang Grand Magus terlihat menggeliat hebat. Mereka yang mengepungnya terdiam sesaat, dan jasnya masih meliuk-liuk. Jelas ini tiupan angin akibat mengayun-ngayunkan tubuhnya kesana-kemari. Mereka begitu penasaran, mereka tidak sadar sedang mendekatkan muka ke isi jas tersebut. Salah besar. Benar-benar salah besar.

Adalah sebuah kewajaran untuk tidak mengintip pakaian dalam seseorang sembarangan. Entah mereka ini rahib darimana, tidak diajarkan sopan santun demikian. Tapi jangan khawatir, mereka akan segera belajar hal itu.

Sebuah sapu ajaib melesat keluar dari jas sang Grand Magus! KRUAKK! Suara retakan dari tengkorak seorang biarawan yang mendekat. Cipratan darah dan otak. Bersatu membentuk harmoni yang menggelikan. Kepala biarawan tersebut hancur oleh sapu yang melesat, bagaikan dihantam torpedo.

Untungnya, korban tadi hanyalah bayangan belaka. Tubuhnya, serta sisa-sisa kepalanya berpendar sebelum sirna diterkam udara. Tapi tetap saja, pemandangan pasca pelenyapannya mengerikan.

Bayangan seorang 𝘴𝘰𝘳𝘤𝘦𝘳𝘦𝘳 yang menghimpit Haddock tadi ikut meleng. Haddock memanfaatkan ini dengan menyikut perutnya dan membebaskan diri. Sang Grand Magus akhirnya berdiri mandiri bersama sapu sihir kesayangannya.

Ini adalah sapu sihir yang sama yang menghancurkan tenggorokan Plaxenin-3499 milik Agosh Grendi, si necromancer. Tongkatnya biru tua yang padat mengkilap, khusus terbuat dari permata lazuardi, dilengkapi dengan ukiran indah. Tiap serabut dari ijuk sapu emas berkilauan hanya terbuat dari serat emas Hapikern. Hapikern merupakan substansi keemasan penuh daya sihir dan mampu menyerap mana orang lain untuk digunakan sesuai keinginan sang kastor. Substansi Hapikern sendiri diimpor dari El Dorado, benua Mu. Melihat penampilan dan komponen penyusunnya, sungguh haram hukumnya untuk dipakai menyapu. Sapu ajaib keren Haddock adalah alat bersih-bersih; membersihkan keberadaan 'hama' yang mengganggu. Dan ia sedang lapar akan hama.

"Tuan-Tuan, perkenalkan, Jubilant Jay!" seru Haddock, "atau The Gay Jay! Orang suka menyebutnya The Gay Jay. Entah kenapa mereka suka menyebutnya demikian, tapi bodoh amat! Ini sama sekali bukan sapu sihir biasa. Sapu ini membutuhkan mana dan kalian, adalah para ikan penuh mana! Kalian tidak akan kabur. Tidak bisa, sebab kesempatan kalian sudah habis!"

Haddock tanpa segan-segan langsung memberikan arahan kepada Jubilant Jay dengan tongkat sihir. Sapu itu langsung mendapatkan mangsa pertamanya dan berniat melesat menembus daging rahib tersebut untuk dihisap mananya. Saat Jubilant Jay melaju ke arah targetnya, sang target memilih nekat berlari ke arah sapu ajaib itu. Dia berhasil melompat dan menaiki paksa Jubilant Jay! Tapi Jubilant Jay tidak tunduk kepada siapapun kecuali Grand Magus Haddock seorang. Jubilant Jay lalu memberontak, melayang ke sana-kemari dengan kecepatan tinggi, tak jarang pula dengan sengaja menyerempet rahib tersebut ke permukan dinding yang tak jelas wujudnya. Si rahib perlahan mengendalikan sapu itu walaupun secara paksa, dan sekarang ia mengarahkan Jubilant Jay kepada tuannya sendiri yang masih sibuk bertarung dengan yang lain.

WHUSSH! Jubilant Jay meliuk dari angkasa melewati kerumunan. Ia bergerak menuju Haddock. Syukurlah Haddock cepat tanggap. Ketika sapunya datang, ia menendang bayangan 𝘴𝘰𝘳𝘤𝘦𝘳𝘦𝘳 yang lain lalu bergerak menghindar dari sapunya itu.

Si rahib yang menunggang Jubilang Jay hendak merebut tongkat sihir dari tangan Haddock!

Ia berhasil memegang tongkat biru keemasan itu, lalu ditariknyalah sekuat tenaga. Tongkat itu lepas dari genggaman Grand Magus; tapi apa yang terjadi, sapu Jubilang Jay tiba-tiba tersangkut, seperti ada yang kekuatan yang menahannya untuk mengangkasa. Sang rahib melihat Haddock, sang 𝘸𝘪𝘻𝘢𝘳𝘥 itu juga hampir tertarik, ikut terbang. Tapi tidak, badannya masih condong miring namun kedua kaki kuatnya masih tegar menapak lantai. Air wajah Grand Magus juga menunjukkan wajah kaget, kemudian kembali lega beberapa saat.

Usut punya usut, tongkat sihir Grand Magus belum sepenuhnya lepas dari dirinya! Tongkat itu masih tersangkut pada suatu tangkai logam dengan diameter yang agak lebih besar dari diameter tongkat. Tangkai tersebut memiliki semacam mekanisme pegas, sehingga dapat memanjang pada jarak tertentu dan ditarik ke posisi semula. Selain itu, tangkai yang sama terpasang lagi pada suatu perangkat berbahan logam dan kulit yang menutupi pergelangan tangan hingga pangkal lengan atas, menyerupai sebuah kerangka. Semuanya itu terselubung dalam pakaian yang ia kenakan. Jika ingin kalimat yang lebih mudah: Di tangan Haddock terdapat suatu mekanisme otomat yang digunakan untuk menjaga tongkat sihir agar tak mudah dicuri dari tangannya sendiri. Tentu saja ini mainan lainnya buah pikir para sarjana 𝘞𝘪𝘻𝘢𝘳𝘥𝘳𝘺!

"Kau telat seratus tahun untuk merebut tongkat seorang 𝘸𝘪𝘻𝘢𝘳𝘥!" kata Haddock lantang. Ia melakukan sesuatu dengan tangannya sehingga perangkat otomat beserta tongkat yang terpasang di atasnya langsung tertarik kembali menyambut pergelangan tangan sang Grand Magus. Daya tarik mekanisme tadi sangat tinggi, 𝘴𝘰𝘳𝘤𝘦𝘳𝘦𝘳 tadi langsung terjerembab dari Jubilant Jay! Haddock melumpuhkan rahib itu seketika dengan mantera listrik 'Fractionem Tonitura Custos-nya'.

Setelah rahib itu dikalahkan, Haddock dan Jubilant Jay memburu 𝘴𝘰𝘳𝘤𝘦𝘳𝘦𝘳 lain yang turut mengusilnya. Jubilant Jay berhasil mematikan lima 𝘴𝘰𝘳𝘤𝘦𝘳𝘦𝘳 bayangan dan menabrak tiga 𝘴𝘰𝘳𝘤𝘦𝘳𝘦𝘳 lain. Ketiganya kritis walaupun selamat, namun mana mereka habis terhisap. Para 𝘴𝘰𝘳𝘤𝘦𝘳𝘦𝘳 bayangan yang dibunuhnya ternyata menyimpan sumber mana pula. Para 𝘴𝘰𝘳𝘤𝘦𝘳𝘦𝘳 memunculkan lebih banyak bayangan guna mengepung sang Grand Magus.

"Saatnya bersinar, Jubilant Jay!"

Jubilant Jay itu benar-benar bersinar, melalui ukiran-ukiran di tongkatnya. Berdiri tegak, Jubilant Jay memuntahkan ledakan sonik hasil terkumpulnya mana para 𝘴𝘰𝘳𝘤𝘦𝘳𝘦𝘳, melemparkan para pengepungnya ke alam bawah sadar dengan rasa sakit!

Lalu sampailah ia kepada kepala dari segala rahib itu, si Merlin sendiri. []