webnovel

TERPAKSA MENIKAHI DUDA

Kenan (35th) adalah seorang Duda dengan anak satu. Dia diminta mamanya untuk segera menikah, mencarikan ibu pengganti untuk Alice (7th) tapi Kenan sama sekali tak ingin menikah lagi dengan wanita manapun. Cintanya, hatinya, hanya untuk Alisa, mendiang mamanya Alice. Tapi Alice selalu meminta mama, dia ingin punya mama. Keluarga yang lengkap seperti teman-temannya. Dijemput mamanya, memeluk mamanya. Kenan mulai memikirkan itu. Tapi dia sama sekali tak punya wanita yang ingin dia nikahi. Mama kenan pun mencarikannya. Abel (25th) adalah anak kedua keluarganya. Harusnya sang kakak perempuannya yang berusia 30th yang akan dijodohkan dengan Kenan. Tapi Maria menolaknya. Dia masih ingin menjadi desainer sukses di luar negeri. Sementara perusahaan orang tua mereka sedang unfall karena kebakaran gudang besar-besaran. Mama abel meminta abel menggantikan sang kakak untuk mau menikah dengan Kenan. Abel terpaksa menikah dengan duda. Kenan awalnya sangat membenci Abel. Hingga satu ketika, mamanya Kenan dan Alice ingin sekali mendekatkan mereka, membuat keduanya saling sayang dan jatuh cinta. Mama Kenan sengaja membuat keduanya tidur bersama. Sampai Abel hamil. Kenan bingung harus bersikap bagaimana kepada Abel? dia sudah berjanji kepada mendiang Alisa kalau dia tak akan mencintai wanita lain lagi. Disisi lain Maria kembali. Dia tak terima adiknya bahagai. Dia juga mulai tertarik memiliko Kenan? Bagaimana akhirnya?

KILLY · Urbano
Classificações insuficientes
326 Chs

BAB 28. Malam pertama Kenan dan Abel

Abel menyuapi Kenan dengan sangat telaten. Kenan menatap Abel sesekali, tapi kemudian memalingkan muka karena malu. Kenan ingat bagaimaba dulu dia suka minta disuapi oleh mendiang mamanya Alice.

Semua di meja makan itu hanya diam, sesekali memang melihat. Tapi kemudian memalingkan muka agar tak ketahuan. Alice senang melihat papanya ada yang mengurus dan memperhatikan.

Selesai makan malam, Fara pamit pulang. Kenan meminta bayu untuk mengembalikan Fara sampai ke rumahnya. Lilis, Alice dan Abel keluar dari rumah itu untuk mengantarkan Fara pulang, sampai masuk mobil.

"Daa tante, besok main-main lagi ya kesini," kata Alice melambaikan tangan kepada Fara.

"siap."

"Daa sahabat aku tersayang, abelia yang bakalan jadi ibu, kabari kalau ada apa-apa ya, ponsel aku standbye. Aku juga."

Abek bernama lengkap abelia. Dia mendekati mobil bayu, untuk berpamitan dengan Fara. Abel hanya mengangguk. Fara memeluk Abel dari dalam mobil dan melambaikan tangan kepada semuanya.

"hati-hati bawa mobilnya bay," kata Lilis berpesan pada Bayu.

"Siap mamanya pak bos."

Bayu melajukan mobilnya keluar dari rumah itu, keluar dari halaman rumah mewah kenan dan menuju ke jalan raya. Alice menggandeng abel untuk masuk kembali ke rumah.

"yuk mama, tidur di kamar papa, sama alice," pinta alice pada abel.

Abel tak yakin. Dia melirik lilis, tadi saja kenan marah sekaki kepadanya, bagaimana nanti kalau harus tidur di satu kamar yang sama, semalaman?

"Gak apa-apa. Selama ada alice, kenan gak akan ngamuk," kata lilis menenangkan abel. Seakan tau tatapn abel yang mengadu takut padanya. Lilis menepuk pundak abel.

"Gih. Istirahat. Mama mau cek rumah dulu. Mau minta penjaga rumah untuk memeriksa pintu dan jendela," kata lilis pada abel.

"iya ma." Abel menjawab dengan gugup.

Mereka naik lift lagi untuk menuju ke lantai tiga. Alice menarik abel untuk ke kamar kenan. Abel beberapa kali mencoba menahannya.

"sayang, tidur di kamar kamu aja yuk. Jangan kamar papa kamu, sama mama aja, gak usah sama papa, berdua aja. Yuk."

"gak usah bertiga." Rengek abel ketakutan membayangkan kenan marah tadi.

"kenapa sama aku? Takut?"

Tiba-tiba muncul kenan yang sudah bersiri dibelakang abel. Abel menoleh kaget. Dia pindah kesisi alice, bersembunyi dibalik badan kecil alice.

"Itu telapak tangannya sudah diobati dengan benar kan? Bayu obatin dengan benarkan? Dibersihkan dan diberi obat dengan benar kan?" tanya abel mengalihkan pembicaraan.

"belum. Cuma dibalut aja sama si bayu kayaknya." Kenan mengingat kembali ketika bayu mengobatinya.

"Papa udah gak marah?" tanya alice kepada papanya. Aduh, abel yang ketakutan. Kenapa alice bahas itu lagi.

"Besok tapi jangan dipakai-pakai lagi. Nanti kalau mau kita belanja baju buat kamu aja." Kata kenan menunjuk baju yang dipakai oleh abel. Abel mengangguk.

"atau aku bisa ambil baju di rumah aku. Tadi gak sempet ambil. " kata abel pada kenan.

"gak usah. Beli aja, baju kamu pasti gak bagus-bagus kan." Timpal kenan.

Hih! Abel ingin sekali memukul kepalanya yang penuh dengan kesombongan. Tapi abel hanya bisa menahannya dan menatap kenan dengan sangat kesal.

"aku mau beli baju yang samaan sama mama, papa. Semuanya sama, sama mama." Pinta abel kepada papanya.

"Siap."

"Ya udah obatin dulu itu. Aku lihat."

Kalau suda melihat soal luka, abel tak tega mendiamkannya, abel menarik tangan kenan untuk masuk ke kamar alice, abel melihat kotak obat disana ketika mengambilkan baju untuk alice tadi. Dia melepas perban tangan kenan, menarik kenan ke kamar mandi.

Alice hanya duduk dan memperhatikan keduanya, entah mau melakukan apa? Dia hanya memaibkan gadgetnya diatas meja kamarnya.

Di kamar mandi abel membersihkan luka goreng ditelapak tangan kenan, tergores cukup panjang dan dalam ketika abel lihat. Abel membasuhnya perlahab dengan air, membersihkan luka kenan.

"Ahh, perih. Pelan-pelan." Kenan tak sengaja mengeluh kesakitan.

"Gini aja sakit." Abel memelankan membersihkan luka kenan.

Abel mengajak kenan kembali ke kamar alice. Mendudukan kenan di ranjang alice. Mengambil kotak obatnya dan mulai mengobati telapak tangan kenan dengan perlahan. Mengoleskan sedikit alkohol untuk membersihkannya lagi lalu menutupnya dengan penutut plester luka.

"Udah." Kata abel kembali menutup kotak obatnya. Menyingkirkan tangan kenan yang tadi ada dipangkuan pahanya.

Kenan menagan gejolak dalam dirinya yang timbul karena perbuatan abel. Meletakan tangan dipaha abel. Apa-apaan itu.

Hoamm ...

Alice menguap. Dia sudah menggantuk. Kenan dan abel melihat kearah alice. Mereka mendekati alice.

"papa, alice sudah mengantuk, kita tidur yuk." Ajak alice kepada papanya.

"Ok."

Kenan menggendong alice, alice menggandeng tantan mamanya dari gendongan sang papa, untuk ikut ke kamar kenan. Abel gugup bukan main, dia tak pernah satu kamar dengan laki-laki.

"Mama tidur bertiga ya, gak boleh nolak alice." Pinta Alice tak mau melepaskan tangan mamanya.

"Iya." Abel hanya bisa mengangguk.

Kenan menurunkan alice perlahan diranjangnya, alice tidur ditengah, kenan disisi kiri dan abel disisi kanan. Alice tidur dengan memeluk mamanya, abel. Abel jadi harus memiringkan tubuhnya dan menatap kenan disisi kiri ranjang itu. Abel sedikit gugup menatapnya.

"mama, kapan adeknya ada?" tanya alice mengusap perut abel.

"Hah?" abel bingung mau jawabnya. "harus nunggu mama hamil dulu, setelah itu nunggu sembilan bulan adeknya diperut mama, baru keluar. Gimana? Kelamaan gak alice nunggunya?" tanya abel kepada alice.

Kenan yang mendengarnya penasaran dengan percakapan keduanya. Dia berbalik ke kanan, sengaja untuk melihat manisnya interaksi kedua wanita itu.

"Biar mama ceper hamil gimana?" tanya alice dalam pelukan abel, mendongak menatap abel.

"hah?" abel bingung mau jawabnya bagaimana. Kenan malah tertawa mendengar pertanyaan alice.

"mama mau sikat gigi. Alice belum sikat gigi kan? Yuk sikat gigi."

Abel turun dari tempat tidur. Begitu juga dengan alice yang mengajak kenan untuk sikat gigi dulu. Untuk pertama kalinya alice sikat gigi malam lengkap dengan mama dan papanya. Alice membisikan papanya sesuatu.

"Gak ahh." Tapi kenan menolak permintaan alice kepadanyan.

"Apa sih?" abel yang mengambilkan sikat gigi milik alice di kamar mandinya, lalu kembali, memberikannya kepada Alice, mentap keduanya yang bisik-bisik menatap abel.

"Hayo alice sama papa bisik-bisik apa? Mau kerjain mama ya? Mau jahilin mama ya?" tanya abel kepada keduanya dengan curiga.

Alice menarik baju tidur kenan, memberi isyarat kepada kenan untuk melakukan apa yang alice minta kepadanya. Kenan menatap abel ragu.

"papa bisa sendiri alice." Kata kenan menolak alice.

"Ayo papa bilang yang alice bilang ke papa. Bilang ke mama." Alice terus menggoyangkan tangan papanya, untuk mengatakan yang dia bisikan.

"apaan sih?" tanya abel yang jadi penasaran dengan apa yang keduanya bicarakan.

"tangan aku sakit, tolong bantu aku sikat gigi aku," pinta kenan, terpaksa karena permintaan alice. Kenan memberi kode kalau alice yang minta.