webnovel

Terpaksa Menikah Kontrak

Kembali Update 1 Desember 2021 Cover : Eutchai di Instagram

Nona_ge · Urbano
Classificações insuficientes
294 Chs

Misi Meluruskan ⭐

Novel ini hanya ada di aplikasi WebNovel kalau ada di aplikasi lain berarti dibajak

Saya kasih catatan karena udah banyaknya kasus novel dibajak, dan saya kena, ga dapet royalti

Jadi bagi pembaca belum tahu apa itu aplikasi WebNovel, kalian bisa download aplikasi bertuliskan WebNovel di playstore

Di WebNovel koinnya lebih murah dan ada voucher baca gratis sampai 3 loh

Terima kasih,

Nona_ge

***

Faye duluan keluar dari hotel, Denis ingin bersama, tetapi ditolaknya karena tidak ingin orang yang kenalnya melihat mereka.

Denis tentu sedikit marah mengerutkan alis. Mengira dianggap aib memalukan oleh Faye.

Faye membantah keras, memberikan penjelasan bila tidak ingin memperkeruh masalah semakin rumit.

'Dia itu kontraknya sudah berakhir juga.'

Faye mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang menembus jalanan Manhattan yang ramai dan beberapa kali terjebak macet yang sudah biasa baginya, perasaan bersalah menyelimutinya lagi.

Mereka bertengkar.

Harusnya Faye bersenang ria berarti adak kemungkinan Denis akan membencinya dan tidak menghubunginya bahwa tadi malam hanya bersenang-senang biasa, tetapi hatinya merasakan hal yang berbeda.

Mungkin karena Denis lelaki yang baik sedikit licik dengan rayuannya.

Faye menggelengkan kepalanya mengenyahkan perasaan anehnya.

Sebelum masuk ke mobil, Faye menyempatkan diri menghubungi mamanya menanyakan berada di mana yang dijawab lagi berada di tempat kerjanya ingin melihat sejauh mana persiapan restoran barunya.

Faye sedikit cemas sebab Claudia mengajak beberapa rekan kerja ke sana. Ia berharap mamanya tidak berkata apa-apa mengenai hubungannya dan Denis, habislah dirinya jika mamanya bicara kepada teman kerja.

'Taruhan terakhir.'

Faye sampai di parkiran restoran barunya yang berada di belakang gedung, dari luar sudah terlihat ramai orang-orang bekerja. Ia segera ke dalam mencari Claudia di ruang kerjanya yang tidak ada, berbalik pindah ke dapur yang tidak ada juga hanya beberapa pegawai mengenakan seragam, berarti ada satu kemungkinan yaitu restoran bagian atas.

Kakinya yang berbalut pas sepatu heels merah yang dipakai semalam perlahan menaiki tangga dan bertemu Mia yang hendak turun ke bawah.

"Oh! Hai, Fay," Mia menyapa hangat, "bagaimana dengan Tuan De—hmp!" Faye segera menutup mulut Mia sebelum selesai berkata nama Denis.

"Ini rahasia," bisik Faye di telinga yang lalu dilepaskan tangannya dari bibir Mia, "di atas ada Mama tidak?"

Mia mengangguk, "Mamamu semangat sekali pagi ini."

Faye menepuk keningnya, tentu saja semangat sebab mamanya mengira anaknya sudah dilamar oleh orang yang baru dikenalnya semalam, "Kau bisa temani aku, Mia?"

"Kenapa memangnya?"

"Kau akan mengerti nanti," kata Faye tidak mau ada yang mendengar masalah lamaran ini oleh para pekerja dan karyawan barunya di sini ingin mereka fokus buat pembukaan nanti malam.

"Baiklah," sahut Mia.

Faye melanjutkan langkah ke atas dan benar saja ada mamanya di sana sedang mengobrol ria dengan rekan kerja yang sepertinya baru datang dari meja yang hanya ada cangkir.

Claudia menyadari kehadiran anaknya, melambaikan tangannya dengan penuh semangat, "Ah ... inilah bintangnya, yang sudah dilamar."

Semua syok luar biasa mendengar ucapan Claudia bahkan Mia yang berada di samping Faye juga dengan mulut menganga lebar.

Biasanya Faye tertawa melihat ekspresi Moa yang satu itu berhubung menyangkut dirinya berubah terlihat menakutkan.

Resmi.

Habislah Faye.

Faye segera menghampiri mamanya yang masih melambaikan tangan, "Mama, kenapa Mama bilang di depan rekan—"

"Mama ingin menahan hingga pembukaan, tetapi setelah melihat wajah anak Mama yang bahagia, Mama tidak tahan buat bilang~" kata Claudia dengan nada manjanya.

Faye memutar bola matanya.

Bahagia? Hah! Yang ada malah kesusahan karena kesalahpahaman ini.

Denis juga biasa saja tadi ketika Faye bilang masalah ini, menggampangkan masalah hingga tidak mau ikut campur dengan alasan ada urusan penting yang tak bisa dilewatkan.

Faye tidak percaya, mengira Denis mencari Sugar Mama baru mengingat ia tidak mau memperpanjang kontrak.

Denis dengan penuh percaya diri berbisik menggoda di telinga Faye, "Kau akan kembali padaku, sayang~"

Yang Faye hiraukan dengan keluar kamar.

"Mama, kau salah paham, aku dan Denis—" Faye mencoba menjelaskan.

"Denis!?" seru Mia syok, membatu lagi.

"Jadi suamimu namanya Denis!? Nama yang bagus," kata Claudia sambil matanya mencari di belakang Faye berharap akan sosok pria yang berhasil menaklukan prinsip kuat Faye, "jadi di mana dia ...?"

'Dia sedang mencari Sugar Mama yang baru.'

Tentu saja Faye takkan mengatakan itu bisa habis reputasinya dan Claudia di depan rekan kerjanya, "Dia sedang pergi bersama teman dia—" Ia dengan cepat menutup mulutnya sendiri.

Kenapa bisa menjawab pertanyaan mamanya? Yang tanpa sengaja sebuah persetujuan bila ia telah bertunangan.

"Selamat kalau begitu untukmu, Claudia," kata salah satu rekan kerja Claudia, "kau bisa punya anak lelaki di keluargamu akhirnya."

"Lebih tepatnya cucu," sahut Claudia yang membuat Faye terbatuk tanpa sadar membayangkan anaknya dan Denis. Ia menatap Faye dengan kilauan kebahagiaan yang sudah lama tidak pernah terlihat, "Ayo duduk Faye, Mama ingin lihat cincinmu itu sekali lagi, memastikan Mama tidak sedang bermimpi."

Faye menepuk keningnya. Seharusnya dirinya yang pas yang mengatakan itu. Apakah ini mimpi? Jika benar tolong sadarkan ia yang malang ini.

"Faye," panggil Claudia dengan nada yang sedikit tinggi.

"E-eh, iya." Lagi-lagi dengan payahnya Faye menurut.

Ada apa dengannya? Apakah efek alkohol masih ada? Bagaimanapun juga sudah terlanjur menurut jadinya Faye ikut duduk, menjulurkan tangannya supaya mamanya serta rekan kerjanya dapat melihatnya.

"Wah, ini berlian."

"Suamimu sungguh memiliki selera yang bagus."

"Cantik sekali."

"Selamat iya, Faye."

Faye yang mendengar pujian mengenai Denis atau cincin itu hanya bisa merutuk dalam hati. Mereka bahkan tidak menyadari bahwa cincin itu longgar di jari manisnya, tidak bisa melihat keanehan di sana, terlalu terpesona dengan berliannya, "Tunggu, aku mengerti Mama bahagia tetapi kenapa bisa menilai aku sudah menikah dengan Denis?"

Claudia tertawa sekaligus menepuk bahu Faue sedikit keras seakan memberi hukuman karena sudah berpikir yang tidak-tidak padanya, "Hohoho ... jelas Mama tahu, Denis juga memakai cincin di jarinya."

Faye lupa soal pasangan cincin itu.

"Kau juga dulu pernah bilang kalau menikah tidak ingin dirayakan, hanya mau mendaftar saja ke Pengadilan? Jadi Mama mengambil kesimpulan itu, Fay," kata Claudia santai.

Faye tertawa kikuk.

Bagaimana bisa Faye melupakan motto pernikahannya? Dan sekarang jadi benci sudah mengatakannya.

"Atau kau ingin dirayakan? Mama akan menyiapkannya~" Claudia mengusulkan riang.

"Tidak usah, Ma," sahut Faye cepat.

Siapa juga yang mau menikah dengan Denis?

Denis belum tentu mau mengingat ucapan dia tadi pagi.

***

Flashback

***

Faye merapikan bajuku memastikan semuanya sempurna, dilirik Denis yang masih santai duduk.

Denis menyadari dipandang intens Faye pun menghampiri dan memeluk tubuh wanita itu juga menaikan dagu agar mata mereka bisa beradu.

"Apa?" tanya Faye berusaha setenang mungkin meski jantungnya mulai berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Chu~? Good morning kiss~? Good bye kiss~?" pinta Denis menggoda sambil menunjuk bibir merah muda alaminya.

Faye langsung mendorong jauh Denis darinya, "Kontrakmu itu sudah selesai, Tuan."

Denis tertawa kecil dan duduk di ranjang.

"Kau tahu, aku berpikir kenapa kau memilih menjadi Sugar Baby? Kau sudah lulus, tidak berpikir pekerjaan lain?" tanya Faye.

"Aku sejujurnya tidak suka berkomitmen, tetapi sesungguhnya aku hanya mengikuti arus saja, hanya menikmati segalanya yang diberikan oleh Tuhan untukku, Sugar Baby juga aku menikmatinya," jelas Denis yang lalu matanya menatap serius mata Faye, "yang membawaku bisa bertemu denganmu, Fay."

Faye tidak tahu kenapa, kata-kata Denis yang terakhir begitu membuatnya terpesona karena mengatakannya dengan wajah serius seakan bukan godaan yang biasa dilakukan. Ia terbatuk, "Kalau begitu aku pergi."

"Iya ...."

Ini perasaan Faye atau nada suara Denis terdengar sedih?

Perasaan Faye saja sepertinya.

***

Flashback Selesai

***

Faye harus meluruskan ini meskipun harus menjatuhkan harga dirinya, "Mama, sebenarnya ada yang ingin aku katakan."

"Apa Faye sayang~?" Claudia menyahut dengan nada cinta yang membuat Faye meringis pelan betapa nantinya akan menghancurkan hati Claudia, tetapi Faye takkan gentar, kenyataan terkadang menyakitkan, 'kan?

Faye mengambil napas dalam lalu berkata, "Aku dan Denis sesungguhnya tidak menikah, Mama."

Hening ....

Mata semua orang melebar mendengar pengakuan Faye.

Faye tertunduk dalam tak ingin melihat ekspresi kesedihan Claudia, "Maaf iya, Ma, itu kenyataannya, aku dan Denis hanya teman biasa. Dia Sugar Baby yang aku sewa selama sehari saja, jadi maafkan anakmu ini, Ma?"

Masih tetap hening ....

Hingga akhirnya Faye mendengar suara kursi bergeser diikuti ucapan Claudia, "Faye ...."

"Iya?" Faye menyahut murung, namun detik kemudian merasakan bahunya berat dan menyadari Claudia merangkul yang disusul pukulan pelan pucuk kepalanya, "Aduh."

"Kau ini, iya! Hahaha ... pandai sekali berbohong! Sugar Baby? Hahaha ... kau kebanyakan minum sampai hebat sekali mengarang!" kata Claudia gemas mencubit pipi Faye kali ini.

"Tapi Ma ...," Faye merengek terheran Claudia bisa berpikir ucapan seriusnya cuma lelucon.

"Mia, kau ajak Faye ke bawah, beri dia air kalau perlu yang banyak biar sadar," perintah Claudia dingin mendorong punggung Faye ke Mia yang sejak tadi membatu di tempatnya, "Maaf iya, Anakku memang seperti itu, suka melantur kalau habis minum semalaman."

"Mama!" panggil Faye frustrasi, tapi Claudia cuma mengibaskan tangan menyuruh tidak boleh ikut bergabung. Ia mengembuskan napas pasrah. Kalau Claudia sudah tak ingin berbicara sudah pasti sedang marah, "Ayo, Mia."

Mia masih membatu dengan mulut menganganya.

Faye memutar bola matanya akan syok yang dirasakan Mia, malang sekali temannya satu ini. Ia mengaitkan lengan mereka, membawa Mia menuruni tangga, "Ayo!"

***

Mereka berada di luar restoran Faye sekarang karena Claudia bilang mengurus restorannya agar bisa istirahat menjernihkan pikiran.

Sungguh mama yang baik.

"Jadi ... kau menikah dengan Denis!?" seru Mia setelah pulih dari syoknya, sebelum matanya mengerling jahil, "Denis sehebat itukah semalam sampai kalian menikah~?"

"Tidak kau juga ...," Sudah cukup pusing dengan menikah ini, Faye tak ingin digoda juga.

"Aku butuh penjelasan dong!" kata Mia semangat empat lima, penasaran kencan Faye dan Denis seperti apa.

"Aku akan, tapi bukan di sini, bagaimana kita ke restoran sebelah?" Faye menawarkan dan dengan senang hati Mia mengangguk. Ia pun berjalan ke restoran di sebelah dengan lesu sebelum kemudian matanya tanpa sengaja melihat sosok yang tak asing sedang berjalan tak jauh darinya, "Denis!?"

Mia langsung mencari arah pandanganku, "Suamimu punya indera keenam apa sampai tahu restoran barumu?"

Faye tak peduli justru sembunyi di balik tubuh Mia, "Jangan sampai dia melihatku," katanya masih memandang Denis yang berdiri bawah di lampu merah jalan, "dia seperti menunggu seseorang, iya?"

Mia mengangguk.

Detik berikutnya lampu berwarna hijau bagi pejalan kaki, tapi Denis tetap berdiri tidak menyeberang hanya melambaikan tangan pada sesuatu. Matanya otomatis mengikuti arah lambaian tangan itu dan terkejut melihat seorang wanita muda cantik berambut cokelat tembaga melambaikan tangan ceria, ketika sampai di tempat Denis, wanita muda itu langsung memeluk erat.

"Oh ...." Mia tak percaya apa yang dilihatnya.

Tangan Faye tanpa sadar mengepal.

Faye yakin wanita itu Sugar Mama baru Denis, lihat saja betapa nyaman Denis dipeluk seperti seorang pasangan yang telah lama tidak saling berjumpa. Parahnya mereka masuk ke dalam restoran yang ditujunya.

"Bagaimana? Masih mau makan di sana?" Mia bertanya kalem.

Normalnya Faye menghindar apalagi kontrak Denis telah berakhir, tapi dihiraukan prinsip itu.

"Tentu saja, Mia."

Mia menyeringai sedikit akan jawaban Faye.

Faye mengerutkan alisnya.

'Mari kita lihat Sugar Mama barumu, Tuan Denis.'

Mama Faye emang keras haha ...

Dukungan seperti komentar, batu daya sungguh berarti buat kemajuan novel saya ♥️

Terima kasih banyak ♥️♥️♥️

Nona_gecreators' thoughts