webnovel

9. Pria gila dengan tubuh sempurna!

Ele merenggangkan tubuhnya perlahan, rasanya badanya ngilu dan kepalanya terasa sangat berat. Ele mulai merubah posisi tidurnya ke samping, masih dengan Memejamkan mata. Ele mulai mencari guling untuk kembali tidur...

Memeluk sebuah guling besar yang terasa sangat keras, Ele merasa semakin nyaman dan memeluk guling itu dengan erat. Aroma guling ini terasa familiar dan aneh, Ele menerka-nerka dalam kantuknya. Perasaan, dirinya tidak pernah punya guling dengan aroma maskulin seperti ini, Tapi kenapa gulingnya wangi sekali?

Hidung Ele mulai mengendus ngendus dan matanya langsung terbuka sempurna, perasaanya tidak nyaman. Saat melihat bahwa gulingnya berwarna coklat dan Terbentuk seperti tubuh manusia.

Ele langsung menggelengkan kepalanya perlahan, dan mencoba mengambil kesadaran secara penuh. Ele langsung bangun dari tidurnya dan melihat ke sisi guling di Sampingnya.

Betapa terkejutnya Ele saat melihat pahatan sempurna dan otot luar biasa kekar sedang ada di depan matanya. Wajah Tampan yang sedang tersenyum dan bulu bulu halus di dada pria itu mampu membuat Ele menelan ludahnya susah payah.

Ele menutup mulutnya dengan satu tangan, mulai memejamkan matanya dan membuka lagi. Pemandangan itu masih sama saja, Pemandangan pria tampan yang menjadi fantasi Ele selama ini.

"Astaga!!! Tuan Marvel!!!." Pekik Ele yang sudah berhasil sadar dari lamunan dan keterkejutannya, Pemandangan pagi ini luar biasa indah. Tapi kenapa harus Marvel?

"Kau lucu." Hanya itu yang Marvel katakan setelah melihat Ele berteriak.

"Apa? apa yang sedang kau lakukan di kamarku!!." Ele langsung meloncat dari tempat tidur, dan sialnya harus jatuh ke lantai.. hal itu tentu saja membuat Bokong Ele terhantam dengan sangat keras. "Aww!!!!" Ele memegang bokongnya lalu meringis ngilu.

"Kau itu benar benar ceroboh." Marvel bangun dari tempat tidur, hanya memakai Celana dalam berwarna putih. Sebuah pahatan yang lebih sempurna tercetak jelas di balik celana dalam yang di pakai Marvel saat ini.

Mulut Ele bahkan sudah menganga lebar dan tentu saja hal itu mengundang tawa dari Marvel. Marvel berjalan membuka gorden apartemen miliknya, melihat kearah matahari yang bersinar terang.

Tidak mempedulikan wajah bodoh Ele yang masih saja menganga melihat ke arah tubuh Marvel.

Marvel mengambil air putih dan menenggaknya dengan cepat, tetesan air yang jatuh di sekitar dagu dan turun ke dada bidangnya membuat Ele langsung menelan ludah dan matanya tidak berkedip sama sekali.

"terbentuk sempurna.." Ele berucap tanpa sadar, Marvel lagi lagi tertawa lalu dengan cepat Menggendong Ele dan membawanya ke sofa yang langsung menghadap pemandangan di depan mereka.

"Sadarlah Hei!." Marvel menjentikkan Tangannya ke depan wajah Ele.

Ele langsung mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu mulai tersadar dan hampir meloncat lagi ke lantai, jika saya Marvel tidak menahan tubuh Ele dengan cepat.

"Kau benar benar suka merusak bokong rata itu?." Perkataan Marvel membuat Ele langsung memerah malu dan melotot kesal.

"Kau!!! apa yang kau katakan!? Bokong Rata!? Hei!! Jaga mulutmu!." Ele berteriak marah dan mulai membuang mukanya ke arah lain.

"Memang Rata, Buktinya sudah tercetak jelas." Marvel memberikan tatapan mengejek, hal itu tentu saja membuat Ele mendelik kesal lalu memukul lengan Marvel dengan kasar.

"Ya! bokongku memang Rata! Puas kau!." Ele bangun dari duduknya dan berjalan mendekati jendela yang besar di depannya.

lebih baik melihat matahari daripada melihat wajah Marvel yang tidak mengenakkan sama sekali.

"Kenapa aku bisa disini?." Tanya Ele yang memang tidak mengingat sama sekali bahwa semalam darahnya sudah dihisap oleh Marvel.

Marvel memang sengaja membuat Ele melupakan kejadian semalam, karena Marvel tidak ingin Ele semakin menjauh darinya jika mengetahui kenyataan yang ada.

"Aku memperkosa dirimu, memangnya apa lagi?." Marvel menjawab dengan asal, hal itu sontak membuat Ele menghentakkan kakinya dan melempar Marvel dengan bantal yang diambil Ele dari tempat tidur.

"Kau!!! kau berani sekali memperkosa diriku!!." Wajah Ele benar benar terlihat merah dan siap memukul Marvel lebih dari ini.

"Memangnya kenapa? tubuhmu tidak ada bagus bagusnya, kenapa kau harus marah? bahkan kau tidak bisa memuaskan aku di atas ranjang!." Marvel masih mengejek Ele, Mata Ele sudah berlinangan air mata dan siap menangis kapan saja.

"Marvelo!!! kenapa kau jahat sekali!! Kau! Kau! Kau sudah mengambil kegadisanku!! Huaaahhhhh!! Mommy!!." Ele benar benar menangis dengan kencang, Menjatuhkan tubuhnya ke atas lantai dan menghentak-hentakan kedua kakinya maju mundur.

Ele terlihat sangat bersedih, namun Marvel masih diam saja dan menopang dagunya dengan satu tangan. memperhatikan Ele yang sudah menangis seperti anak kecil, menjadi hiburan tersendiri bagi Marvel saat ini.

Betapa bahagianya Marvel, jika setiap pagi bisa mendengar teriakan Ele, Melihat tangis Ele, melihat Ele tertawa. Hidupnya pasti akan terasa lengkap lagi.

Marvel pasti akan menjadi laki laki paling bahagia di dunia ini, Hah!! andai saja Ele tau.. Bahwa Marvel selama ini sangat merindukan Ele.

"Sudahlah, kehilangan keperawanan tidak akan membuatmu di acuhkan oleh dunia. Kau itu cantik, tapi kau harus banyak belajar tentang seks denganku." Ucapan Marvel membuat Ele berang, Ele bangun dari duduknya dan berjalan ke arah Marvel dengan langkah kasar.

Ele dengan cepat menjambak Rambut Marvel, dan membuat Marvel berteriak kencang sambil tertawa.

"Kau!!! dasar! kau benar benar lelaki mesum yang sudah menyiksa wanita tak berdaya! dasar pria jahat!!." Ele masih saja menjambak Rambut Marvel.

Marvel hanya bisa tertawa dan dengan sigap menahan kedua tangan Ele, Marvel langsung menjatuhkan Ele ke sofa dan menindih tubuh Ele dengan sekali gerakan.

"Nona Eleonore, Kenapa kau agresif sekali? Jika memang kau mau melakukannya lagi, Kita bisa memulai dari awal. Bagaimana?." Marvel mengangkat sebelah alisnya, menunggu jawaban Ele yang pastinya akan menolak.

"Dalam mimpimu saja, Tuan Mesum yang gila!." mendengar hal itu, Marvel tertawa lagi dan akhirnya mencium bibir Ele singkat.

Melepaskan tubuh Ele yang sudah mendadak kaku akibat ciuman tiba tiba yang di berikan oleh Marvel.

Marvel duduk kembali dengan tenang di samping Tubuh Ele yang masih terlentang dan terdiam kaku. Marvel menggelengkan kepalanya heran, sepertinya Ele benar benar masih perawan.

Lihat saja reaksinya yang dicium sebentar, Langsung syok dan tidak bisa berkata apa apa..

"Marvelo Salvador Douglas!!!!!!." Ele berteriak memanggil nama lengkap Marvel, yang di panggil hanya mengangkat sebelah alisnya menunggu jawaban apa yang akan dikatakan Ele selanjutnya.

"Kau!!!!!." Ele menunjuk jari telunjuknya ke depan wajah Marvel.

"Apa sayang?." Tanya Marvel dengan suara yang sangat lembut.

"Kau Pria gila!!! astaga!!! kau benar benar Pria gila!!!." Ele bangun dan menjauh dari sisi Marvel, Ele sudah mulai mencari-cari Bajunya yang di pakai semalam.

Ele bahkan baru sadar bahwa dirinya saat ini hanya memakai kaus kebesaran dan celana dalam, Bra yang dipakai Ele sudah terlepas dan tidak tau dimana.

"Kenapa kau panik sekali sayang?." Tanya Marvel yang melihat Ele sudah sibuk mencari cari sesuatu.

"Dimana Bra milikku?." Tanya Ele yang sudah menatap Marvel dengan pandangan tidak bersahabat sama sekali.

"Mana aku tau, aku tidak melihat Bra milikmu." Kata Marvel yang sudah mengangkat bahunya.

"Marvel aku serius! kau yang membuka seluruh pakaianku, kau yang sudah memperkosa diriku! pasti kau tau dimana Bra milikku". Kata Ele yang sudah benar benar tidak sabar menunggu Marvel menjawab.

"Hei!! aku hanya bercanda, Aku tidak mungkin memerkosa wanita tak berdaya. Aku hanya senang saja melihatmu marah marah." Marvel memberikan senyum Manis, Tapi senyum itu tidak membuat Ele luluh sama sekali. Malah semakin membuat Ele kesal dan menghembuskan nafasnya kasar.

"Kau benar benar pria gila! Bagaimana bisa kau membohongi aku seperti ini!." Ele kembali melemparkan Bantal ke arah Marvel.

Namun Marvel kali ini bisa mengelak dan membuat bantal tersebut jatuh ke arah lain.

"Tenanglah, kau semakin cantik saat sedang marah." Marvel mengedipkan sebelah matanya menggoda Ele.

Ele akhirnya mengalah dan mencari sendiri Bra miliknya, hatinya benar benar kesal kepada sikap Marvel yang seperti anak kecil.

Ele hanya bisa bersyukur bahwa ternyata Marvel tidak benar benar memperkosa dirinya. Setidaknya hati Ele lebih tenang sekarang...