Seperti apa yang dikatakan tadi sebelum di culik oleh anggota Kenzo, kini Skay sudah menyiapkan banyak sekali makanan untuk ia bagi-bagikan kepada masyarakat Desa Komora. Tanpa dirinya duga ternyata mereka juga memasak nasi, alhasil satu kotak makan berisikan nasi dan lauk pauk.
Makanannya sudah siap, tinggal kasih minuman air putih di dalam botol ke kantong tas. Jadi dalam satu kantong tas sudah ada makanan dan minuman, sekitar ada 100 lebih kantong tas. Semuanya sudah siap, tim yang akan berbagi juga sudah berpakaian rapi.
"Baiklah teman-teman semua, sebelum kita melakukan semua ini alangkah baiknya kita berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing," ujar Skay sembari menatap satu persatu anggotanya yang berbaris rapi.
"Berdoa kita mulai," imbuh Skay memimpin doa. Skay memejamkan matanya dengan tangan saling ditautkan.
"Berdoa selesai," instruksi Skay.
"Ada berapa orang yang jaga tenda?" tanya Yula.
"10 orang jaga tenda."
Skay dan Yula sama-sama mengangguk, mereka bergegas memasuk-masukkan makanan ke dalam pickup. Sangat sulit membawa pickup ke sini, tapi atas usaha yang keras akhirnya bisa juga. Setelah semuanya di masukkan ke dalam bak, salah satu anggota masuk ke dalam dan menyetir naik menuju pintu Desa Komora.
Sedangkan Skay dan yang lain memilih untuk berjalan kaki saja, lagipula kecepatan pickup sangat lambat dan bisa disusul dengan jalan kaki. Jalanan ini sangat rusak, jadi butuh ke hati-hatian. Tak lama kemudian mereka sampai di depan tugu Desa Komora. Skay dan Yula masuk ke dalam desa itu terlebih dahulu.
"Kita ke sana, kayaknya ada orang," ajak Skay menunjuk ke arah depan di mana di sana terdapat segerombolan orang.
"Yaudah, yuk," balas Yula.
Sesampainya di sana mereka di tatap aneh oleh masyarakat di sini. "Bapak, ibu, di sini saya mau membagikan makanan untuk kalian semua," ujar Skay langsung kepada intinya.
"Bayar? Atau kalian semua nyuruh kita pergi dari desa ini?"
Skay menggeleng cepat. "Kami tidak seperti itu, oh iya kami juga mau menyampaikan informasi yang sangat penting buat warga di sini," jelas Skay.
"Beneran?" Skay dan Yula mengangguk.
"Kita bagiin makanan gratis, kita tau kalian semua belum makan dari pagi," terang Yula.
Sampai akhirnya mereka mau ikut dengan dirinya, salah satu dari mereka memanggil warga yang lain. Setelah semuanya terkumpul ia mengajak mereka menuju jalan masuk desa ini. Mereka masih takut dan keberadaan dirinya dan Yula dan ia pun memakluminya, sebab ini bukan kali pertama ia berada di desa seperti ini.
Sesampainya di sana mereka bingung sebab ada anggotanya yang lain juga baju sama seperti dirinya. Mereka takut dan ia mencoba menyakinkan mereka agar tak takut dengan keberadaan kita semua. Sampai akhirnya mereka mau mendekat ke arah mobil pickup, anggota Dexstar mulai membagikan kantung tas itu kepada satu persatu warga.
"Ini beneran buat kita semua?" tanya salah satu warga dengan nada terharu.
Skay mengangguk. "Kalian bisa makan makanan yang kita berikan, jika Tuhan mengizinkan saya dan anggota saya akan sering-sering membuat makanan untuk kalian," ujarnya.
"Terima kasih, anak kita belum makan dan ini sangat berguna untuk kita."
"Sama-sama. Semoga ini bermanfaat bagi kalian, dan saya ingin menjelaskan tentang keberadaan saya dan teman-teman saya di sini," ujar Skay.
"Kami dari komunitas Dexstar, kami di sini akan melindungi kalian semua. Kami akan merebut hak kalian yang telah di rampas oleh mereka, kalian akan tetap tinggal di desa ini. Kita akan mengusir mereka dengan cara kita sendiri," ungkap Skay.
"Tak hanya itu, kita membantu siapa pun yang kesusahan. Kita tak akan pulang sebelum masyarakat di desa ini kembali berjaya tanpa adanya penjajah dari negeri sendiri," imbuh Yula.
Semuanya bertepuk tangan mendengar, bahkan dari mereka ada yang bertekuk lutut hanya untuk mengucapkan terima kasih. Ini merupakan rasa bahagia tersendiri bagi anggota Dexstar karena sudah mendapatkan kepercayaan dari warga desa sini. Akhirnya mereka bisa percaya dengan anggota Dexstar, dan mereka tak akan lagi takut.
"Wow! Ada apa ini?!"
Skay melihat warga Desa Komora ketakutan, ia melihat ke belakang dan seketika tangannya terkepal melihat siapa yang baru saja berbicara itu.
***
Sementara Kenzo dan yang lain berjalan menjauh dari markas, mereka baru saja melihat jika Skay dan anggotanya yang lain membagikan makanan di jalan masuk Desa Komora. Tentu saja mereka tak akan membiarkan hal ini terjadi, dengan masker dan sarung tangan mereka berjalan.
Kenzo berjalan paling depan, ia tak suka dengan Skay yang selalu cari muka dengan warga desa ini. Perbuatan Skay yang seperti itu membuat dia sulit mengusir warga sini, bahkan ia sudah mempunyai rencana untuk membunuh satu persatu dari mereka dengan cara perlahan-lahan.
"Apa yang akan kau lakukan jika sudah sampai di sana?" tanya Tije yang berjalan di sebelah Kenzo.
"Dengan pistol ini mereka akan takut dengan kita," jawab Kenzo sembari memperlihatkan pistol dari balik jas putihnya.
"Kau memang pintar, mereka tambah berani jika ada anggota Dexstar," ungkap Tije.
"Mereka organisasi bodoh, membuang waktu hanya untuk melakukan hal yang sama sekali tak menguntungkan bagi mereka sendiri," ujar Kenzo.
Sampailah mereka di pintu masuk Desa Komora, dan benar saja sudah ramai sekali di sini. Kenzo melihat Skay membagi-bagikan makanan dan juga berbicara panjang lebar dengan masyarakat desa sini.
"Wow! Ada apa ini?!" tanya Satya dengan suara sengaja di keraskan.
Kenzo melihat Skay langsung menatap ke arahnya, Skay berjalan ke arahnya. Sampai akhirnya dia berdiri tepat depannya, ia melihat ke bawah tepatnya melihat mata Skay. Sedangkan Skay mendongak menatap mata Kenzo dengan lekat.
"Bubarkan ini semua atau mereka mati sekarang juga!" ujar Kenzo penuh penekanan.
"Kau jangan egois Kenzo!" ujar Skay tanpa ada rasa takut sama sekali.
"Sekali aja, tolong biarkan mereka tenang," lirih Skay dengan suara parau.
Entah mengapa hati Kenzo terasa sesak mendengar hal ini, Kenzo memutuskan untuk pegi tanpa mengucapkan sepatah kata lagi. Tentu saja interaksi keduanya menjadi pusat perhatian, dengan segera Tije dan yang lain berlari menyusul Kenzo. Skay kembali ke tempat semula melihat Kenzo yang mulai pergi menjauh.
Kenzo tetap berjalan dengan kaki panjangnya, entah mengapa tatapan yang Skay berikan mampu membuat ia menuruti kemauan perempuan itu. Namun ia berjanji, ini hanya sekali ia mengalah dari. Skay. Lain kali ia tak akan mengalah dari Skay, sementara di belakang sana Dokternya Edward tampak berjalan dengan cepat.
"Kenzo tunggu!" ujar Dokter Edward namun tak dipedulikan oleh Kenzo.
"Inikan yang dinamakan jatuh cinta 2 orang berbeda sifat?" tanya Vito di belakang sana.
"Katanya jodoh mencerminkan sikap kita," timpal Satya.