webnovel

Terikat dengan ku

Hanya cerita fiksi sistem yang tentunya karya fanfic. ______________________________________ Beberapa alur anime dari cerita aslinya akan saya rubah untuk mengkondisikan novel ini. Jadi, jika ada yang beda dari scene animenya ataupun latar belakang mereka, itu karena saya merubahnya. Kalian tau seberapa sulitnya membuat beberapa anime menjadi satu cerita. Semoga kalian mengerti, terima kasih. ______________________________________ Ichiro yanagi. Itulah nama tubuh dia di dunia sekarang. Siapa sangka setelah terbangun dari koma panjangnya dan sedikit memulihkan ingatan masa lalunya dia mendapatkan sesuatu yang tidak dia harapkan selama ini. [Target ditemukan] "Hah?" [Sistem terikat telah diaktifkan] [Karena anda telah mengaktifkan Sistem, anda menerima aura keakraban] [Saat target pertama ditemukan, anda juga menerima kemampuan belajar] [Semakin anda terikat dengan karakter wanita semakin banyak hadiah yang akan menantimu] [Nasihat : jangan ragu untuk memiliki wanita target ataupun mencurinya dari orang lain] [Nikmatilah jalan mu anak muda] "???" "Tunggu!" "Apa-apaan mencurinya dari orang lain? Aku tidak akan melakukannya!" ______________________________________ Akan up jika ada waktu luang

Andianurz · Anime e quadrinhos
Classificações insuficientes
9 Chs

Mengapa terasa familiar

"Hmm ... ada apa?" Kata Ichiro meluangkan waktu sejenak.

"Ano ... biarkan aku mentraktir mu"

"Tidak perlu sebegitunya"

"Aku tidak ingin berhutang budi kepada orang lain"

Melihat pria itu tetap berpegang teguh pada keinginan nya, Ichiro hanya bisa menghela nafas sebelum menyetujuinya.

"Baiklah, tapi aku hanya ingin es krim"

___

Keluar dari toko, kedua laki-laki segera membuka bungkus es krim sembari membuangnya ketempat pembuangan sampah terdekat.

"Terima kasih atas teraktirannya" Kata Ichiro sekalian memakan es krim.

Pria itu menggelengkan kepala nya sebelum menjawab "Akulah yang harus berterima kasih dan juga ... ternyata kau seorang all rounder"

"Yah begitulah, tapi bukankah kau juga sama seperti ku?" Jawab Ichiro santai.

(All rounder : pemain serbaguna. Seperti bisa di jalan lurus, istilahnya 'sprinter' dan bisa di jalan pegunungan, istilahnya 'climber'.)

"Iya sih" Pemuda jangkung itu tidak bisa tidak mengingat kemampuan ichiro dalam mempertahankan kecepatan di pendakian, turunan, dan juga jalan lurus.

" ... "

" ... "

"Lalu siapa nama mu?"

Tidak ingin suasana menjadi canggung, Ichiro memutuskan untuk membuka suara.

"Shunsuke imaizumi, bulan depan SMA tahun pertama"

"!!!"

Mengetahui namanya, Ichiro mengedipkan matanya beberapa kali layaknya orang terkejut.

Sebenarnya dia sudah mengetahui nama Shunsuke saat memeriksa kartu pelajarnya, tapi melihat dan mendengarnya langsung sangat berbeda.

"Ada apa?"

Melihat keanehan di tampilan wajah tampan Ichiro, Shunsuke mau tidak mau berbicara.

Menyadari kalau Shunsuke sedang mengarahkan wajah heran kearah nya, Ichiro segera membalas setelah sudah menenangkan pikiran "T-tidak, mataku hanya kemasukan debu"

"Begitu?, yah disini memang sedikit berangin" Jawab Shunsuke tidak jauh memikirkan nya.

" ... "

" ... "

"Sudah waktunya aku pulang imaizumi-san"

Usai gigitan terakhir dan membuang stik es krim ketempat sampah, dia melihat matahari sudah hendak terbenam lalu memutuskan untuk pulang.

Begitu Ichiro sudah siap dan hendak pergi, Shunsuke menanyakan sesuatu yang hampir dia lupakan.

"Oh ya, siapa nama mu?"

"Ichiro yanagi, juga ... tahun pertama SMA sama seperti mu" Kata ichiro tidak mau memberitahu kalau dia adalah senior yang telah ketinggalan kelas akibat kecelakaan pesawat.

Selesai memberitahukan nama dan juga kelasnya, roda sepeda ichiro berputar hingga menyisakan Shunsuke, meninggalkan nya sendirian.

'Hmm ... seangkatan kah?, Yanagi-san' gumam Shunsuke.

___

Dalam perjalanan pulang. Ichiro tampak merenung, seperti tenggelam kedalam pikiran.

'Mengapa aku seperti pernah melihat nya disuatu tempat, apakah itu hanya imajinasi ku saja?'

Sejujurnya, waktu melihat foto Shunsuke dan melihat langsung Shunsuke muncul dipuncak tanjakan, Ichiro seperti pernah melihat nya.

Dia awalnya tidak terlalu memikirkan nya, tapi setelah mengetahui namanya yaitu 'Shunsuke imaizumi' dia merasa kalau nama itu terasa akrab.

Ichiro terus menggali ingatan nya, siapa tau dia bisa mengingat. Namun setelah beberapa menit berupaya mencari ingatan, dia selalu berujung gagal, yang membuatnya menghela nafas pasrah.

'Biarlah, lebih baik aku pulang' gumam Ichiro mengesampingkan pikiran kemudian menambah kecepatan mengayuh.

___

"Tidak peduli berapa kali aku melihat, rumah ini benar-benar selalu membuat ku takjub"

Ichiro agak jauh dari gerbang, dia terpesona melihat rumah nya sendiri yang di kelilingi pagar beton berlapis baja bertinggikan 6 meter.

Karena rumahnya sangat besar terutama memiliki 2 lantai dengan tinggi kira-kira 7 meter di setiap lantai membuat nya terlihat sangat jelas.

Dimuka gerbang juga sudah jelas ada penjaga yang selalu menjaga gerbang.

Begitu mereka melihat tuan muda nya atau Ichiro berhenti di muka gerbang, para penjaga bergegas membuka gerbang sedikit, yang diiringi ucapan salam rumah sekaligus menundukkan kepalanya sebentar.

"Selamat datang Tuan muda!" Kata mereka serempak.

Ichiro membalas dengan senyum sopan dan anggukan ringan.

Tak lama kemudian sesudah melewati gerbang, Ichiro melanjutkan kayuhan sepeda nya karena masih sedikit jauh sebelum benar-benar sampai kerumah.

Disekitar jalan nya dikelilingi pepohonan subur serta berbagai macam bunga terawat, bahkan beberapa dari mereka terdapat tanaman langka yang indah, menambah keindahan disana layaknya seperti taman pribadi.

Ichiro tentunya menikmati hal tersebut, dia juga melihat pelayan yang sedang menyiram tanaman seperlunya, beberapa dari mereka ada yang memotong rumput.

"Selamat datang kembali Tuan muda" Semua dari mereka mengucapkan kata-kata kurang lebih sama.

Seperti sebelumnya, Ichiro mengasihi anggukan dan senyum sopan yang tampak mempesona, membuat beberapa dari mereka sedikit memerah.

'Tuan muda masih sangat tampan seperti biasanya'

kurang lebih begitulah isi pikiran para pelayan disana.

Sampai didepan rumah. Ichiro menarik rem, yang membuat sepeda berhenti, dia turun dari sepeda lalu melepaskan helm.

"Akhirnya sampai dirumah juga"

Mengusap keringat di kening, dia menghela nafas lelah.

"Aniki sudah pulang, tumben sekali sampai jam segini"

Suara lembut dari seorang pemuda berkacamata berbingkai hitam tampan berambut merah muda dengan undercut hitam datang dari dalam rumah.

"Akane"

Lelaki itu tidak lain adalah adik laki-laki nya.

Akane Yanagi tercatat sebagai seorang pemuda yang sangat tampan dengan kulit yang cerah, rambut merah muda dengan undercut gelap, poni yang terlihat menyapu di sisi kanan, dan mata berwarna merah jambu yang serasi

Akane memiliki tubuh ramping dengan tinggi tubuh agak rendah dari kakak laki-laki nya yaitu 168 cm, meskipun tubuhnya agak rendah, dia memiliki paras tampan yang juga dapat memikat para wanita.

Namun, kalau mereka disandingkan, peluang Akane dapat melebihi pesona kakak laki-laki nya begitu kecil.

"Tadi ada sedikit urusan, maka dari itulah aku bisa terlambat" Kata Ichiro menjawab pertanyaan adiknya.

Faktanya, urusan Ichiro hanya makan es krim.

"Begitu ... apakah urusan aniki sudah benar-benar diselesaikan?"

"Yeah"

"Baguslah" Jawab Akane dan tidak berpikir panjang.

"Bagaimana ibu dan ayah?, kapan mereka pulang?" Tanya ichiro mengenai kedua orang tua mereka.

"Hmm ... Katanya mereka akan pulang malam nanti"

Akane mengingat kalau sore tadi dia mendapatkan panggilan bahwa ayah dan ibunya akan pulang malam ini.

"Begitukah?, semoga saja itu benar"

Mendengar nada meragukan sang kakak laki-laki, Akane menggelengkan kepala nya. Mereka tau seberapa sibuknya kedua orang tua mereka, terutama dengan bisnis.

Berhubung hari sudah mulai gelap, Ichiro dan Akane akhirnya masuk kedalam rumah.

Masing-masing melakukan hal yang ingin mereka lakukan seperti Ichiro yang saat ini sedang mandi sedangkan adiknya duduk disofa sambil membaca manga.

Begitu jam 7 malam tiba, keduanya berkumpul dimeja besar penuh dengan makanan serta pelayan disekitarnya.

Niat mereka sebenarnya menunggu ayah dan ibu pulang meski sedikit menahan rasa lapar. Namun karena orang tua mereka tidak kunjung datang beserta tidak ingin makanan menjadi dingin, keduanya mau tidak mau mengisi perut mereka hingga kenyang.

Disaat jam menandakan pukul 20:05, saat itulah orang tua nya melakukan perubahan rencana mendadak dengan alasan tidak masuk akal.

Ichiro yang sekarang sedang didalam kamar, lebih tepatnya berada duduk di atas kasur sedang merenungkan pesan ibu nya.

'Bagaimana mungkin mereka masih bisa jalan-jalan setelah mengurus bisnis selama 2 minggu?, apakah mereka tidak kelelahan?'

Ichiro memijat pelipis nya, merasa heran dengan stamina orang tuanya.

Mengambil salah satu tumpukan buku pelajaran disebelah nya, Ichiro lebih memilih untuk tetap fokus dalam membaca buku hingga sampailah tengah malam.

Jam sudah menyentuh pukul 00:00, disitulah rasa kantuk Ichiro mulai melanda dirinya, dia masih memaksakan membaca buku hingga tanpa sadar tertidur lelap.