"Dia emosi," ejek teman Chiraaz tersenyum sumbang.
"Mau kalian itu apa! bentak Chiraaz.
"Kamu keterlaluan Chiraaz, kami kan, cuma bercanda saja," elak lainnya.
"Kalian semua ini tahu etika atau tidak?! Bercanda juga harus pakai otak dan etika!" seru Chiraaz.
"Jangan bicara etika kalau kamu sendiri tidak tahu hal itu. Bicara saja seenaknya mengajari etika, tapi dirinya sendiri nol. Masa sudah bersuami nempel sama bos lama, nemenin makan siang terus lagi."
"Kurang ajar! Kamu memang tidak bisa diajarkan sopan santun!" seru Chiraaz.
Suasana kantin mendadak gaduh karena keributan yang dibuat Chiraaz dengan teman-temannya. Chiraaz yang sudah emosi terus dihina mencekik temannya yang bicara sembarangan. Semua yang ada di sana ikut melerai dan memisahkan mereka.
"Chiraaz! Kau bisa membunuh dia! Lepaskan!"
"Biarkan saja dia membusuk di neraka!"
"Kak, sudah jangan seperti ini. Ayo kembali saja ke ruangan kerja," ajak Shafira yang baru tiba di sana.
"Diam, Shaf!" bentak Chiraaz.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com