Esok harinya Anneth berangkat ke kampus seperti biasa.
Semua teman Anneth tampak khawatir bertanya pada Anneth kejadian yang menimpa Anneth di Ancol
Anneth bercerita mula-mula pada Joa di pagi hari sebelum masuk kelas kemudian Nashwa saat makan siang dan bahkan Putri juga Lifia menuntut diceritakan mendetail di telepon memastikan Anneth baik-baik saja dan Charisa yang terakhir bertanya dan menemui Anneth saat Anneth selesai mata kuliah terakhir
"Ini Neth" kata Charisa menyerahkan tas Anneth yang Anneth tinggal kemarin
"Loh kok ada di elo Cha" kata Anneth bingung
"Deven yang ngambilin" jawab Charisa
"Dia balik lagi ke Ancol??" tanya Anneth kaget
Charisa mengangguk
"Kok dia gak bilang sama gue sih kalau mau balik ke Ancol" tanya Anneth
"Ya gak mungkin elo bolehin khan" kata Charisa
"Terus Deven kemana sekarang?" tanya Anneth "kok dia gak balikin sendiri?"
"Deven udah pulang ke kos-kosannya Neth" kata Charisa "dia bilang besok dia ada test jadi dia mesti pulang buat belajar"
"Oohhh" Anneth mengangguk meskipun mendengar itu membuat Anneth merasa kecewa karena berarti hari ini dia gak bisa ketemu Deven
"Lo gimana?, lo udah gak apa-apa?" tanya Charisa
"Engga, gue udah gak apa-apa kok" kata Anneth kemudian bercerita pada Charisa lagi apa yang sebenernya dia alami.
Setelah sampai di rumah, Anneth mencoba menelepon Deven tapi gak diangkat, tuh khan... udah berani ngacangin, pikir Anneth jengkel dan akhirnya terpaksa Anneth chat Deven
Anneth : Dev, telepon gue kanapa gak diangkat?
Tapi gak dibalas juga sampai Anneth selesai mandi dan mau keluar dari kamar buat makan, tiba-tiba saja lagu Shallow terdengar nyaring dari hapenya yang Anneth taruh di meja sebelah tempat tidur
Anneth langsung berlarian dan jatuh ke tempat tidur sampai kepalanya kejedot pinggiran tempat tidur
"Aduhhhh" seru Anneth mengerutu kesakitan sambil memegang kepalanya dan merangkak mengambil hapenya
Tanpa melihat siapa yang menelepon, Anneth langsung mengangkatnya
"Hallo Neth" terdengar suara Rifan
"Hallo kak" sapa Anneth lemas karena ternyata bukan Deven yang menelepon pikir Anneth sambil masih memegang kepalanya
"Kenapa lemes gitu ngomongnya?" tanya Rifan
"Enggak, gak apa kak" kata Anneth
"Kamu udah gak apa-apa khan?" tanya Rifan dengan suara cemas
"Enggak kak, Anneth gak apa-apa kok" jawab Anneth "kenapa kak?"
"Enggak, kakak mau ngomong masalah kemarin jadi pihak panitia minta maaf sampai terjadi kerusuhan jadi kamu tetap akan dapat pembayaran tapi karena kamu gak jadi nyanyi jadi pembayarannya hanya separuh" jelas kak Rifan
"Iya, gak apa-apa kak" kata Anneth "ada lagi kak?"
"Masalah yang ke pulau seribu" kata Rifan "gak apa-apa sih kalau kamu mau ajak temen-temenmu tapi tolong kamu kasih tau temen-temenmu, jangan sampai ganggu proses syuting"
Anneth tersenyum senang "iya kak, nanti Anneth sampaikan ke temen-temen"
"Ya udah kalau gitu" kata Rifan "besok kamu datang ke studio ya, kamu mau denger hasil rekaman single barumu khan?"
"Mau kak" kata Anneth
"Besok habis selesai kuliah ya, kakak tunggu di studio" kata Rifan
"Iya kak" kata Anneth
"Ya udah Neth, sampai besok" kata Rifan
"Sampai besok kak" kata Anneth menutup teleponnya
Anneth menatap layar hapenya, Deven belum balas chatnya... dengan kecewa, Anneth mengantongi hapenya dan keluar dari kamar buat makan.
Deven membalas chat Anneth saat tengah malam, waktu Anneth sudah tidur dan baru dibaca Anneth besok paginya dan tulisan di chatnya sangat singkat
Deven : Sorry baru bales, gue belajar Neth terus hapenya gue silent jadi gak tau kalau lo telepon
Deven bahkan gak tanya kenapa Anneth telepon dia, dengan perasaan dongkol Anneth membalas chat Deven
Anneth : makanya hape jangan suka di silent, gue cuma mau ngomong thanks kemarin ngambilin tas gue... ntar lo kuliah selesai jam berapa Dev?
Anneth menunggu dan menunggu tapi tidak ada balasan dari Deven apapun sampai Anneth selesai mata kuliah di pagi hari dan dengan perasaan dongkol Anneth mensilent hapenya, biar Deven nanti kalau balas tau gimana rasanya kalau chat dibalasnya lama... nunggu itu khan gak enak
Anneth berjalan dengan perasaan marah ke arah kantin, ia pesan air putih yang tidak dingin dan mie ayam, kemudian dia duduk berusaha membuat pikirannya tidak dekat-dekat Deven dan juga menahan diri untuk tidak melihat hape.
Gimana ya Deven itu, udah tau kalau Anneth gak suka kalau chat'an balesnya lama... eh ini kelihatan sengaja gitu, mie ayam pesanan Anneth sudah dikirim dan Anneth sudah akan makan ketika
"ANNETHHHHHH" teriak Joa dan Nashwa
Anneth menoleh melihat kedua sahabatnya itu berlari dengan wajah pucat
"Hei kalian" sapa Anneth santai ketika mereka sudah di depan Anneth
"Lo kenapa telepon gak diangkat?" tanya Joa ngos-ngosah sambil memegang perutnya
"Hapenya gue silent" jawab Anneth masih dengan nada santai "kenapa sih kalian?"
"Lo tuh ya, sejak kapan main silent-silent hape?" tanya Nashwa jengkel berusaha mengatur nafasnya
"Gue lagi marah sama Deven, dia" kata Anneth
"Temen lo itu gak cuma Deven, Neth kalau ada yang penting orang cari lo gimana?!!" kata Nashwa
"Udah Wa, marahin dia ntar aja, ada yang lebih penting dibahas ini" kata Joa
"Kalian ini kenapa sih?, apa yang penting?" tanya Anneth
"lo lihat berita di online deh... rame tuh berita tentang lo sama Deven" kata Joa
"Berita apa?" tanya Anneth bingung dan buru-buru merogoh saku celana jeansnya
Ada 4 misscall dari Joa
5 misscall dari Nashwa
3 misscall dari Charisa
Dan
7 misscall dari Rifan
Anneth langsung buru-buru membuka situs berita di Internet dan terlihat gambar Anneth kemarin di Ancol yang berpelukan dengan Deven, judulnya membuat Anneth ternganga
'Anneth pacaran dengan Deven?, berita ekslusif hari ini'
"Berita ekslusif apaan?!, itu..." kata Anneth
Sebelum Anneth bahkan memberikan penjelasan kepada Joa dan Nashwa ada telepon dari Rifan
"Hallo kak Rifan"
"Anneth, kamu kemana aja?, dari tadi ditelepon gak diangkat" kata Rifan dengan nada tinggi
"Sorry kak tadi hapenya Anneth silent" kata Anneth
"Ngapain kamu pake silent hape kamu segala Neth?" tanya Rifan "kita disini lagi kelimpungan gara-gara berita online tentang kamu sama Deven, kamu itu udah penyanyi Neth bisa dibilang termasuk artis... kamu tau khan hapemu itu penting banget kalau orang mau hubungi kamu"
"Iya kak, maaf kak" kata Anneth gak enak
"Kamu dimana sekarang??" tanya Rifan
"Di kampus kak" kata Anneth
"Habis ini kakak jemput ya" kata Rifan "kita mesti ngomong masalah kamu dan Deven"
"Tapi Anneth masih ada kuliah nanti kak" kata Anneth
"Bolos aja, ini penting Neth" kata Rifan "ini orang-orang di management marah dan minta kamu segera jelasin ke mereka"
"I-iya kak" kata Anneth
"Kalau bisa kamu ajak Deven sekalian Neth" kata Rifan
"Deven gak bisa dihubungi kak" kata Anneth menghela nafas berat
"Ya udah, kamu aja nanti kakak jemput" kata Rifan "setengah jam lagi kamu keluar gedung ya"
"Iya kak" jawab Anneth mengakhiri telepon dengan managernya
"Kenapa Neth?" tanya Joa
"Kalau berita model begini pasti masalah sama manajemen Jo" kata Anneth "duh ntar kalau ditanya media gue gimana jawabnya ya?!"
"Ya jawab aja jujur status lo ama Deven, Neth" kata Nashwa "khan lo ama Deven temen"
Anneth menatap Nashwa dan Joa "gak enak khan gue kalau ngomong Deven itu temen, memang media bakalan percaya kalau mantan gue jadi temen apalagi di foto itu gue memang pelukan ama dia"
"Lo gak mau ngomong kalau Deven temen lo itu bukan karena lo masih ada rasa ama Deven khan Neth?" tanya Joa dengan pandangan menyelidik
Anneth diam saja ketika menatap ke arah Joa, ia tidak bisa menjawab pertanyaan ini apalagi setelah kejadian kemarin, setelah ia dihadapkan dengan maut dan di dalam pikirannya hanya ada Deven, masa iya masih harus memungkiri kata hatinya?!
"Gue gak tau Jo" jawab Anneth
"Lo ada rencana mau balikan ama Deven, Neth??" tanya Nashwa kaget
"Aduhhh... gak tau gue Wa, gue juga pusing ini mana Deven sekarang kayak gini lagi" kata Anneth "gue gak tau dia ada dimana dan gak ngerti juga model hubungan kita sekarang kayak gimana?!"