Setelah kembali berteman dengan Deven kehidupan Anneth seperti kembali lengkap
Ia tidak tau apa yang berubah tapi dirinya kembali merasa utuh, seakan sesuatu yang dulu mengganjal di dalam hatinya sudah hilang entah kemana?!
Anneth juga bisa tersenyum lebar dan tertawa lepas seperti Anneth yang dulu pernah hilang dan kembalinya persahabatan Anneth dan Deven ini membawa dampak yang luar biasa kepada teman-teman mereka yang lain.
Gogo yang dulunya dengan Anneth hampir tidak pernah tahu kabar satu dengan yang lainnya akhirnya kembali akrab seperti masa-masa di karantina dan begitu juga dengan Joa, Nashwa yang kembali berteman akrab dengan Deven
Seolah semua kembali seperti dulu...
Anneth benar-benar bahagia sekali dan seakan tidak ada yang lebih membahagiakan daripada saat Deven mengajaknya ke kos-kosan'nya dengan teman-teman yang lain saat hari minggu dimana semuanya sedang tidak ada kegiatan yang cukup berarti
Anneth dan yang lainnya duduk di meja makan di depan dapur
"Eh Dev lo bisa masak?" tanya Anneth menatap Deven sedang membuka kulkas seperti sedang berpikir
"Dia jago Neth" sahut Gogo yang duduk di ruang tamu sambil nonton TV "Deven bahkan bisa bikin mie cikini ya meskipun gak seenak bikinan kak Ucie"
"Boleh deh nyobain" kata Anneth
Deven menutup kulkas dan berdiri bersebrangan dengan Anneth
"Boleh... berani bayar berapa lo Neth minta gue masakin elo???" tanya Deven
"Gitu banget lo Dev, sama gue sekarang pake hitung-hitungan" kata Anneth
"Kalau bayar gak usah Neth" kata Charisa "ntar gue bikinin lo mie cikini"
"Horeee Ucha masak" kata Gogo bersorak "gue buatin 2 porsi ya Cha"
"Gue ngomong sama Anneth Go, bukan sama elo" kata Charisa
"Udah Go, kalau Ucha gak mau masakin elo... ntar dimasakin sama Uwa aja" celetuk Joa "gak usah mie cikini-cikini'an, Uwa mah masakin mie cinta buat lo"
"Joa!!!" teriak Uwa dengan mata melotot ke arah Joa
"Mie cinta bentuknya kayak gimana Jo?" tanya Deven berusaha menahan tawa
"Bentuk mie nya gak lurus Dev tapi bentuknya hati-hati dan bunga-bunga, terus saosnya dipakai nulis 'untuk Gogo tercinta' di atas mie'nya" Joa menggambarkan sambil ngakak diikuti yang lain yang juga ikut ngakak
"Halu itu halu" kata Nashwa
"Tapi gue gak nolak kok Wa kalau lo emang bikinin gue mie cinta" kata Gogo dengan wajah dibuat seserius mungkin
"Gue bakal bikinin buat lo tapi gue kasih racun Go" kata Nashwa
"Mie cinta yang beracun juga bakal gue makan kok Wa" kata Gogo "gue rela mati demi membuktikan cinta gue ke elo"
"Duhhhh merinding ding dong deh gue" komentar Nashwa dengan gaya gementar membuat semua yang ada disana tertawa
"Jadi... ini kalian semua libur tengah semester ada acara apa?" tanya Putri setelah puas tertawa
Semua menggelengkan kepala nya
"Gue ke pulau seribu buat syuting video klip" jawab Anneth dengan wajah muram karena tau anak-anak pasti bikin rencana liburan bareng
"Lo mau ngeluarin album Neth?" tanya Charisa
"Single dulu sih Cha" kata Anneth "lihat respon pasar kalau okey baru bikin album"
"Gak seru dong liburan kalau gak ada kak Anneth" kata Lifia
"Kalau kita ngikut lo aja ke pulau seribu, gimana Neth?" tanya Nashwa
"Harusnya sih boleh" kata Anneth "tapi memangnya kalian gak apa nemenin gue liburan ke pulau seribu?"
"Gak apa, khan liburan sekalian" kata Putri "bener gak gaes?"
Semua mengangguk bersemangat kecuali Deven, Deven hanya tersenyum
"Ya udah nanti gw tanya kak Rifan dulu, kalian boleh ikut atau gak?!" kata Anneth
"Nanti kabarin kita Neth kalau boleh" kata Charisa bersemangat
"Pasti dong gue kabarin" kata Anneth
Lalu mereka semua nonton film bersama-sama di ruang tamu dan makan, makanan yang dimasak Charisa-Deven-Nashwa, mereka masak mie cikini untuk mengingat saat-saat di karantina dan hasilnya ternyata enak sekali meskipun buat Gogo gak seenak masakan kak Ucie
Setelah itu mendekati jam 3 sore
"Eh gaes... gue mesti pergi ini" kata Anneth sambil berdiri dari tempat duduknya "ada job manggung di Ancol"
"Lo bawa mobil sendiri Neth?" tanya Deven
"Enggak tadi kesini sama Joa" jawab Anneth
Deven menatap Joa yang terlihat enggan untuk pergi dan mengantar Anneth karena mereka ada rencana mau pergi karaoke bareng setelah film yang mereka tonton habis
"Gue anterin Neth" kata Deven
"Gak usah Dev, gue dianter Joa aja" kata Anneth
"Lihat deh lo muka Joa, dia masih pingin disini sama anak-anak" kata Deven "gue juga khan gak bisa nyanyi, gue aja yang anterin"
Anneth menoleh melihat Joa, memang terlihat sekali dari tingkah laku Joa kalau ia tidak ingin mengantarkan Anneth
"Gue anter Anneth gak apa khan Jo?" tanya Deven langsung tanpa menunggu respon Anneth
"Ya kalau lo gak keberatan sih Dev tapi kalau bisa sekalian anterin dia pulang ya nanti" kata Joa
"Iya, gue bakalan anterin dia selamat sampe di rumah" kata Deven lalu ia menoleh ke arah Anneth "ayo Neth kita pergi sekarang, nanti lo telat lagi"
Anneth mengangguk dan berpamitan dengan semuanya.
Anneth melihat punggung Deven ketika keluar dari rumah, ia ingin bertanya sesuatu pada Deven tapi Anneth menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya karena akan aneh sekali kalau tanya hal ini dengan Deven dan ia menabrak Deven
"Kalau jalan lihat-lihat dong Neth, main tabrak aja" kata Deven
Anneth mundur terlalu cepat dan kakinya terpeleset, untungnya Deven dengan sigap langsung menarik tangan Anneth sebelum Anneth jatuh dan jarak tubuh mereka malah lebih dekat daripada tadi sampai Anneth bisa melihat kejernihan mata Deven dan bagaimana tatapannya itu serasa menusuk langsung ke hati Anneth
Anneth langsung merasa bernostalgia dengan tatapan mata Deven tapi... Anneth buru-buru menjauh dari Deven sebelum semuanya menjadi lebih rumit dan Deven dengan canggung melepaskan pegangan tangannya pada tangan Anneth
"Hati-hati lain kali" kata Deven salting
"I-iya" Anneth juga salting
"Ini" kata Deven memberi Anneth helm hitam seperti kapan hari
Anneth menerima dan memakai nya sementara Deven naik ke motornya dan memakai helmnya
"Ayo Neth"
Anneth naik ke motor Deven dan memegang kerah jaket kulit Deven
"Lo peluk pinggang gue Neth" kata Deven "gue mau ngebut ini lewat jalan-jalan kecil, kalau lewat jalan besar jam segini pasti macet"
Anneth dengan ragu memeluk pinggang Deven dan Deven-pun melajukan motornya setelah yakin Anneth memeluk pinggangnya dengan erat.
Sesampainya di Ancol, Deven sengaja langsung menurunkan Anneth di depan backstage supaya Anneth tidak dikerumuni para penggemarnya
"Ntar lo kalau udah selesai manggung telepon gue Neth" kata Deven "nanti kita ketemu disini"
"Lo gak mau ke backstage aja sama gue Dev?" tanya Anneth
Deven menggelengkan kepalanya "enggak ah, ntar kayak kapan hari lagi, gue disuruh nyanyi"
"Loh khan gak apa Ven kalau lo nyanyi juga" kata Anneth "dapet duit khan lumayan"
"Gue bukan penyanyi Neth dan gue gak mau jadi penyanyi" kata Deven "udah lo cepet masuk sana, ntar telat lagi"
"Ya udah kalau gitu, gue masuk dulu ya" kata Anneth
Anneth berjalan beberapa langkah merasa tidak enak membiarkan Deven menunggunya begitu saja tanpa ikut masuk ke backstage, Anneth menoleh ingin mengatakan sesuatu pada Deven tapi Anneth melihat Deven masih duduk di motor ninja'nya sambil melambaikan tangan supaya Anneth cepat masuk dan dengan terpaksa Anneth masuk ke dalam backstage.
Deven menghela nafas menatap Anneth masuk
Deven kemudian melajukan motornya menjauhi acara itu
Bukannya tidak ingin melihat Anneth menyanyi tapi acaranya di ruang terbuka dan kalau dilihat-lihat acaranya rame sekali
Deven melihat dari banyak sekali orang yang antri di depan pintu masuk, Deven tidak suka berdesak-desakan dan lagi kepala Deven jadi pusing kalau berada di tempat yang terlalu ramai
tapi Deven masih berada di sekitaran komplek Ancol jadi nanti kalau jemput Anneth tidak terlalu jauh
Beberapa jam kemudian saat Deven selesai makan terdengar suara sirine pemadam kebakaran
"Ada apa pak?" tanya Deven ketika berlari dan sampai di tempat parkiran sepeda motor
"Itu... acara yang disana itu, yang rame katanya rusuh banget dek sampe ada yang konslet listriknya jadi panitianya manggil pemadam kebakaran malah katanya ada yang luka" kata tukang parkir itu tanpa banyak bicara, Deven memberi tukang parkir itu uang dan naik ke motornya dan buru-buru memakai helmnya
'ya ampun Annethhhh!!!, semoga lo gak apa-apa" kata Deven dalam hati.