Aku membeku memperhatikan pintu yang ada dihadapan ku saat ini, aku tidak tau apa yang harus aku lakukan selanjutnya. Pikiran ku benar benar kosong, aku berdiri seperti orang bodoh di depan pintu ini. Aku melompat lompat kecil dengan sesekali meremas ke dua tanganku untuk mengusir rasa gugup yang aku rasakan.
Aku kembali memandang pintu yang ada dihadapan ku, aku menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkan nya secara perlahan. Perlahan aku mulai memegang gagang pintu yang akan menentukan nasib ku nanti.
"Kenapa kamu tidak langsung masuk saja?"
aku terkejut dengan suara yang datang secara tiba tiba dari arah belakangku. aku menoleh kan kepalaku untuk melihat siapa yang mengejutkan ku.
"Kamu membuatku terkejut Julio"
ucapku dengan kesal.
"aku rasa aku tidak mengejutkan mu, aku hanya bertanya kepadamu karena sedari tadi aku melihat mu bertingkah aneh dengan menatap pintu itu" Julio mengacak rambut ku dengan tertawa kecil seakan ia menertawakan tingkahku menatap pintu. Aku benar benar malu, kenapa aku tidak menyadari jika Julio sudah ada di belakangku sedari tadi. Aku menundukkan kepalaku untuk menyembunyikan rasa malu yang melanda ku saat ini.
"Apakah kamu tidak ingin masuk?, semakin lama kamu di sini maka pria yang ada di dalam akan mengamuk"
aku mengangguk dengan tertawa kecil karena lelucon yang ia lontarkan. Tetapi yang ia katakan ada benarnya juga, karena di dalam pria itu pasti sudah menjadi harimau yang siap menerkam dan mengamuk.
Aku mengikuti Julio di belakang untuk masuk ke ruangan itu, aku melihat seorang pria duduk di meja kerja tengah memperhatikan layar laptop yang ada di hadapannya. Aku menelusuri ruangan yang terbilang sangat mewah untuk sebuah ruangan kerja. Aku berdiri sangat jauh sambil memperhatikan Julio yang sedang berbicara serius dengan pria itu.
Kemudian Julio menyuruhku untuk duduk di sofa yang ada di tengah ruangan, aku langsung duduk setelah mendapat perintah dari Julio. Kemudian aku melihat pria itu menggeser sebuah lemari dan ternyata itu adalah pintu untuk membuka sebuah ruangan rahasia. Kemudian pria itu masuk ke dalam ruangan rahasia itu diikuti oleh Julio di belakang nya.
"Sepertinya mereka sedang membicarakan hal yang sangat serius" gumam ku kecil karena melihat gerak gerik mereka. Cukup lama aku menunggu mereka keluar dari ruangan yang mereka masuki. Aku juga sudah merasa sangat bosan sedari tadi duduk di sofa ini tanpa melakukan apa apa. Kemudian aku mencoba mengambil majalah untuk menghilangkan rasa bosan ku, aku cukup terkejut ketika melihat gambar yang ada pada majalah tersebut. "Arsenio Bimo Raymond, sukses di usia muda", bukan judul dari majalah itu yang membuat aku kaget tetapi foto yang disematkan untuk judul dari majalah itu.
Ternyata nama pria itu adalah Arsen Bimo Raymond, ia benar-benar begitu sukses di usia nya yang menginjak 27 tahun. Aku meneruskan membaca berita yang ada di majalah tersebut, intinya majalah itu hanyalah memuji muji kesuksesan pria itu secara berlebihan. Kemudian aku membalik lembar halaman untuk membaca berita selanjutnya, foto seorang wanita dengan pria yang begitu harmonis terpampang jelas tetapi aku hanya melihatnya sekilas.
"Ada apa dengan hubungan Vania Kyra Pramesti dan Briyan Troy Raymond ? " aku tidak tertarik dengan berita ini, ini hanya berita tentang sebuah hubungan seseorang yang seharusnya tidak dibeberkan di depan publik. Aku meletakkan kembali majalah yang ku baca ke tempat asalnya.
kemudian aku melihat ke arah ruangan dimana kedua pria itu masuk, tidak ada tanda-tanda bahwa mereka akan segera keluar. Aku memandang setiap lukisan yang terpajang indah di setiap dinding, lukisan wanita yang begitu cantik menarik perhatian ku. Aku menghampiri lukisan yang terpajang tersebut karena tidak jauh dari tempat aku duduk.
Ini adalah pertama kali aku melihat lukisan yang begitu indah, apalagi di tambah dengan wanita yang begitu cantik membuat lukisan nya menjadi lebih sempurna. Di bawah tepi lukisan tertulis nama " Vania Kyra Pramesti ", mungkin ini adalah nama pemilik wajah dalam lukisan ini.
Sepertinya nama ini tidak asing, dengan cepat aku mengambil majalah yang aku baca tadi dan segera membuka halaman yang aku tuju. Aku membuka halaman kedua dari majalah ini "Ada apa dengan hubungan Vania Kyra Pramesti dan Briyan Troy Raymond ? " aku membandingkan wajah wanita yang ada di dalam majalah dengan yang terpajang di dalam lukisan. Ini adalah wanita yang sama, tetapi kenapa lukisan nya ada disini, apakah pria itu penggemar sang model Vania Kyra Pramesti.
Aku memperhatikan nama sang kekasih dari Vania yaitu Briyan Troy Raymond, nama belakang Raymond sama dengan pria yang ada di dalam ruangan itu. Apakah pria yang di dalam majalah ini adalah saudara Arsen ?. Mungkin saja dugaan ku ini benar dan mungkin saja hanya kebetulan. Biarkan saja itu menjadi urusan mereka karena aku juga tidak tau apa apa tentang kehidupan mereka.
Setelah sedikit lama memandang semua lukisan beserta pajangan pajangan di dalam lemari, aku kembali untuk duduk menunggu mereka keluar. Setelah beberapa menit berlalu akhirnya mereka berdua keluar juga dari ruangan itu.
Arsen memanggilku untuk duduk di kursi di depan meja kerjanya. Aku menelan ludah ku karena sangat gugup bila berhadapan dengan nya, aku melihat Julio yang tampak santai berada di sebelah Arsen.
" Ini adalah berkas yang harus kau pilih, di situ sudah tertera nomor sesuai dengan penawaran yang aku tawarkan kepadamu" ia menyodorkan ku 2 buah berkas, berkas pertama aku bekerja padanya dan yang ke dua aku mengganti kerugian yang ia alami.
Tanpa pikir panjang aku mengambil berkas dengan nomor 2 sesuai dengan keputusan yang sudah aku tetapkan dari tadi. Aku membuka isi dari berkas tersebut, isinya berupa rincian kerugian yang ia alami. Tetapi yang membuat aku terkejut adalah total dari kerugian nya 2 miliyar. Aku menatap lekat lekat jumlah uang yang tertera di dalam berkas tersebut, siapa tau aku salah menghitung jumlah nol di belakang angka 2. Bagaimana aku bisa membayar uang sebanyak ini, utang orang tuaku saja belum aku lunasi sekarang malah bertambah, kalimat kalimat itu seakan menari nari di dalam pikiran ku. Aku tidak punya pilihan lain aku yakin Tuhan akan membukakan jalan kepadaku.
"Tadinya aku mengira kamu akan mengambil penawaran pertama" Julio berbicara di tengah keheningan, aku bisa melihat raut kecewa di wajahnya. Aku hanya tersenyum tipis untuk membalas ucapannya.
"Baiklah karena kau telah memilih maka akan aku beritahu aturan nya, kau harus membayar uang itu padaku selama 1 bulan, jika kau tidak bisa membayar nya maka kau akan bekerja padaku tanpa aku berikan gaji" Arsen melipat kedua tangannya di depan dada dengan wajah yang datar. Peraturan macam apa ini, sama saja akhirnya aku bekerja padanya benar benar tidak adil.
"Apakah aku harus bisa membayar semuanya selama 1 bulan ? tolong berikan aku waktu tambahan agar aku bisa membayar nya" mohonku padanya dengan membuat wajahku seakan memelas.
" Karena kau meminta waktu tambahan maka akan ku berikan padamu, kau harus membayar semuanya selama 3 Minggu "
aku dibuat heran dengan nya, ia mengurangi jumlah waktu bukan kah seharusnya ia menambahkan jangka waktunya. Karena takut ia akan semakin mengurangi jangka waktu aku hanya akan tetap diam dan tidak melawan apa yang akan ia perintahkan padaku.
" Sepertinya pembicaraan sudah selesai, kau akan diantarkan Julio untuk pulang ke rumahmu, aku akan ke rumahmu 3 Minggu lagi untuk mengambil uang dari kerugian ku, dan ingat jangan coba untuk melarikan diri dariku karena pada akhirnya kau akan aku dapatkan" Arsen keluar dari ruangan ini meninggalkan ku dan Julio.
" Tenang saja, aku akan ada untukmu" ucap Julio menepuk pundak ku dan meninggalkan ku sendiri. Jika keadaan nya tidak seperti sekarang ini maka aku akan tenang dengan ucapan Julio beberapa saat yang lalu, tetapi karena situasi nya sepeti ini maka ucapan nya seakan pertanda akan ada bencana besar yang akan terjadi padaku.
Aku meremas remas rambut ku karena aku begitu frustasi dengan nasib malang yang aku hadapi kini. Aku benar benar tidak tau mengapa Tuhan memberikan ku situasi seperti ini.