webnovel

Standing

"Kehilangan seseorang yang kita cinta memang sangat menyakitkan, tapi itu bukan akhir segalanya, kita bisa bahagia meski tanpa dia."

Harefa0512 · Teen
Not enough ratings
6 Chs

Dia lagi

Aku membuka kedua mataku perlahan, rasanya begitu sulit untuk membuka kedua mata ku kepalaku juga terasa begitu berat dan sakit. Aku melihat dipergelangan tanganku sudah ada infus yang terpasang.

"ternyata kamu sudah sadar"

"Sudah berapa lama aku ada disini?"

"hmmm, mungkin sudah 3 hari,"

"Terimakasih sudah menolongku"

"Bukan aku yang menolongmu, aku hanya menjagamu saat kamu pingsan. Dan kamu bisa memanggilku Julio. Lalu siapa namamu?, nampaknya kamu masih sangat muda"

"Namaku Feli, aku baru saja menginjak usia 20 tahun" ucapku dengan canggung

"Senang berkenalan dengan mu, aku harap kita bisa menjadi akrab"

"Ah ya, aku juga senang bertemu denganmu" ucapku dengan senyum tulusku, rasanya aku begitu nyaman berbincang dengannya. Sebelumnya aku tidak pernah berbincang dengan nyaman kepada orang-orang yang baru aku temui dan aku kenal. Tetapi dengan Julio aku begitu nyaman dan tidak canggung untuk berbincang dengan nya, mungkin ini karena ia memiliki sifat yang ramah serta ia dapat mencairkan suasana canggung.

"Apa kamu sudah merasa lebih baik?"

"Ya rasanya aku sudah mulai membaik, lalu siapa orang yang menolongku jika bukan kamu orangnya Julio?"

"Sebentar lagi kamu akan tau siapa orangnya, aku harus pergi sekarang karena ada hal lain yang harus aku urus. Sampai jumpa lagi Feli" Julio mengedipkan matanya sebelum meninggalkan aku seorang diri.

Aku terus menatap kepergian Julio sampai ia benar-benar keluar dari kamar, aku sangat beruntung di saat aku sadar aku menemukan Julio yang sedang menjagaku. Julio juga sangat tampan dan tinggi ia menjadi lebih sempurna karena sifat ceria dan sikap ramahnya. Awalnya aku sangat canggung untuk berbincang dengannya tetapi ia bisa membuatku nyaman untuk mengobrol dengannya.

Mataku mulai menelusuri setiap sudut ruangan kamar yang aku tempati sekarang.

"ahhh, kenapa kamar ini sangat tidak asing bagiku" batinku.

aku merasa aku pernah berada di sini sebelumnya, aku mencoba mengingat ingat kejadian kejadian yang terjadi sebelum aku ada di tempat ini. Aku begitu tidak mengerti disaat ingatan ruangan ini kembali, ya aku ingat sekali ini adalah ruangan di saat aku terbangun dari pingsanku saat itu. Dan apakah berarti aku sekarang berada di rumah seorang pria yang sebelumnya sudah pernah menolongku. Ahhh aku benar benar tidak percaya mengapa harus pria dingin dengan aura arogan yang aku hadapi, kalau seperti ini aku sangat tidak tau harus bagaimana setelah ini.

Disaat aku sedang frustasi dengan pikiranku, aku mendengar seseorang mengetuk pintu kamar. Dengan cepat aku menutup kedua mataku seakan aku kembali tidur. Suara langkah kaki seseorang terdengar semakin dekat, aku begitu gugup karena aku takut ia akan menyadari jika aku hanya berpura pura. Detak jantungku seakan tidak bisa aku kontrol lagi, jantungku berdetak sangat cepat aku takut ia bisa mendengar suara detak jantung ku.

Aku mendengar langkah kaki berhenti tepat di sebelahku, dan aku akan tetap berpura pura sampai ia keluar dari ruangan ini. Setelah lama menunggu aku mencoba memeriksa keadaan, karena sedari tadi aku tidak mendengar pergerakan setelah ia berhenti. Aku mulai membuka sebelah mataku untuk memeriksa keadaan saat ini.

"Apakah kau sudah siap melakukan akting mu, kau tau kau sangat tidak pandai berakting" aku langsung disambut dengan kata kata sarkas dari pria arogan yang sangat dingin yang ada di hadapanku saat ini.

Karena terkejut aku kembali menutup sebelah mata yang aku buka tadi. Aku tau ini adalah tindakan yang sangat bodoh tapi aku tidak punya pilihan lain. Aku benar benar sangat malu, ternyata dia menyadari aku sedang berpura pura sejak tadi.

"Bangunlah, aku tau kau sudah sadar. Kondisimu juga sudah membaik" ia seakan meremehkan ku dengan menendang tempat tidur ku, dan jangan lupa dengan wajah dingin nya.

Karena aku sudah tertangkap basah, aku duduk dengan terus menatap ke bawah. Aku benar benar tidak berani walaupun melihatnya sekilas. Kami terdiam cukup lama, ia juga tidak mengeluarkan sepatah kata pun sedari tadi dan aku tetap menunduk menatap tangan ku. Suasana saat ini begitu canggung dan juga sangat menakutkan.

"Apa kau benar-benar tidak ingin mengatakan sesuatu?"

Suaranya yang muncul tiba tiba di dalam keheningan membuat aku merasakan suasana horor mencekam + menakutkan + intimidasi semuanya bercampur menjadi satu. Aku memberanikan diri untuk mengangkat kepalaku aku melihat ia sedang melipat kedua tangannya di dada dengan berdiri tegap.

"Maafkan aku atas tindakan bodoh yang aku lakukan tadi dan juga aku ingin berterimakasih kepadamu karena kamu sekali lagi telah menolongku aku benar benar tidak tau apa yang akan terjadi padaku jika kamu tidak menolongku saat itu" aku berterima kasih dengan tulus serta sepenuh hati, aku sangat sangat bersyukur ia menolongku untuk yang kedua kalinya.

"Kamu?, apakah itu panggilan untuk seseorang yang lebih tua dari mu? dan aku kemari hanya untuk memberi tau mu jika aku tidak pernah memberikan pertolongan secara gratis aku ingin kau membayar pertolongan yang aku berikan kepadamu. Karena aku telah menolong mu banyak kerugian yang aku dapat"

Aku hanya diam dengan pikiran kosong menatapnya setelah mendengar penjelasan panjang darinya. Lalu dengan apa aku akan membayarnya, dia benar benar seseorang dengan kepribadian tidak terduga.

"Aku tau kau tidak bisa dan tidak akan sanggup membayar kerugian yang aku dapatkan, maka dari itu aku memberi penawaran padamu. Penawaran pertama kau akan bekerja padaku selama 2 tahun dengan mengikuti semua aturan aturan yang aku buat aku juga akan memberikan mu gaji yang cukup dan terhitung banyak untuk mu. Lalu untuk penawaran kedua sangat sederhana kau cukup membayar kerugian kerugian ku"

"Maaf kan aku sebelumnya, tapi aku tidak tau apa yang harus aku pilih"

"Baiklah aku memberikanmu waktu 30 menit untuk memikirkan pilihanmu, aku akan menunggu di ruang kerjaku tepat di sebelah kamar ini. Aku harap kau memilih pilihan yang tepat"

Akhirnya suasana berubah saat ia pergi meninggalkanku aku langsung mengambil oksigen sebanyak-banyaknya karena sedari tadi aku seperti menahan nafasku ketika aku dihadapkan dengannya. Aura yang ia bawa benar benar membuat semua orang yang berada di dekatnya akan merasakan aura yang begitu mengintimidasi, serta faktor pendukung dengan wajah dingin serta mata tajam yang seakan siap untuk membunuh.

Aku tidak tau harus memilih penawaran yang ia berikan kepadaku. Jika aku menerima penawaran pertama sepertinya aku harus meninggalkan orang tuaku, aku tidak bisa meninggalkan kedua orang tuaku dan membuat mereka khawatir terhadap ku. Sudah cukup aku membuat mereka menderita dengan sebuah pilihan bodoh yang aku putuskan secara egois.

Jika aku menerima penawaran kedua untuk membayar kerugian nya, aku tidak tau persis berapa jumlah kerugian yang harus aku bayar kepada nya. Setelah lama berpikir akhirnya aku memutuskan untuk memilih penawaran kedua, aku akan mengumpulkan uang untuk membayar kerugian nya setelah aku kembali ke rumah. Yang aku pikirkan saat ini adalah bagaimana caranya agar aku bisa keluar dari tempat ini dan bertemu dengan kedua orangtuaku.

Aku yakin kedua orang tua ku saat ini pasti akan sangat mencemaskan keadaan ku sekarang, karena sudah seminggu aku meninggalkan dan menghilang terhitung dari hari pernikahan ku.

Aku harap aku membuat keputusan yang benar saat ini.