webnovel

#10 Pengintaian

Satu minggu berlalu setelah perintah Stefan. Laki - laki bernama James itu menyewa sebuah kamar di roof top bangunan di seberang kost soya, dengan kamar menghadap ke arah kamar Soya. Ia mengintai Soya dan menghubungkannya pada Stefan.

Stefan sangat puas melihat hasil yang diberikan oleh James. Ia mendapatkn foto - foto Soya, bahkan beberapa diantaranya adalah foto yang sedikit vulgar. Membuat gairah Stefan membuncah tak tertahan.

"Oh Soya, bagaimana kau bisa secantik ini." desah Stefan sembari menciumi foto Soya.

Sesampainya di rumah, Stefan melampiaskan gairahnya pada Shiena sembari membayangkan Shiena adalah Soya, hal itu selalu membuatnya menjadi sangat bergairah.

"Sayang, kenapa kamu tidak sabaran?" desah Shiena yang merasa kaget tiba - tiba dicumbui oleh suaminya. Wajahnya memerah karena malu.

"Aku merindukanmu." bisik Stefan di telinga Shiena, membuat wajah Shiena semakin memerah.

Ide gila tiba - tiba muncul di kepala Stefan. Ia tahu apa yang harus dikerjakannya. Ia segera menghubungi James untuk melaksanakan tugasnya.

Pagi - pagi kost Soya selalu lengang, hanya ada beberapa orang yang masih di kamar mereka. James sudah membaca situasi beberapa minggu ia mengawasi. Pagi itu ia menyelinap ke dalam untuk menanam kamra di kamar mandi Soya.

Stefan memerintahkan James menanam kamera pengawas di kamar mandi milik Soya. Ia berencana untuk menjadikan foto bugil Soya sebagai ancaman untuknya agar mau kembali bersama Stefan. Ide itu serasa sangat bagus dan tidak mungkin gagal lagi. Stefan merasa menang. Hatinya sesak karena bahagia.

Dengan gelisah Stefan menunggu kabar dari James. Ia tidak sabar untuk bisa segera mengawasi pergerakan gadis itu dalam genggamannya.

"Lihat saja setelah ini. Kamu akan bertekuk lutut dan memenuhi semua keinginanku." kata Stefan penuh kemenangan. Ia tertawa di dalam mobilnya. Ia sudah menang dan akan memiliki Soya sepenuhnya.

"Halo." suara dingin itu terdengar di telinga Stefan.

"Saya sudah melaksanakan perintah anda. Anda bisa mengakses videonya melalui handphone anda." kata James tanpa basa - basi.

"Bagus." Kata Stefan sembari tersenyum. James memberitahukan cara untuk mengakses video itu kepada Stefan serta beberapa cara untuk menyimpannya.

Sesampainya di kantor, Stefan segera membuka handphone dan melakukan seperti instruksi James. Muncullah gambar kamar mandi Soya yang membuat ia berimajinasi tentang hal - hal yang ia bisa lakukan dengan Soya di kamar mandi itu. Stefan tersenyum licik dan bahagia.

"Sebentar lagi ruangan itu adalah tempat kita melakukan keseruan." bisik Stefan sambil tersenyum. Ia memandangi handphonenya dengan penuh kemenangan.

Bastien baru saja selesai membersihkan kafenya saat ia melihat seorang laki - laki turun dari atas. Ia memandangi curiga. Bastien mengenal orang - orang terdekat dari seluruh penghuni kost. Ia tidak pernah melihat yang satu itu. Alarm kecurigaan muncul di kepala Bastien. Ia mencium ada yang tidak beres dengan lelaki itu.

Bastien segera berjalan ke atas, mengecek setiap kamar. Tidak ada yang aneh dari kamar - kamar itu, tidak ada kerusakan dan laki - laki itupun terlihat tidak membawa apa - apa. Ia memutuskan untuk kembali dan mengecek cctv di kantornya.

Bastien terperangah kaget. Laki - laki itu menutup cctv di koridor lantai 2, hanya lantai 2 dan disana ada kamar milik Soya dan Ghea. Tapi Ghea saat ini sedang magang dan otomatis Bastien tidak bisa membuatnya khawatir. Dengan teliti ia mencoba mengamati langkah yang samar - samar. Bastien curiga ada yang coba ia cari.