"Coba saja kau hentikan kereta yang melaju dengan kepalamu, pasti langsung berhenti-"
"Iya, iya nanti aku akan ke rumah sakit," potong Eugene sesegera mungkin sebelum Michelle semakin menjadi-jadi dalam menyindirnya. Eugene mungkin terbiasa mendengar segala umpatan dan makian kasar keluar dari mulut Michelle. Tapi ucapan berada sindiran seperti ini sedikit membuatnya tak nyaman. Eugene merasa lebih baik jika Michelle mengumpat dengan keras seperti biasanya.
"Nah, bagus. Pak tolong putar—"
"Tapi setelah kencan kita," sekali lagi pemuda itu memotong ucapan Michelle sebelum gadis itu menyelesaikannya. Bola mata berwarna kecoklatan yang selalu Eugene kagumi kini malah menatapnya dengan garang. Seolah Eugene adalah mangsa empuk yang selama ini Michelle intai.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com