Sudah sekitaran sejam lebih, sejak Eugene menarik paksa Aiden masuk ke dalam demi menghindari kalimat sarkas dari Michelle. Berniat tidur karena keadaan tubuhnya lumayan letih. Namun matanya tak bisa terpejam rekat meski sudah terlampau berat, entah karena sementara ia tidur di lantai dengan alas tipis, atau karena suasana rumah ini terasa sedikit, menyeramkan. Sekeras apa Eugene menyangkal, nyatanya ia cukup paranoid pada sudut-sudut ruangan yang gelap.
'Seet—'
'Gasp!'
Eugene tersentak ketika sudut matanya melihat suatu pergerakan, sedikit melirik dengan perasaan gemetar, lalu kembali bernafas lega saat mendapati itu hanyalah gorden putih yang melambai-lambai karena tertiup oleh angin, mungkin karena ia kurang rapat menutup atau memang ada lubang tak diketahui di sela-sela jendela itu.
'Srek—'
"Argh! sialan! singkirkan kakimu itu!" hardik Eugene, melemparkan kaki Aiden yang menimpa perutnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com