"Hosh.. hosh..."
Gadis itu terbangun di kegelapan malam. Nafasnya memburu seperti habis berlari maraton. Ia melirik ke jendela, langit masih menghitam. Tanda bahwa pagi belum datang.
Keringat sebesar biji jagung membasahi dahi dan lehernya. Bajunya basah oleh keringat. Tadi adalah mimpi paling buruk baginya. Michelle meraih ponsel didekatnya. Waktu menunjukkan pukul 03.15. Masih terlalu pagi untuknya bangun. Namun ia tak bisa memejamkan matanya lagi. Bayangan mimpi itu tak bisa hilang saat matanya terpejam. Seakan menunggunya untuk kembali terlelap.
"Eugene..." Gumamnya pelan. Kali ini ia bisa mengingat mimpi itu dengan jelas. Namun anehnya kenapa malah wajah Eugene yang terbayang. Michelle menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan bayangan Eugene yang tertusuk dalam mimpinya.
Pandangannya teralih pada layar ponsel. "Apakah ku hubungi saja ?" Ada rasa cemas dalam hati Michelle. Bagaimana jika sat ini pemuda itu dalam bahaya. "Tapi sudah pasti dia sedang tidur"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com