Udara dingin seakan tak berarti bagi pemuda yang tengah dimabuk cinta. Meski kedengeran nya sesuatu yang kekanakan, namun ia tak bisa menampik hal tersebut. Badai sekalipun pasti akan ia terjang jika menyangkut gadis yang ia cintai.
"Halo~" sapa nya dengan suara lembut. Mata se-kelam malam menatap hangat pada jendela yang menyala. Jendela yang memisahkan dirinya dengan gadis pujaan hati.
"Kenapa kau menelfon ku ? Apa ada sesuatu yang tertinggal padaku ?" Tanya gadis diseberang telepon.
Jendela itu perlahan terbuka, menampakan sosok gadis berambut coklat yang balik menatapnya juga. Dengan dahi yang mengkerut tentunya, menandakan ia bingung untuk apa panggilan datang jika mereka bahkan baru saja bertemu.
"Iya, ada sesuatu yang tertinggal" Eugene si pemuda yang menelpon memasukan tangan di saku celananya. Lalu mengeluarkan tangannya yang sudah membentuk simbol hati. "Hatiku yang tertinggal padamu~" disertai senyum lebar dengan dimple di kedua pipinya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com