"Mom, everytime we spend the time, he's being a good boy!! Clear attitude, great languange and cool personality. And you keep this as a big trouble for our family??"
"Bro, stay calm---" tahan Yibo. Ia memegang ujung jaket yang dipakai kakaknya dengan kuat.
"Shut up boy, i wanna take a serious talk with mom. Just sit down and take your time" kilah Geon. Ia cukup muak dengan semua yang mama nya ucapkan pada sang adik.
Ia rasa ia sudah membuat keputusan yang tepat untuk membahasnya sekarang.
"Geon. If your little brother always treat you like this, would you be happy? I mean, he's give you all bad attitude" ucap sang mama. Ia melirik Yibo dengan tatapan tak suka nya, membuat Geon semakin emosi.
Bagaimana bisa seorang ibu berlaku seperti itu pada anak kandungnya?
"No mom!! I'll be happy just like this. He is going be trouble for you, it's just because you treat him like he doesn't your son. He's being rude with me? No. Yibo is a good little brother for me" ia mengacak rambut kesal membuat Yibo mendengus.
Kakaknya itu sungguh keras kepala. Padahal ia tidak apa apa dengan semua ini.
"Just send him to a far country. I'll be going now" ujar mama lalu berdiri, membawa tas jinjingnya.
"If you wanted this, okay. I'll go with him to a faaaar away country, leave you and dad here" putus Geon. Mama yang mendengar itu pun semakin murka.
"Geon!!"
"Come on boy, we going to a nice place" namun Geon tak peduli. Ia menarik Yibo untuk keluar dari rumah meninggalkan perempuan itu disana.
"But mom---"
"Leave her"
Di mobil, keadaan sangat tegang. Geon masih berusaha memendam emosinya sementara Yibo sendiri, ia sibuk dengan pikirannya.
Secara tak sadar, Yibo merasa Geon membawanya pergi kembali ke apartemen. Apa mungkin kakak nya itu ingin memarahinya?
Jujur saja, Yibo itu sangat takut dengan kakaknya. Apalagi Geon itu sungguh sangat temperamen.
Semenjak ia lulus smp, mama mereka memberlakukan dirinya sedikit tidak adil. Seperti mulai dari hal kecil hingga puncaknya dimana ia mengatakam bahwa Yibo memiliki perilaku yang tidak baik.
Padahal selama 22 tahun ia hidup, Yibo selalu berlaku baik walaupun karakternya memang sedikit pendiam. Tak pernah sekalipun ia mendapati adiknya itu melakukan hal hal jelek yang mengganggu pikirannya.
Ia sudah cukup muak akan hal ini. Makanya, ia bersedia membawa Yibo pergi dari tempat asal menuju sebuah tempat yang akan menyamankan adiknya itu untuk beraktivitas.
Hanya ada satu negara yang ia pikirkan.
"Paspor Lion dimana?" Tanya nya pada Yibo saat baru saja memasuki apartemen.
"Seriusan mau pergi? Tapi sekolah Lion---"
"Kita pergi. Tiger kan punya banyak uang Lion, let's move on now" Geon memegang kedua bahu lelaki itu, meyakinkannya bahwa keputusan ini sudah benar.
Yibo mengangguk. Ia pergi ke kamarnya untuk mengambil paspor lalu kembali keluar menyusul Geon.
"Don't try to find us, or i'll destroy you" tutup Geon pada sambungan teleponnya. Ia menoleh, mendapati Yibo yang sudah berdiri di belakangnya dengan paspor dan juga topi.
"Kita---mau kemana?" Bingung nya.
"Airport. I already book a ticket to other country" Geon menjawab sambil merangkul sang adik.
_________________________________________