webnovel

2. long way

Geon memejamkan matanya. Ia berusaha menenangkan pikirannya sejenak selagi dalam perjalanan menuju negara lain.

Yibo disampingnya sudah terlelap. Lelaki berumur 16 tahun itu sudah selesai memakan makan malamnya, dan baru saja terlelap setelah Geon memberinya sedikit cerita.

Penerbangan masih sekitar 8 jam lagi. Suasana di first class cabin pun terasa sejuk akibat pendingin yang ada dan juga malam yang sudah datang.

Badan Geon terasa remuk. Ia lupa kalau kemarin baru saja mengalami kecelakaan saat balap mobil. Walaupun tidak parah, tetapi cukup untuk membuat tubuhnya pegal pegal.

Sial, di umurnya yang sudah 22 tahun ini, ia kembali merasakan apa itu hampanya keharmonisan keluarga.

Ia sudah menduga itu semua akan terjadi, tetapi ia tidak mau berekpektasi bahwa nantinya mereka akan memaafkan dan kembali seperti biasa.

Sudah cukup rasa sakit yang dirasakan adiknya. Ia tak ingin masa masa bahagia Yibo terpengaruh oleh hal hal seperti ini lagi.

Dini hari menyambut kedatangan mereka. Matahari sudah menyempil di balik awan awan ketika Geon dan Yibo sedang keluar dari pesawat.

Bandara Internasional Hongqiao Shanghai.

Keduanya keluar dari bandara, meskipun Yibo terbengong bengong kenapa kakaknya membawa ia kesini.

"Tiger, kita di Shanghai? Pindah kesini?" Tanya Yibo sambil memasuki taksi. Ia menatap kakaknya yang terlihat lelah.

"Yap. Lion cocok nya tinggal disini, banyak kawannya" jawab Geon.

Yibo memahaminya. Memang dirinya lebih mudah berinteraksi dengan orang orang mandarin saja daripada masyarakat umum di tempat asalnya.

Ia tak tahu Geon membawanya kemana. Tetapi tak sampai satu jam perjalanan, mereka diturunkan tepat di depan sebuah bangunan besar.

"Seriously? Here? Do you wanted to---"

"Buy you a motorbike or a sport car? You can choose" tukas Geon dengan wajah flex nya.

Ia berjalan masuk, diikuti Yibo hingga pandangan mereka menangkap jejeran mobil dan juga motor mahal disana.

"You can choose all you want. Everything i'll buy it for you"

Yibo berbinar. Ia memukul pelan bahu Geon tanda terimakasihnya, lalu segera berkeliling diikuti para pelayan.

Melihat kalau Yibo senang, Geon lega. Akhirnya adiknya itu tidak lagi murung. Mengingat ia sempat meminta dibelikan motor balap oleh sang ibu, tetapi tak dapat dikabulkan karena dilarang.

Yibo kembali setelah Geon menyelesaikan pembayaran untuk mobilnya. Lelaki muda itu berkata bahwa ia akan meminta dibelikan satu motor balap berwarna hitam yang bermerk bmw.

Oke, Geon menurutinya. Setelah pembayaran selesai, ia meminta pada para pelayan untuk mengizinkannya langsung membawa mobil itu pergi.

Dan mereka pun menyetujuinya.

Dan motor Yibo? Akan diantarkan.

"Tiger, kita mau ke hotel?" Tanya Yibo. Geon menggeleng, ia memberikan ponsel nya pada sang adik untuk dilihat.

"Pilih, mau rumah yang mana?"

Sekali lagi, Yibo speechless. Kakaknya itu terlalu kaya hingga semua pun dapat diurus dengan cepat.

"Yang ini bagus" ia menyodorkannya pada Geon.

Oh, itu smart home yang ia pesan. Karena Yibo menyukainya, ia akan langsung menyelesaikan pembayaran dan pindah saat itu juga.

Urusan pindah pun sudah selesai pada sore harinya. Saat ini, Geon dan Yibo sedang rebahan di ruang santai dekat balkon seraya menge scroll ponsel masing masing.

"You wanna go here now? But it's too late. Why don't you here tomorrow?"

"Yeah but, i want to sleep over on your new house. Can't i?"

"Ok ok, you can. Are you alone?"

"I'm with Argo. Can we?"

"God, you two can here. So please don't disturb me for now okay? I wanna take a nap"

"Okay boss!! We are going to Shanghai now!!"

"Siapa Tiger?" Tanya Yibo. Geon menghela napas, lalu melempar ponselnya pelan.

"Guo sama Argo abis dari Nebraska mau kesini" mata Yibo membulat.

"Demi apa?? Gak capek?" Bingungnya.

"Bodoamatlah mau sekarat juga. Emang kadang gila mereka tuh" Yibo mengendikkan bahunya, lalu kembali melihat ponsel.

_________________________________________