Mau memberikan mobil atau apapun, rasa Kirana pada Andra masih sama, belum berubah menjadi cinta. Lagi - lagi Kirana teringat Farhan. Saat ulang tahunnya yang ke tujuh belas tahun, Kirana merayakan hari ulang tahunnya tersebut dirumahnya, ia mengundang teman - teman sekolah dan juga teman - teman rumahnya. Kirana memakai dress berwarna pink dengan rambutnya tergerai panjang. Ia sangat cantik, lalu Farhan datang dan memberikan hadiah untuknya. Kirana sangat senang dengan kehadirannya. Waktu itu, mereka belum lama jadian tapi masih belum banyak yang tahu tentang hubungan mereka. Saat itu juga, cowok yang menyukai Kirana datang, ia bernama Alfian. Ia juga membawakan hadiah untuk Kirana. Di tengah acara, Alfian tiba - tiba menyatakan perasaan cintanya pada Kirana.
"Mau ga kamu jadi pacar aku?" Ucap Alfian dihadapan semua tamu yang datang.
Kirana terkejut, ternyata Alfian berani menyatakan perasaannya dihadapan kedua orang tua Kirana. Kirana melihat wajah Farhan yang kesal, ia sedang dilanda cemburu karena melihat Kirana ditembak oleh cowok lain. Semua teman - teman Kirana bersorak sorai meminta Kirana untuk menerima cinta Alfian.
"Aku ga bisa jawab sekarang, aku pikir - pikit dulu ya!" Ucap Kirana. Kirana mengatakan seperti itu karena ia merasa kasihan jika harus menolak Alfian didepan teman - temannya, pasti Alfian akan malu.
Setelah acara tersebut, Farhan marah terhadap Kirana, ia kecewa karena Kirana seolah tak menganggapnya. Kirana berusaha menjelaskan pada Farhan kalau ia tidak mencintai laki - laki selain dirinya, namun Farhan tak mudah percaya, sampai akhirnya ada salah seorang teman mereka yang menjelaskan bahwa cinta Kirana hanya untuk Farhan seorang, dari situ Farhan baru bisa yakin kembali dengan Kirana, akhirnya hubungan mereka kembali membaik.
Kirana juga teringat saat ia ulang tahun ke ke dua puluh tahun, saat itu dua orang sahabat Kirana dikampus, Yura dan Luna mengajak ia ke sebuah Resto, disana Kirana melihat Farhan bersama wanita lain, mereka sedang makan berdua. Betapa hancurnya hati Kirana saat itu, namun Kirana tidak melabraknya karena ia tidak suka dengan keributan didepan umum, ia hanya memperhatikan dari jauh, lalu Kirana menelepon Farhan.
"Hallo Farhan, kamu lagi dimana?"
"Lagi makan sama Rafi dan Dion."
"Makan dimana?"
"Dikantin."
Kirana langsung menutup teleponnya, ia menangis karena ia tahu bahwa Farhan berbohong padanya, lalu Kirana mengirim pesan pada Farhan.
[HARI INI JUGA KITA PUTUS!]
Farhan langsung membuka ponselnya dan membalas pesan dari Kirana.
[Lho, kenapa?]
Kirana memotret Farhan sedang bersama wanita itu, lalu foto tersebut ia kirimkan pada Farhan. Kirana sudah sangat kesal padanya.
Setelah puas membuat Kirana menangis, akhirnya Farhan dan wanita itu menghampiri Kirana.
"Happy birthday!" Ucap Farhan sambil tersenyum. Kirana masih juga menangis, namun kali ini adalah tangisan haru.
"Jadi kamu ngerjain aku? Jahat!" Ucap Kirana yang masih berlinang air mata. Yura dan Luna langsung memeluk Kirana.
"Maaf ya!" Ucap Farhan.
"Sebel! Wanita ini siapa?" Tanya Kirana.
"Dia temannya Yura." Jawab Farhan.
"Jadi kalian sudah bersekongkol? Menyebalkan!" Sembur Kirana.
Padahal hari ini sudah lewat tiga hari dari hari ulang tahunnya, sengaja mereka tidak prank saat tepat di hari ulang tahunnya karena takut kalau Kirana sudah bisa menebak kalau ini hanya jebakan.
Farhan memberikan Kirana sebuah tas yang Kirana tahu tas itu harganya ratusan ribu tapi Kirana sangat suka dan tas itu selalu ia pakai saat kuliah.
Semua kenangan saat ia berulang tahun sangat indah karena selalu saja ada kejutan dari Sang Kekasih pada saat itu. Kini kenangan - kenangan tersebut tersimpan rapi dalam memori Kirana, ia masih sering mengingatnya.
Kembali kedunia nyata, kaki Kirana masih pegal - pegal, ia sedang makan dengan lahapnya.
"Kiran, makannya jangan banyak - banyak, biar nanti pada saat hari H, kamu terlihat cantik, pangling dan lebih langsing." Tutur Mamanya Andra.
"Aku lapar, capek habis perjalanan jauh." Balas Kirana.
"Ga apa - apa Ma, kasihan Kirana lapar, abis dikerjai kedua adiknya." Sahut Andra.
Kirana tak peduli calon mertuanya mau bicara apa yang terpenting ia bisa mengisi kembali energinya setelah berjalan yang lumayan jauh.
Farhan sedang berada dikamarnya, ia melihat rumah Kirana dari jendela kamarnya, rumah Kirana masih gelap, itu berati semua keluarganya sedang pergi. Ia juga berpikir, pasti mereka semua sedang merayakan ulang tahun Kirana. Farhan membuka ponselnya, ia melihat foto pada status Kirana. Kirana memasang fotonya yang sedang makan - makan bersama keluarganya. Farhan ingin mengirim pesan pada Kirana, ia sudah mengetik beberapa kata, namun ketikan itu kembali ia hapus, karena ia tidak ingin Kirana jadi mengingatnya lagi.
Farhan menuju balkon rumahnya, ia menatap jalan yang masih terang benderang karena cahaya lampu. Pikirannya kembali kebelakang, ia mengingat masa kecil, saat Kirana berulang tahun. Saat itu, Kirana berulang tahun yang ke 9 tahun. Farhan dan teman - temannya sudah merencanakan akan mengerjai Kirana. Pulang sekolah, mereka sudah berkumpul, Farhan sudah menyiapi telur dan tepung terigu yang ia umpatkan di dalam rumahnya, lalu ketika Kirana sedang berbincang bersama temannya, Farhan dan teman - teman yang lain mengambil telur dan tepung terigu tersebut, lalu dari belakang mereka langsung memecahi telur diatas kepala Kirana, setelah itu kepala Kirana pun dibaluri tepung terigu. Kepala dan seluruh tubuh Kirana putih dan bau amis. Mereka semua menertawakan Kirana dengan puasnya. Kirana menangis, tapi ia juga senang. Farhan meminta maaf pada Kirana karena itu semua adalah idenya. Mulai saat itu sampai tahun - tahun berikutnya, Farhan dan Kirana selalu mengukir kenangan indah saat hari ulang tahun mereka. Baru tahun ini Kirana harus merayakannya tanpa adanya Farhan.
Kirana dan keluarganya sudah berada didalam mobil, mereka akan pulang kerumah.
"Gimana Kak prank kita, sudah cukup sadis kah?" Tanya Fanya.
"Parah, kaki kakak masih pegal nih!"
"Nanti sampai dirumah ibu pijit, tenang aja!" Ucap Ibu.
"Yang ada dipikiran Kakak, tadi itu ibu kenapa?" Tanya Rania.
"Kalian itu aktingnya pinter banget ya, dapet banget lho akting nangisnya! Tadi itu Kakak pikir ibu sakit, terus kalian mau ajak kakak kerumah sakit. Kakak udah sangat emosi dengan kalian berdua karena pada saat ditanya ibu kenapa, tapi ga ada yang jawab!"
"Yes, kita berhasil menguras emosi Kak Kirana!" Seru Fanya sambil tos kedua tangan dengan Rania.
Kirana berjanji akan melakukan balas dendam pada kedua adiknya ini saat mereka ulang tahun nanti.
Sudah sampai didepan rumah, Kirana turun dari mobil sambil merasakan pegal - pegal dan lecet pada kakinya. Farhan yang masih berada dibalkon melihatnya, 'ada apa dengan Kirana?' Bathin Farhan. Karena ia melihat Kirana yang berjalan terpincang - pincang.
"Hhmmm..." Gumam Rania sambil memberi kode pada Kirana. Rania melihat Farhan yang dari atas rumahnya sedang memperhatikan mereka dibawah.
Seketika Kirana langsung menoleh keatas, melihat Kirana yang menoleh, Farhan langsung membalikkan badannya, lalu berjalan kedalam.
"Ciee... Masih ada yang diperhatiin!" Goda Rania.
"Iya, diam - diam si Dia masih ngeliatin Kakak!" Sambar Fanya.
"Sssttt....!" Ucap Kirana.
Benar apa yang dikatakan adiknya, Farhan diam - diam masih memperhatikannya, hal itu membuat Kirana senang. Walau Farhan tak juga mengucapkan selamat ulang tahun padanya.