Feli masih bingung mau menjawab apa. Berulang kali ia mengetik balasan, namun ia hapus lagi. Merangkai kata-kata yang pas untuk menolak ajakan Fian. Belum sempat ia mengirim balasan, tiba-tiba Fian sudah membuka pintu penghubung di kamar mereka. Ia mendongak mencari keberadaan Feli. Feli yang sedang duduk di atas ranjang hanya bisa melongo melihat Fian di ambang pintu. Ia merutuki kebodohannya sendiri kenapa tidak mengunci pintu tersebut.
"Yuk, aku tunggu" ajak Fian dengan santainya.
Feli mengerjapkan matanya berulang kali. Ia menatap Fian yang tengah menatap jam tangan yang melingkar di tangan laki-laki itu. Fian sudah mengenakan jaket kain warna putih dengan kaos polos warna senada dan di padu padakan dengan celana pendek serta sandal hotel.
"Ayo, buruan" paksa Fian lagi. Feli kemudian turun dari ranjangnya dan berjalan menuju ke pintu kamarnya.
"Kok lewat situ?" tanya Fian bingung.
"Kan emang pintu keluarnya di sana" jawab Feli cepat.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com