webnovel

Apel Merah

Editor: Wave Literature

"Sudahlah, pergilah dan mandi. Meski kau masih belum terbiasa denganku, aku akan tetap menghormatimu." Pei Xiuyuan tidak sedang menggodanya. Dia tahu bahwa Lu Man sudah lelah.

"Hmm." Kata-kata itu membuat Lu Man jauh lebih santai. Kemudian, Lu Man mengambil pakaian dan pergi ke kamar mandi.

Pei Xiuyuan menyalakan laptopnya untuk mengerjakan urusan bisnis, tapi ketika mendengar suara air di kamar mandi, dia tidak bisa berkonsentrasi.

Pei Xiuyuan menarik napas yang dalam, kemudian dia membawa laptopnya keluar. Dia mandi di kamar tamu dan mulai bekerja.

Lu Man merasa jauh lebih nyaman setelah mandi, sampai-sampai tidak ingin meninggalkan kamar mandi. Tentu saja, dia tidak ingin meninggalkan kamar mandi karena ada orang yang menunggu di luar pintu. Dia mandi selama hampir sejam. 

Setelah keluar dari kamar mandi, dia mendapati bahwa kamar tersebut kosong, tak ada orang. Ini membuatnya menjadi lebih tenang.

Lu Man biasanya tidur jam sebelas malam. Sekarang sudah hampir jam dua belas malam, dan Lu Man sudah mengantuk. Lu Man mengira bahwa Pei Xiuyuan memberikan kamar tidur utama untuknya hari ini, jadi dia langsung tidur tanpa pikir panjang.

Setelah berbaring di tempat tidur, dia merasa sangat nyaman dan langsung tertidur.

Ketika Pei Xiuyuan masuk ke kamar, dia tiba-tiba tersenyum. Dia melihat Lu Man yang sudah tertidur nyenyak. 

Pei Xiuyuan biasanya tidak pernah mengingat wajah seorang wanita, tapi pertama kali dia melihat foto Lu Man, dia langsung mengingatnya. Kedua kali dia bertemu dengan Lu Man di jalan, ia merasa tak berdaya ketika melihat Lu Man yang berjalan tanpa tujuan. Jadi, ketika Lu Man meminta untuk menikah dengannya, dia langsung setuju tanpa ragu. Pei Xiuyuan bahkan takut jika Lu Man akan menyesal, jadi ia segera membawanya ke Catatan Sipil.

Sekarang Lu Man sudah menjadi istrinya. Wanita itu sedang berbaring di tempat tidurnya. Perasaan ini sangat menyenangkan!

Pei Xiuyuan mengangkat selimut dan perlahan-lahan naik ke tempat tidur. Kemudian, dia memeluk Lu Man dengan lembut.

Lu Man terbangun karena aura panasnya. Sebelum membuka mata, dia menggerakkan tangannya terlebih dulu, tapi dia tidak bisa bergerak.

Selama ini, dia tidak pernah berbagi tempat tidur dengan orang lain, jadi dia sekarang panik. Dia berusaha sekuat tenaga untuk membebaskan diri.

"Jangan bergerak."

Ketika Lu Man mendengar suara seorang pria, dia semakin panik. Bagaimana mungkin ada pria di sampingnya? Sekarang dia berusaha semakin keras.

"Istriku..."

Kata ini membuat Lu Man terbangun sepenuhnya. Dia terkejut sampai tidak berani bergerak.

Pei Xiuyuan menghela napas pelan. Kemudian, ia melepaskan Lu Man dan bangkit dari tempat tidur.

"Lu Man, aku pergi mandi dulu." Pei Xiuyuan melepaskannya.

Tapi, setelah Pei Xiuyuan keluar dari kamar mandi, Lu Man sudah tidak ada di kamarnya.

Pei Xiuyuan menyadari bahwa Lu Man sangat tidak menyukai perasaan itu. Kemudian, dia melangkah keluar.

Ternyata Lu Man ada di dapur.

Ketika melihatnya, wajah Lu Man sangat memerah.

Lu Man menundukkan kepalanya dan mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.

"Tunggu sebentar, sarapan sudah mau siap." Setelah selesai bicara, wajahnya memerah lagi ketika memandang Pei Xiuyuan.

Wajahnya sekarang tampak sangat menggoda seperti sebuah apel merah. Bagaimana mungkin ada orang yang tidak mau memakannya?

.....

Setelah Pei Xiuyuan pergi bekerja, Lu Man membersihkan rumah lagi. 

Lu Man sangat bosan karena tidak ada kegiatan. Studio yang dia buka hanyalah permulaan. Selain itu, dia adalah seorang akuntan dan bisnisnya sangat sepi. Dia sudah terbiasa sibuk. Tiba-tiba menganggur seperti ini membuatnya merasa sangat bosan.

Tak lama kemudian, Hou Qingqing menelepon.

"Lu Man, wanita murahan itu sangat keterlaluan! Dia menyuruh orang lain untuk mengirim undangan pernikahannya!" Hou Qingqing sangat marah.

Lu Man sama sekali tidak marah. "Apakah sekarang kau punya waktu? Kalau ada, nanti antarkan undangan pernikahan itu untukku dan sekalian kita makan siang."

"Baiklah."

Keduanya bertemu di sebuah Restoran Sichuan yang sering mereka kunjungi.

Lu Man menunggu Hou Qingqing selama beberapa saat. Setibanya di sana, Hou Qingqing segera menghampirinya. 

"Apa yang kau lakukan!" Lu Man tersenyum sambil mendorongnya.

"Aku coba mencium apakah ada bau-bau pria di tubuhmu!" 

Lu Man cemberut, "Kau terlalu berpikir macam-macam!"

"Kalian tidak melakukan itu?" Hou Qingqing tidak percaya.

"Iya."

"Apakah Pei Xiuyuan benar-benar tidak bisa?"

"Bukan."

Begitu Lu Man ingat situasi di pagi tadi, telinganya mulai memerah. Dia menuangkan segelas air dingin dan meminumnya.