webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urbano
Classificações insuficientes
372 Chs

351. Fauzan Suddenly Anger

Drrrt... Drrrt... Drrrt...

Nadia baru saja membuka ponselnya. Begitu dibuka, tiba-tiba ponselnya bergetar. Sehingga, ia tidak jadi fokus ke layar laptop yang ada di depannya.

Data yang dikerjakannya dengan Fauzan sudah selesai baru saja. Nadia hanya tinggal mengirimkan datanya ke flashdisk miliknya dan diganti lagi ke komputer kantor untuk dikirim ke manajernya besok. Sekalian untuk menyimpan data yang ada.

"Zan, sebentar ya. Ibuku tiba-tiba saja menelpon," kata Nadia pada Fauzan. Fauzan yang tadinya sedang konsentrasi melihat ke layar laptop Nadia, begitu Nadia meminta ijin ia memalingkan wajahnya ke arah Nadia.

"Iya," jawab Fauzan sejenak sembari menganggukkan kepalanya satu kali.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com