webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urbano
Classificações insuficientes
372 Chs

150. Want More Beautiful

Akhirnya selesai juga. Nadia selesai membereskan semua barang-barangnya yang ada di kamarnya. Ada satu buah kardus dan tas ransel, juga ada tas tenteng. Nadia akan pulang dengan menggunakan travel yang ia pesan.

Nadia Manarik nafasnya perlahan, kemudian menghembuskannya. Ia menegakkan badannya. Semua persiapan sudah selesai.

Nadia kemudian melihat jam dinding yang ada di dalam kamarnya. Sudah setengah setengah lima sore. Besok pagi, dia akan dijemput travel yang dipesannya. Nadia rindu dengan kampung halamannya. Tapi, dia juga merasa sedikit berat untuk meninggalkan kos dan suasana sekitar kampusnya. Tentu saja, dengan alasan bahwa separuh hatinya sudah ia letakkan di sini. Tepatnya dibawa oleh Fauzan.

"Nad?!" panggil Mika pada Nadia. Nadia segera menoleh ke arah Mika. Mika baru setengah berlari ke arah kamarnya. Ia sepertinya sedikit terengah saat berlari tadi.

"Ada apa?" tanya Nadia pada Mika.

"Di luar, ada Fauzan," ujar Mika dengan menunjuk ke arah luar.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com