webnovel

Secret In Love

Ada cinta dan kesakitan saat kita harus memilih hidup dengan seorang pria yang tidak kita cintai, Itu yang Reista rasakan.. Merelakan masa mudanya dengan menikahi Duda Tampan kaya Raya dari keluarga Ettrama. Seorang pria yang memiliki kekayaan di atas rata-rata... Mungkin terdengar menyenangkan bukan?. Tapi bagaimana jika ternyata hidup tidak melulu membahas kebahagiaan? Reista harus merasakan hidupnya berantakan karena masa lalu dari suaminya hadir kembali! Kegilaan yang diciptakan oleh mantan istri Ramelson Ettrama, membuat keluarga Ettrama hancur berantakan. Penculikan, kekerasan, pembunuhan!.. berkumpul jadi satu dan membuat banyak kesakitan kepada Jiwa-jiwa suci yang tidak mengerti apa apa.. Hidup Reista bahkan harus berselisih dengan Racun yang menggerogoti tubuhnya dan membuat kedua bola matanya lepas!! Apakah kesakitan akan selalu menghantui Hidup Reista? apakah cinta akan membuat Reista bertahan bersama Ramelson Ettrama? semua akan dibahas dalam Bab-Bab selanjutnya.. Jangan lupa tinggalkan Komentar positif, Berikan koin di setiap bab terkunci. hal ini akan membuat penulis menjadi lebih bersemangat lagi... [Sequel berjudul, Secret In Love: Ahli Waris] Selamat membaca dan semoga hari kalian menyenangkan!!

silvaaresta · Fantasia
Classificações insuficientes
430 Chs

Kembali

Seorang perempuan muda tiba di bandara Schiphol Amsterdam Belanda

wajahnya yang sangat cantik dan tubuh yang cukup sexy, ia berjalan keluar dari bandara.

Kulitnya putih, hidungnya bangir dan bibir yang merah merona seperti tomat segar.

Melihat sekeliling, matanya seperti mencari-cari seseorang. Ia mengeluarkan handphonenya dan menelpon seseorang.

"Dimana? Aku sudah sampai"

"....."

"Baiklah"...

"....."

"Cepat aku tak ingin menunggu", ia mematikan handphonenya dan memasukannya kedalam tas, perempuan itu berjalan ke arah restoran makanan cepat saji, dan memesan kopi serta roti hangat.

Ia makan sarapan dalam diam sesekali mengecek handphonenya. Dia melihat sekeliling bandara yang ramai itu, arah matanya kosong memandang kejadian beberapa tahun silam.

Flassback off

"Sayang kau tunggulah disini, aku akan membeli secangkir kopi hangat sebentar", ucap seorang laki laki tampan kepada perempuan cantik yang sangat ia cintai itu.

"Ya baiklah cepat ya", perempuan itu tersenyum melihat laki laki yang ia cintai berjalan menjauh untuk membeli kopi hangat.

Perempuan itu sangat bahagia melihat kasih sayang dan cinta yang diberikan oleh laki laki itu, dia benar benar setia dan menyayanginya setulus hati , Hari ini dia sangat bahagia karena ia dan laki laki itu akan pergi berlibur ke Dubai , ya ini kemauan si perempuan.

Ia ingin merasakan indahnya negara maju tersebut dia sudah membayangkan banyak kesenangan saat dia berada disana, apalagi ditemani oleh orang yang disayang.

Tak berapa lama laki laki itu datang membawa dua cangkir kopi hangat. Dari kejauhan laki laki tersebut tersenyum hangat, dan dibalas senyuman hangat olehnya.

"Maaf jika aku lama", sang laki laki mengelus puncak kepala perempuan itu.

"Tak apa, mana kopi nya", pinta sang perempuan.

"Ini, aku juga membelikan roti untukmu agar perut mu itu terisi", ucap sang laki laki dan memberikan kopi dan roti tersebut kepada perempuan itu.

Perempuan itu tersenyum hangat, dan menerima makanan yang diberikan oleh kekasihnya.

Mereka makan dan minum dalam diam. Tak berapa lama informasi pesawat keberangkatan mereka terdengar, mereka bergegas untuk berangkat.

Flassback on

"Maaf nyonya", seorang pria dengan setelan seorang maid membuyarkan lamunan perempuan tersebut.

"Ahh... Iya.. kau sudah sampai?", Ia bangkit dan berjalan keluar bersama pelayan tersebut.

"Dimana tuanmu?", Tanya perempuan tersebut.

"Tuan sedang ada rapat dadakan nyonya, jadi dia menyuruh saya untuk menjemput nyonya",

"Emmm... Baiklah, jadi bagaimana perkembangan dari rencana kita?".

"Sudah seperti yang kita rencanakan nyonya, kita tinggal menjalankan rencana inti saja".

Perempuan itu hanya mengangguk mengerti, dan ia menaiki mobil yang akan mengantarnya ke tempat yang ia tuju.

Selama di perjalanan perempuan itu hanya diam melihat lihat jalanan kota Belanda. Tak ada yang berubah menurutnya, tempat suasana dan kenangan itu masih membekas di hati pikiran dan kehidupan masa lalunya.

Tak berapa lama mobil itu sudah sampai di rumah sederhana namun mewah yang sudah lama ia tinggali. Ia keluar dan sudah di sambut para pelayannya.

"Selamat sore nyonya senang anda bisa kembali ke sini lagi", ucap salah satu kepala pelayan.

"Ya terimakasih", ucap perempuan itu ia berjalan memasuki rumah tersebut dan melihat sekeliling rumah, Matanya menangkap salah satu bingkai foto masa lalu. Terlihat disana dua insan manusia yang sangat muda sedang tersenyum bahagia di sebuah taman.

Perempuan itu menghampiri bingkai tersebut dan mengambilnya, ia terdiam sesaat dan tiba tiba ia melempar bingkai fhoto dengan sangat kencang membuat seisi ruangan seketika membisu, semua pelayan terkejut melihat kejadian itu, pecahan kaca dari bingkai itu berserakan.

"Sudah kubilang, aku tidak ingin ada satu hal pun ada dirumahku tentang laki laki brengsek itu!! Apa kalian tak mengerti!?", Perempuan itu membentak, wajah cantiknya sudah merah dengan amarah yang tertahankan. Matanya memancarkan kesakitan yang begitu mendalam.

"Maaf kan kami nyonya, ini kesalahan kami..", ucap salah satu pelayan tersebut.

"Bersihkan, dan.. aku tak ingin melihatnya walaupun hanya gambar!", Perempuan itu berlalu memasuki kamarnya dan meninggalkan para pelayan. Emosinya sudah diujung-ujung, rasanya ia ingin membunuh seseorang dengan tangannya sendiri.

Kepalanya berdenyut, ia membuka tas nya dan menelan beberapa pil pereda sakit. Sudah selama ini namun hatinya juga tak kuat saat melihat wajahnya. Walaupun itu hanya melihat gambar.

Harusnya hatinya berubah menjadi beku, harusnya hati ini mati dan tak aka nada lagi akar yang akan tumbuh. Sialan!. Makinya tak henti-henti.

Ia menarik nafasnya panjang, sudah cukup. Ia harus tetap tenang, tidak boleh ada yang membuat semua rencananya hancur, sekalipun itu berarti mematikan perasaanya.

ia melihat kesekeliling rumah itu, setiap sudut menciptakan luka yang semakin dalam. ada retakan yang berbunyi dalam hatinya, ia ingin menepis bahwa kenangan ini mampu memporak-porandakan pikirannya saat ini.

berjalan ke arah kamar yang biasa ia tempati dengan sang kekasih, tidak berubah. hanya tidak ada aroma lelaki itu, rasanya sangat kosong. setiap jengkal lantai yang ia pijak, benar-benar kosong.

Ia mengambil surat yang ada di meja nakas, tumpukan surat yang ternoda oleh tanah. masih utuh tanpa tersentuh..

Ragu-ragu ia membuka surat itu satu persatu, cerita yang hampir sama dan isi yang tetap mengutarakan perasaan. nafasnya semakin gusar saat dilihat surat terakhir yang masih sangat halus. ia menciumnya, ada sedikit harum tubuh laki-laki itu, masih tersisa, walaupun sedikit. dan ia sangat mengenali harumnya.

Perempuan ini membayangkan bagaimana wajah tampannya saat menulis setiap kalimat didalam surat ini, menumpahkan segala cinta dan dan banyak air mata

Kamu terlalu lama berjalan

Ada atau tidaknya diriku, kamu tak pernah menepi

Di sudut lorong yang temaram..

Aku ingin bercerita tentang kita

Satu cinta yang diam dalam semu

Satu rasa tak tersentuh cahaya

Ada kata kita diceritaku hari ini, ceritaku esok hari dan ceritaku di waktu yang akan datang..

Tapi aku tak pernah tau apa ceritaku dimasa esok karena bahagia membangun cinta atau jatuh karena cinta..

Masih tentang kamu, atau sudah ada dia..

Masih tentang kamu?

,........

Perempuan cantik itu menutup selembar kertas kusam itu, itu adalah puisi terakhir yang dia tulis untukku..

Aku sudah membencinya semampuku, namun cinta ini terlalu kuat untuk kumusnahkan.

Adakah yang lebih menyakitkan dari berusaha membenci namun masih mencintai? Adakah hal yang lebih menyakitkan dari setiap rindu yang tak terbalas.

Racun terpahit ku minum di setiap detik saat mengingat kenangan itu. Perempuan cantik itu meneteskan air matanya, kerinduan dan kebencian itu menyatu di relung hatinya.

Dia sudah bermain sampai sejauh, ini dia tak ingin hatinya di rapuhkan hanya karena selembar kertas yang terselip disisi tempat tidurnya. Dia melipat kembali kertas kusam itu dan mulai untuk membersihkan dirinya.