"Laki laki itu menarik lenganku dan menyuruhku untuk bangun dan berjalan bersamanya, aku yang sudah sangat kesakitan hanya mengangguk pelan dan bangun semampu yang aku bisa. dia mengatakan untuk menekan luka tembakan diperutku kuat kuat, aku hanya menangis saat luka tembak kutekan. aku yang merasakan kesakitan hanya bisa percaya kepada malaikatku satunya, kami berjalan keluar gudang namun aku masih bisa mendengar teriakan histeris dari Maid itu. saat pintu terbuka dan cahaya untuk pertama kali kulihat setelah seminggu lamanya aku terjebak disana, ada rasa sakit di dadaku. Rasa sakit yang lebih parah dari rasa sakit akibat tembakan diperutku". Reista membuka selimutnya, Tubuh telanjangnya dibiarkan terlihat oleh mata suaminya.
"Disini adalah rasa sakit akibat tembakan itu, dan disini di dadaku adalah rasa sakit yang entah apa. aku tidak tau, aku selalu merasakan itu saat ketakutan dan kegelapan menghantui". Reista menunjuk satu persatu rasa sakit yang dirasakannya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com