webnovel

Sebuah Kata Kerinduan

Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh. Untuk pertama kalinya dia peduli pada seseorang, untuk pertama kalinya dia jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya dia merasa kehilangan dan untuk pertama kalinya juga dia merasakan penyesalan yang tiada berakhir. Arkananta Sangkara harus kehilangan gadis yang dicintainya untuk selamanya. Menahan kesakitan setiap kerinduan menghantam hatinya. Tapi di antara sakit dan putus asa untuk merelakan hatinya kembali bergejolak penuh harapan. Pertemuan tak di sengaja dengan seorang gadis yang begitu mirip dengan gadis itu. Apakah tuhan sedang mengujinya atau sedang berbelas kasih atas segala kesakitan yang di deritanya selama ini. “Siapa kau!”. “Kau yang siapa! “Kau sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal!”. “Hei! Pria lajang kalau kau ingin mendekati seorang gadis jangan gunakan cara kuno seperti ini! Aku tidak percaya dengan sesuatu yang serba kebetulan! Jadi pergilah jangan menghalangi jalan ku!”. Wajah, mata, bibir, bahkan suaranya sangat mirip Arka berpikir jika gadis itu bangun dari kuburnya karena tidak tahan melihatnya dengan rasa sakit menahan kerinduan. Tapi kenapa sifat mereka sangat berbeda. Siapa kau sebenarnya! Apakah itu sungguh cinta pertamanya atau hanya seseorang yang sekedar mirip saja. Jika ada kesempatan manakah yang akan Arka pilih. Melepaskan cinta pertama yang telah lama meninggal atau memulai kisah baru dengan gadis yang mirip cinta pertamanya.

Ahra_August · Urbano
Classificações insuficientes
430 Chs

149. Ulang Tahun

"...Arista! Ayo cepat turun mereka sebentar lagi datang?!".

Alden berteriak dari lantai satu rumahnya, selama Arista tinggal bersamanya, Alden selalu menemukannya berada di kamar Ara, dan akhirnya dengan terpaksa memindahkan semua barangnya ke kamar tersebut. Kini kamar Ara sebelumnya telah menjadi miliknya.

Dan hari ini Alden baru tahu dari Zalu kalau Arista ulang tahun yang ke 25 tahun. Mereka ingin merayakannya dengan pesta kecil-kecilan.

Alden sibuk menata meja makan bersama si Mbok, tidak lupa buah apel hijau hampir mendominasi seluruh meja. Dan kue-kue manis penyebab diabetes juga hampir semua bentuk terhidang di atas meja.

Alden menghela napas dan bergumam "..Kenapa gadis itu sangat suka makanan manis!"

"...Arista! Berapa lama lagi kau harus berdandan! Cepat turun!".

Teriak Alden lagi.

Tidak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, dan langkah kaki menuruni anak tangga satu persatu Alden bisa menebak kalau gadis itu seperti melompat-lompat saat menuruni tangga.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com