"Ha!" Lan Qianyu tidak tahan untuk mencemoohnya. Dia membayangkan sebuah gambaran yang konyol, yaitu bahwa mereka adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Ye Yan melindunginya tanpa memedulikan dirinya sendiri dan terluka parah karenanya. Pada saat nyawanya berada di ujung tanduk, dia masih saja memikirkan keselamatan Lan Qianyu dan mendesaknya untuk segera pergi dari sana. Tetapi Lan Qianyu malah mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan Ye Yan dan tidak mau meninggalkannya…
Benar-benar mengharukan. Padahal mereka sama sekali bukanlah sepasang kekasih, mereka adalah musuh yang saling membenci.
Lan Qianyu tahu, suatu saat nanti dia pasti akan menyesal karena telah menyelamatkan Ye Yan. Seperti waktu itu saat dia dengan tidak sengaja menjadi tameng peluru baginya, hasilnya bukan hanya dia tidak mendapat balasan apa-apa, tetapi sebaliknya dia malah memperoleh hinaan darinya.
Lan Qianyu seharusnya belajar dari pengalamannya dan meninggalkan Ye Yan di sana untuk mati. Tetapi dia hanyalah seorang yang menyedihkan, bahkan terhadap musuhnya pun dia tidak tega untuk membiarkannya mati tanpa menyelamatkannya.
Entah kali ini balasan apa yang akan didapatkannya nanti karena telah menyelamatkan Ye Yan!
Dia tidak lagi terlalu memikirkannya…
Setelah mengerahkan tenaganya, akhirnya Lan Qianyu berhasil menarik kaki Ye Yan. Dia pun menyeret tubuh Ye Yan keluar dari mobil. Tubuhnya yang tinggi dan besar itu saat ini malah menjadi beban berat. Walaupun sudah menariknya sekuat tenaga, namun Lan Qianyu sama sekali tidak dapat mengeluarkannya. Dia pun memaki-makinya dengan marah, "Kau sudah mati ya? Ayo gerak sedikit, cepat!!!"
Ye Yan samar-samar dapat mendengar suaranya, dia pun perlahan-lahan membuka mata dan bergerak maju dengan susah payah.
Lan Qianyu melihat ada api kecil di bawah tangki bahan bakar, wajahnya pun menjadi pucat ketakutan, "Sebentar lagi meledak, sebentar lagi meledak!"
"Pergi!" Ye Yan mendorongnya lagi.
"Kalau mau pergi ayo pergi sama-sama." Lan Qianyu membungkuk dan memapahnya.
Ye Yan mendongakkan kepalanya dan dengan pandangannya yang kabur menatap mata Lan Qianyu yang dipenuhi tekad itu. Hatinya yang beku bagaikan es pun pelan-pelan mencair. Mungkin insting bertahan hidupnya yang memberikan motivasi kepadanya, dia pun berdiri dengan susah payah dan berjalan maju dengan dibantu oleh Lan Qianyu…
Tetapi sudah tidak sempat lagi, api sudah merambat naik. Lan Qianyu menoleh dan melihat api itu, jantungnya seakan-akan melompat keluar dari dadanya. Hanya ada dua kata di kepalanya, habis sudah, habis sudah. Mereka akan habis!
"Qianyu…"
Pada saat yang bersamaan, terdengar sebuah suara yang akrab dari belakangnya. Kemudian sebuah tangan yang kuat memeganginya.
Satu tangan Xiao Han memegangi Lan Qianyu, dan satunya lagi menarik Ye Yan, mereka pun secepatnya berlari ke depan…
"DUAR…"
Terdengar suara keras dari belakang tubuh mereka, mobil itu telah meledak. Api berkobar-kobar di udara, asap tebal bergulung-gulung di sekelilingnya.
Xiao Han melindungi tubuh Lan Qianyu dari lontaran pecahan-pecahan barang. Telinganya serasa tuli karena suara dentuman keras itu. Pandangan Lan Qianyu menjadi gelap, dia pun kehilangan kesadarannya…
-------------------------------------------------
Entah sudah berapa lama berlalu, samar-samar Lan Qianyu mendengar suara yang dikenalnya. Leng Ruobing sedang memanggil-manggil di telinganya, "Qianyu, Qianyu!"
Suaranya terdengar penuh kasih dan lembut seperti dulu. Lan Qianyu seolah-olah sedang kembali ke masa kecilnya, ketika keluarganya masih sangat bahagia…
"Jangan khawatir, Qianyu dan bayinya aman." Yuan Qing adalah teman sekolah Leng Ruobing dan juga teman baiknya selama lebih dari sepuluh tahun. Saat ini dia menjabat sebagai Kepala Bagian Ginekologi dan Obstetri pada Rumah Sakit No. 1 di Hong Kong.
"Hah…" Leng Ruobing mengusap dahinya dengan kebingungan, wajahnya tampak berat bagaikan membawa beban puluhan ribu kilogram. Kabar mengenai kehamilan Lan Qianyu saja sudah merupakan pukulan yang berat untuknya, ditambah lagi tadi dia mengetahui bahwa ayah bayi itu bukanlah Xiao Han melainkan Ye Yan. Dia bagaikan tersambar petir.
Shen Ningruo dengan segenap hati ingin menikah dengan Ye Yan, bahkan saat ini dia masih menunggu Ye Yan yang sedang berada di kamar rumah sakit dengan hati cemas. Kalau dia mendengar tentang hal ini, dua kakak beradik itu entah akan bertengkar sampai bagaimana lagi. Benar-benar bencana, mengapa bisa sampai terjadi peristiwa seperti ini?
"Direktur Leng!" Qi Hua asistennya berjalan masuk ke dalam kamar dan berbicara dengan suara pelan, "Tuan Besar Ye lebih dulu tiba di Hong Kong. Beliau sudah turun dari pesawat dan sedang naik mobil menuju kemari."
Leng Ruobing mengerutkan keningnya dan segera berkata, "Cepat hubungi Direktur Shen, suruh dia cepat ke sini."
"Baik!"