Nalesha memutar matanya malas lagi-lagi, lantaran Manty yang tidak satu sekolah dengannya itu memaksa ingin ikut sebentar untuk bertemu Dania. Bukan apa-apa, rasanya aneh saja menemani orang yang tengah kasmaran. Mana minta diantar bulak-balik juga nantinya, sangat merepotkan.
"Gue pengen pake seragam juga deh, Lesh. Kayak keren aja gitu vibe nya," ujar Manty, mengingat sekolahnya tak punya seragam kecuali almamater yang dipakai kurang dari dua kali setahun.
"Yaudah usulin sana ke sekolah Kamu. Aneh, Kita disini mau gak usah ada seragam, malah Kamu yang udah bebas begitu mau dipakein seragam, duh."
Manty hanya tergelak pelan, lanjut berjalan mengekori Nalesha menuju kelas Dania. Manty akui, Nalesha itu anak populer, terbukti sudah lebih dari sepuluh sapaan ditujukan padanya sepanjang koridor yang tidak begitu panjang.
"Nih kelasnya," tunjuk Nalesha, mereka sudah sampai rupanya. Manty mengangguk, lalu segera menahan Nalesha yang sudah mau berbalik, "Mau kemana Lo?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com