Saheera menuangkan beberapa sendok sambal goreng kentang balado ke piring Iqbaal. Tak lupa olahan daging-dagingan yang menjadi menu prasmanan acara lamaran mereka itu. Usai acara, Iqbaal, Saheera, Nalesha, dan Dhaiva memilih memisahkan diri dari keramaian ruang tengah di taman belakang. Maklum, semakin siang tamu abinya semakin berdatangan, dan mau tak mau satu RT itu akhirnya mengetahui acara yang cenderung dirahasiakan itu.
Saheera dan Iqbaal sendiri bukannya tidak menyambut tamu, dua jam lebih mereka ikut mengobrol, menjawab pertanyaan ini-itu. Pun Nalesha dan Dhaiva yang ikut disana, hingga sekembali mereka dari shalat Ashar, Abi Saheera meminta mereka bersantai sedikit.
"Lagi gak?" tanya Saheera usai dua potong rendang Ia taruh ke piring. Iqbaal hanya menggeleng seraya tersenyum. Senyum yang lain daripada yang lain, "Udah kok, ayo makan. Kamu kok malah jadi waitress gitu," ujarnya, mengambil alih mangkuk di tangan Saheera, meminta gadis itu duduk di kursi depannya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com