Davin prayoga pemuda tampan perkasa dan berhati baik, selalu mengalah setiap berhadapan dengan mereka yang bermasalah. singkatnya sebagian besar warga di desa cempaka selalu memperolok davin dan keluarganya. sebagai seorang petani ayah davin samsuri wibowo selalu berbudi luhur memberikan nasehat untuk ahlak dan prilaku anak nya davin prayoga. davin tinggal di sebuah gubuk penuh lubang di dinding yang terbuat dari anyaman bambu, beratapkan ilalang yang di anyam dan tersusun rapi. saat hujan yang ringan atap masih mampu menghalau air untuk masuk melalui celah - celah ilalang, namun saat hujan deras, air akan menembus pertahanan dari atap rumah bapak wibowo.
bapak wibowo adalah seorang duda yang tampan namun miskin karna ekonomi keluarga wibowo sejak ayah dan ibunya hidup, wibowo yang bertanggung jawab atas anak dan istri mengandalkan sebagai buruh(1.1) di kebun sawit milik bapak bambang riono. bapak bambang adalah petugas kecamatan desa cempaka selain baik dia adalah sanak saudara jauh keluarga bapak wibowo. selain bersimpati sebagai sanak saudara bapak bambang sesekali membantu pasokan bahan pokok keluarga wibowo. karna ekonomi keluarga yang jauh dari kata mampu bapak wibowo di tinggalkan istri sekaligus ibu davin prayoga, ntah kemana dia pergi.
...
Davin selalu terhina dengan keadaannya saat ini, keluarga yang kekurangan dan ibu yang pergi karna tidak kesanggupannya bertahan dengan kemiskinan. Davin adalah anak tunggal yang berprestasi dan pintar, mendapat mendali dalam bidang olahraga volly, basket dan olimpiade sains. "Davin ke kantin yok?" arnol bayangkara teman sekaligus sahabat davin sejak duduk di taman kanak-kanak. "sorry saya harus bantu bapak, hari ini mau manen buah sawit" davin yang menjawab sambil membereskan meja yang penuh tumpukan buku dan alat tulis. "saya heran sama kamu kapan sih kamu belajarnya pagi sampek siang sekolah, terus siang ampek sore ke kebun bantuin om wibowo" belum sempat melanjutkan kata-katanya davin menjawab "saya belajar ya di sekolah dimana lagi peak" arnol melemparkan senyuman sinis "sombongnya engkau anak muda" davin pun tertawa he hee...
.....
sesampainya di rumah davin tidak lupa membereskan rumah dan peralatan sekolah nya. davin melaju dengan sepeda tua clasick peninggalan nenek buyutnya. "pak biar davin yang manen bapak tungguin aja disana" sambil menunjuk batu besar di pinggir kebun sawit pak bambang. senyum merekah bagai mawar di musim semi bapak wibowo berkata "kenapa kamu kesini kan capek abis sekolah" davin merasa dia bukanlah anak yang baik karena kondisi keluarga yang terpuruk. "bapak kan tau davin bantuin bapak sekaligus olahraga hehe" davin anak yang baik untuk meringankan bapak wibowo dia selalu terlihat ceria kuat dan tidak pernah menunjukkan wajah penuh tekanan, karna hidup sulit sejak dia kecil. dengan membawa dodos (1.1) davin sigap dalam memanen buah sawit, membelakangi bapak wibowo tertetes sebutir mata air yang jernih berasal dari hati yang putih dan bersih. tangisan penuh rasa sakit di hati seperti di tusuk jarum besar penuh racun davin meneteskan setetes demi setetes air matanya. 'bapak tungguin davin sampai davin bisa buat bapak hidup bahagia tanpa harus bekerja keras', di dalam hati davin berkata untuk memacu semangat nya kembali.
dodos (1.1) sebuah alat tradisional untuk memanen buah sawit dengan di dorong dari bawah ke atas.