webnovel

Sang Raden

"Terakhir yang aku ingat, aku tersesat lalu pingsan dekat makam di tengah hutan. Saat aku membuka mata, aku sudah berada di tempat asing antah berantah...." Kirana... Seorang gadis kota yang terjebak masuk kedalam alam lain yang bernama Negeri Negaran. Ketika Kirana sadar dari pingsannya, ia bangun dalam keadaan yang berbeda. Dari baju yang ia kenakan, gaya rambutnya, semua berubah. Orang-orang di Negaran memanggil dan mengenal Kirana dengan nama Nyimas Sekar. Nama asing yang belum pernah Kirana dengar sebelumnya. Nyimas Sekar sebenarnya sudah mati, kini raga dan wujudnya digantikan oleh Kirana. Gadis kota yang tidak tau apa-apa itu harus menggantikan posisi Sekar dan mengemban tugas untuk merawat seorang calon raja yang sekarat. Kirana berusaha mencari jalan pulang, namun ia malah terjebak semakin dalam, hingga Kirana harus mempertaruhkan nyawanya demi Raden Sastra, calon raja Negaran. Meskipun Kirana tidak mengerti bagaimana cara kehidupan orang masa lampau, tapi ia mencoba untuk beradaptasi, dari cara berpakaian, pekerjaan dan pola makan. Namun semakin lama Kirana semakin dalam masuk ke permasalahan yang ada disana, hal terberat adalah posisi dimana saat terjadi perang antara Raden Sastra dan Pamannya untuk berebut kekuasaan sebagai Raja. Kirana harus menyelesaikan tugasnya, supaya ia mendapatkan jalan kembali ke dunia nyata.

Nimas_3462 · Fantasia
Classificações insuficientes
369 Chs

Retno mulai sadar

Selama Retno masih terbaring di rumah sakit, untuk sementara waktu Doni yang menggantikan posisinya. Selama dua hari ini ia menunggu Dila dan Mesi datang, tetapi mereka tidak masuk kerja setelah kejadian di kantor polisi. Sebenarnya Doni agak terkejut, kenapa karyawannya bisa seberani itu melawannya. Padahal selama ini ia mengenal Mesi dan Dila hanya sebagai pekerja yang begitu lugu dan penakut, sama seperti Kirana.

"Tok... Tok... Tok..." suara pintu ruangan Retno terketuk.

"Masuk" ucap Doni sambil sibuk memeriksa berkas-berkas yang harus ia tanda tangani.

Tak lama setelah itu, masuklah kedua gadis yang berdebat dengannya di kantor polisi itu, kemudian mereka berdua duduk di hadapan Doni dengan wajah yang penuh dengan keyakinan.

"Selamat pagi pak Doni" sapa Dila.

"Pagi. Ada apa kalian datang ke ruangan ini pagi-pagi?"

"Ada hal yang ingin kami sampaikan dan kami selesaikan, Pak Doni" ucap Dila.

"Silahkan"

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com