webnovel

salah paham

Namanya Naluna Amora.Gadis dengan sejuta rahasia yang ia pendam sendiri. Kesalahpahaman selalu menerpa hidupnya setelah ia dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Memiliki kecantikan memang dambaan semua wanita.Tetapi,tidak untuk Naluna.Karena kecantikannya itulah ia terkucilkan,di hianati,dan dibenci. Hingga suatu hari Nicholas Putra Abraham lelaki dengan sejuta kepribadiannya datang menjadi warna untuk hidup Naluna. Hidup Naluna berwarna karena adanya Nicholas dan begitu Nicholas,hidupnya merasa tenang jika ia selalu menjaga Naluna.Nicholas menjadi pelindung disetiap sisi jika Naluna merasakan sakit. Hingga suatu hari terjadilah kesalahpahaman diantara mereka.Membuat hubungan mereka hancur. Hingga terjadilah penyesalan untuk Nicholas. Apakah mereka akan tetap bersama? Apakah Naluna bisa bahagia tanpa Nicholas?

indrii_rhma · Adolescente
Classificações insuficientes
5 Chs

part-05

jam istirahat berbunyi,semua siswa pergi menuju tempat yang mereka sukai.

Mereka pergi menuju perpustakaan,taman dan paling pokok menuju kantin.

Sama halnya dengan Naluna dia akan pergi menuju kantin, sebelum pergi,Nalu membereskan semua bukunya terlebih-lebih dahulu kemudian ia masukan kedalam tasnya.Setelah selesai Nalu bangkit dari tempat duduknya untuk menuju kantin.Oh iya setelah satu Minggu sekolah disini Nalu mendapatkan teman sebangku.Bernama Pita, meksipun Pita tipikal perempuan pendiam dengan kaca mata bulat besarnya setidaknya Nalu memiliki teman untuk di ajak ngobrol daripada tidak sama sekali.

Dibangku depan dekat dengan jendela terdapat Lia dan dua temannya.Mereka sedang tertawa jujur,Nalu ingin menghampiri mereka dan ikut tertawa.Hanya saja dia tau,dia bukan teman yang mereka inginkan.

"Ayo kekantin."Ajak Lia berdiri dari duduknya.

"Lo juga ikut!"Tunjuk Lia kearah Nalu.

"Aku?"Tanya Nalu.

"Iyalah lo,kalo lo sendiri disini.Sedangkan kita dikantin kakak gue bisa marah.Gue ngga tau apa yang lo perbuat sampe kakak gue care banget sama lo."Ucap Lia meninggalkan kelas diikuti kedua temannya.

Nalu pun mengikuti langkah ketiga teman barunya itu.Tadinya ia ingin pergi kekantin bersama Pita tetapi dia tidak terbiasa kekantin katanya dia membawa bekal dari rumah.

Selalu begini, selalu ada saja yang membicarakan Nalu.Sepertinya mereka pergi ke sekolah untuk bergosip bukan untuk menuntut ilmu.

"Murid baru,itukan?"

"Iya,dia cantik banget gila."

"Liat deh,Lia kalah jauh sama murid baru itu."

"Gue yakin,disini yang paling cantik itu murid baru itu,bukan lagi si Lia."

"Gue pindah ah ke si murid baru itu,ngga lagi ke si Lia."

"Iya,si Lia mah ngga ada apa apanya sekarang."

Lia mendengar semua ucapan laki laki itu nafasnya naik turun,dia marah sangat marah.Bagaimana bisa seorang Lia dikalahkan seperti ini,apalagi dengan murid baru bernama Naluna yang sedang mengikutinya dibelakang dirinya dan teman temannya.

Kalau saja ini bukan tempat umum,ingin sekali Lia menjambak rambut saingannya itu.Lia mengepalkan tangannya.

Disisi samping,Lia merasa bahunya ada yang mengelus ia menengok kebelakang dan itu Olive,Olive menampakkan senyum smriknya dan melihat kearah belakang melihat Nalu yang sedang menunduk.

Lia tau apa yang dimaksud Olive ia pun hanya tersenyum sembari menepuk tangan tanpa suara.Setiba dikantin mereka duduk di meja yang kosong dengan Nalu tentunya.

Hampir saja Nalu akan duduk tetapi hal itu distop oleh Olive."Stop!Pesenin dulu kita makan."

"Karena lo temen baru kita.Jadi lo harus mau kita suruh suruh."Ucap Mika menimpali.

"I--iya,mau pesan apa?"Tanya Nalu.

"Bakso sama jus alpukat.Semua samain."Ucap Lia.

"Yaudah,tunggu sebentar yah."Ucap Nalu pergi meninggalkan Lia dan 2 temannya menuju stan penjual bakso dan jus alpukat.

"Ini belum seberapa.Liat kejadian selanjutnya.Gue bikin lo ngga betah sekolah disini."Ucap Lia sambil menatap punggung Nalu.

10 menit berlalu.Nalu kembali dari stan penjual bakso dan jus alpukat menuju meja Lia dengan nampan berisi bakso dan jus alpukat ditangannya.

Bruk!!

Nalu terjatuh dengan kuah bakso dan jus yang tumpah kebajunya.Rasanya panas dan perih itu yang Nalu rasakan ia ingin menangis.Tetapi,ini sekolah bukan rumahnya.

"Ups,makanya hati hati."Ucap Lia menutup mulutnya dengan mengekpresikan wajah kaget.

"Sakit?"Tanya Lia

"Tolong."Lirih Nalu.

"Siapa lo?Minta tolong ke kita hah?Bahkan lo udah rebut kebahagiaan gue kalo lo mau tau."Ucap Lia mencengkeram dagu Nalu.

Mika membisikan sesuatu ditelinga Lia."Kakak lo masuk kantin."

Lia merubah ekspresinya menjadi kaget,ia pun mengeluarkan air mata palsunya.

"Kenapa bisa jatuh sih?"Tanya Lia, mengulurkan tangannya didepan wajah Nalu.

"Kenapa?"Tanya Nichol.

Rupanya kakaknya itu menghampiri dirinya.Lia harus menunjukkan ekspresi bahwa dia benar benar kasian kepada Nalu.

"Ngga tau,tiba tiba Nalu jatuh."Ucap Lia menghapus air matanya.

Adiknya itu memang cengeng siapa yang jatuh siapa yang nangis."Jangan nangis,yang jatuhkan Nalu kenapa kamu yang nangis sih?"Menghapus air mata adiknya.

"Kasian."Ucap Lia lirih.

Nichol hanya tersenyum mendengar kata kata adiknya,ia pun melihat Nalu dengan baju yang basah sembari meniup niupkan tanganya yang melepuh.

Baju putihnya kotor dengan kuah dan jus.Huntung saja ia memakai Hoodie buru buru ia lepaskan Hoodie dari badannya dan memakaikan kepada Nalu.

"Gue anter ke UKS."Nichol sembari menuntun tubuh Nalu.

Nalu tak menolak ia memang harus ke UKS kulitnya melepuh karena kuah baso.Apa yang harus ia katakan kepada bundanya jika bundanya bertanya mengapa kulitnya bisa seperti ini.

Nalu dan Nichol pergi menuju UKS meninggalkan kantin.Semua orang yang berada dikantin menatap mereka dengan kagum dan ada juga yang menatap mereka dengan penuh amarah.

"Ini ngga seberapa Nalu.Bahkan dulu lo lebih jahat ketimbang gue."Ucap Lia menghapus air mata palsunya dengan kasar.

Setiba di UKS, Nichol menuntun Nalu untuk duduk dibrangkar.Ia pergi menuju tempat obat obatan.Setelah mengambil obat obatan Nichol duduk disebelah Nalu.Tangan Nalu bergemetar, Nichol tau dia menahan tangis.

Matanya bekaca kaca.

"Nangis aja."Ucap Nichol.

Mendengar itu buru buru Nalu menghapus air matanya dengan kasar."Aku ngga nangis."

Nichol mengambil obat dari kotaknya."Terserah."

Nalu melihat jika Nichol akan mengobati dirinya,ia merasa tidak enak jika harus ditolong dengan kakak kelasnya itu.

"Aku bisa sendiri kak."

"Udah jangan ngelawan."Nichol sembari mengobati tangan Nalu.

"Aww."Pekik Nalu.

"Maaf-maaf."Nichol meniup niup tangan Nalu.

Dada Nalu berdebar dengan kencang,ada apa ini?Nalu benar benar tidak bisa menahan detak jantungnya.Ia takut jika Nichol mendengar detak jantungnya.

Tangannya mengepal dan menyimpannya didada."Berhenti dong."Batin Nalu.

"Kenapa?Dada lo sakit?"Ucap Nichol memegang pundak Nalu.

"Hah?"

"Dada lo."Tunjuk kedada Nalu.

Dengan sigap Nalu menutup dadanya dengan tangan berbentuk silang."Mesum."

"Idih,males banget gue mesum sama lo."Nichol memutar bolanya malas."Gue tanya dada lo sakit?"

"Ng--ngga kok."Menguraikan tangannya.

"Yaudah,gue ke kantin dulu.Tungguin disini,gue bakalan beli baju putih buat lo.Gue sih yakin lo ngga nyaman pake naju kaya gitu."Pergi meninggalkan Nalu di UKS.

Nalu cengo,dia menatap punggung kakak kelasnya itu hingga punggung itu menghilang dari penglihatannya.Sudah begitu saja?Nalu saja belum mengucapkan terima kasih dia malah pergi begitu saja.

"Makasih kak Nichol"Turun dari brangkarnya pergi menuju kelas.

Tak terasa pipi Nalu berwarna merah bak tomat, jantungnya tetap berdetak kencang ketika ia berdekatan dengan kakak kelasnya itu.Bagaimana jika ia mencintai kakak kelasnya itu.Ini salah dia tidak boleh menyukainya bahkan dia baru kenal dengan Nichol Tadi pagi.Pedulinya itu hanya sebatas kakak kelas dan adik kelas.Tidak lebih dari apapun.

Ia harus sadar,dia tak pantas mencintai ataupun di cintai oleh Nichol.Nichol adalah kakak kandung Lia bahkan Lia sama sekali tidak menyukai Nalu.Maka dari itu ia tidak boleh menyukai kakak kelasnya itu.