Pak Nanang merasa serba salah,di satu sisi Ihsan adalah tuan mudanya,tapi disisi lain Aira juga menjadi tanggung jawabnya.Pak Nanang menjadi dilema dan bingung mana yang harus dia pilih.Akhirnya pak Nanang memilih menuruti kemauan Aira,lagipula Aira mengancam akan pulang sendiri ke Cikarang jika pak Nanang membuka pintu
dan membiarkan Ihsan masuk kedalam mobilnya.
"Jalan pak...."titah Aira dingin dan datar.
"Baiklah non!"....jawab pak Nanang.
Pak Nanang segera mengendarai mobilnya,
akan tetapi Ihsan menghadangnya dengan merentangkan kedua tangannya dengan lebar.Agar supaya pak Nanang berhenti dan dia bisa berbicara dengan Aira,Ihsan ingin
menjelaskan semuanya itu.Ihsan sangat mengkhawatirkan Aira istrinya yang sedang mengandung bayi kembar tiga,dia tak ingin terjadi sesuatu pada Aira dan ketiga bayi mereka.
"Mundur pak!Cari jalan lain!"titah Aira.
"Tapi non....kasihan den Airlangga"sahut pak Nanang,dia merasa iba pada Ihsan tuan mudanya yang sudah dia kenal sejak baru lahir.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com