Waktu terus berpacu. Setelah datangnya pagi hari, siang hari, sore hari, kini giliran si rembulan malam dan gelapnya cakrawala yang menyapa.
Keempat manusia itu sepakat untuk menghabiskan waktu bersama di depan api unggun yang menyala sampai salah satu dari keempatnya mengantuk.
Tapi sayangnya sampai jam menunjukkan pukul 8 malam, setengah jam lebih mereka diam membisu.
Ya, beginilah kondisi yang terjadi dikala suasana liburan kacau.
Liona hendak bangkit, masuk ke dalam tendanya, tapi ia urungkan dan berakhirlah mengeluh kesal, "Kalian pada sariawan ya?" celetuk Liona geram dengan kesunyian malam ini.
Udah ditengah hutan, sunyi lagi. Kan gak banget!
"Gue sih enggak, cuma lagi irit energi aja. Maklum bahan bakar minyak kan naik lagi, jadi gue gak mau bahan bakar mulut gue juga abis," sahut Bagas dengan candaan garingnya.
"Gak lucu Bagas!" seru Liona. Wajah cantiknya tertekuk, sudut bibirnya melengkung ke bawah. Membuat Lion dan Rio bingung sendiri.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com