Semua yang ada di ruang rawat Rio menoleh serentak ke ranjang.
"Rio," ucap mereka bersamaan.
Mata Rio perlahan terbuka, tangan lemasnya menggenggam erat jemari tangan Liona.
Pelan Liona kembali duduk di kursi yang tadi dia duduki, "Ini gue Ri," sahut Liona tanpa melepaskan genggaman tangan Rio di jemarinya.
Tatapan matanya tertuju pada wajah Rio, pelupuk matanya kembali berembun. Tapi, di sudah janji tidak akan menangis. Jadi dia harus bisa menahan agar air mata itu tidak jauh lagi.
Papa Rio lantas menekan bel pemanggil tim medis yang ada di tembok belakang ranjang Rio.
Papa Rio bersyukur karena Liona berhasil membantu Rio agar segera sadar, "Setidaknya Liona bisa menjadi alasan kamu berjuang, Rio." ucapnya dalam hati.
"Liona," lirih Rio lagi.
Kondisinya masih lemah, tapi dia berhasil membuka matanya semua itu berkata perkata Liona dan bantu Tuhan.
"Ini gue Rio. Gue ada di samping lo," jawab Liona. Tangan kirinya mengelus lembut punggung tangan Rio.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com