" Ndo (pangilan untuk anak perempuan ) udah sudah hampir magrib ayo buruan pulang ndo " ucap seorang ibu yang tengah menyusun dan merapikan ranting pohon yang sudah terkumpul untuk dijadikan kayu bakar
" ndo hari hampir petang ayo pulang " sambil mengikat tumpukan ranting
Sundari memangil manggil nama anaknya tak ada jawaban atau pun respon Sundari menghentikan kegiatannya ditinggalkan tumpukan kayu yang sudah terkumpul Sundari bejalan menuju semak semak mencari keberadaan putrinya
" ndo " Sundari berjalan dijalan setapak sesekali tangannya menyibak pepohonan barangkali saja putrinya ada di balik semak semak
" ndo kamu dimana ndo ayo pulang udah sore" teriak Sundari memangil putrinya
Tiya" kamu dimana "
"Tiya"Sundari terus memangil nama anaknya sambil menyibak semak semak tempat biasa putrinya bersembunyi atau bermain saat ibunya sibuk mencari ranting pohon
putus asa yang dipanggil tak menunjukan batang hidungnya Sundari duduk diakar dibawah pohon yang besar
mengusap peluhnya
"kemana perginya ngabiasanya tuh anak mainnya jauh begini" batin Sundari
Sundari menengadah kepalanya keatas melihat langit hampir gelap
merasa putus asa putrinya tak ditemukan Sundari memutuskan pulang ke rumah meninggalkan putrinya ditengah hutan sendirian ranting yang sudah terkumpul ditinggalkannya begitu saja
Sundari pulang ke rumah tanpa membawa apa apa berjalan pulang menuju rumah Sambil terus memikirkan putrinya yang belum ditemukan
sesampainya di rumah Sundari langsung masuk kamar diambilnya baju putrinya dipeluk menangisi putrinya yang tak ditemukan
" ndo kamu ada dimana ndo ibu khawatir memikirkan kamu ndo" sambil memeluk baju putrinya membayangkan
Flashback
" ibu pulang nyari kayu aku pengen makan singkong bakar pake sambal mentah " ucap Tiya sambil menunggu ranting yang ada didepannya
" iya nanti ibu bakarin buat kamu tapi bantuin ibu dulu nyari kayu habis ini kita ambil singkong di halaman belakang" ucap ibunya
" ibu ndo bantu nyari disana ya Bu " ucap tiya sambil menunjuk dengan telunjuknya tempat buang mau ia datangi
" iya nak jangan jauh jauh hari hampir petang jangan sampai kamu ibu tinggal" ucap Sundari
" iya Bu ndo nga jauh ko cuma disitu Deket ko Bu" ucap tiya berlalu meninggalkan ibunya yang sibuk mengumpulkan ranting kayu yang jatuh
Sundari terus memeluk menciumi baju putrinya lelah menangis akhirnya Sundari tertidur
Sementara itu tiyah yang masih terbaring di sebuah gua masih terlelap
tak sadarkan diri bajunya kotor compang camping akibat gesekan tanah dan ranting tidur telungkup beralaskan tanah
Tak lama tiyah membuka matanya tangannya diangkat dipegang kepalanya menyibak rambut yang menutupi pandanganya sedikit diangkat kepalanya dilihat sekelilingnya gelap cuma ada sedikit cahaya bulan yang menyinari masuk dari lubang gua tempat ratiyah terjatuh lama ratiyah mengumpulkan tenaga akhirnya tiya bangun dari tempatnya jatuh di lihat sekeliling ya
"aku dimana ini " gumam ratiyah sambil mengingat ingat kejadian sebelum dia terperosok kedalam sebuah gua ratiyah mengingat kembali ketika dia ikut ibunya mencari kayu buat bahan bakar pergi tak jauh dari ibunya mengumpulkan kayu dilihatnya ada seekor kelinci tengah mencari makan ratiyah tertarik lalu mengejar kelinci itu sampai akhirnya ratiyah terperosok ke lubang gua yang lumayan besar
ratiyah melihat sekelilingnya remang terlihat sinar bulan yang masuk ke lubang
menggaruk kepalanya yang memang tidak gatal memikirkan bagi mama caranya biar bisa keluar dan pulang ke rumah