webnovel

Episode 02

Ratiyah melihat sekelilingnya remang terlihat didalam gua oleh cahaya bulan

memikirkan bagai mana caranya agar bisa keluar dari gua

" ibu pasti khawatir memikirkan aku tapi gimana aku bisa pulang malam kian larut aku tak bisa melihat jalan pulang" gumam ratiyah

untuk anak seusia ratiyah berada didalam gua sendirian gelap tanpa penerangan mungkin akan menagih memangil nama ibunya tapi tidak buat ratiyah ratiyah gadis kecil yang kuat dan tegar nasib yang membawa ratiyah menjadi anak pemberani dan mandiri

ratiyah yang sedari kecil tak pernah merasakan kasih sayang dari ayahnya besar berdua dengan ibu

kehadiran ratiyah tak pernah diharapkan oleh ayahnya

ayah ratiyah Suratno tak pernah menganggap ada kehadirannya Suratno yang menginginkan seorang anak laki laki ketika ratiyah baru lahir begitu membencinya tak mau menyentuh atau pun mengendong putrinya

pernah suatu hari ketika ratiyah baru menginjak usia lima tahun ratiyah yang lama tidak melihat sosok seorang ayah ketika ibunya memberi tahu kalau beliau adalah ayah kandung ratiyah alangkah senangnya ratiyah melihat ayahnya ratiyah mengejar menghampiri Ayah nya minta di gendong ayah nya menuruti kemauannya digendong ratiyah diangkat keatas tapi secara tiba tiba ratiyah dijatuhkan oleh ayahnya dari gendongan ya membanting anaknya tak berperikemanusiaan

ratiyah menangis sejadinya

Sundari yang menyaksikan kejadian tersebut seketika langsung menghampiri putrinya diangkat putri nya dibawa masuk kedalam dan langsung mengunci pintu

Suratno yang tadinya hendak pulang kerumah akhirnya pergi lagi Suratno berjalan menuju pematang sawah dia berjalan di pematangan sawah di lihatnya ada sebuah gubuk Suratno langsung menghampiri gubuk tersebut dan menatap tinggal di gubuk sendirian

sementara Sundari tengah mengurut putrinya takut putrinya sakit Sundari begitu sayang pada ratiyah kecil

Hinga saat ini ratiyah tengah menginjak usia delapan tahun ratiyah menjadi gadis yang kuat dan pemberani

karena masih gelap ratiyah yang berada didalam gua sendirian akhirnya memutuskan untuk melanjutkan tidur

dengan posisi duduk tangan ditekuk di atas dengkul disembunyikan kepalanya di lipatan tangan melanjutkan kembali tidurnya menunggu pagi kembali

kicauan burung di hutan bersahutan bernyanyi begitu merdu matahari mulai menampakan sinarnya masuk ke celah lubang gua ratiyah yang masih terjaga dari tidur akhirnya terbangun membuka matanya matahari dari timur mulai memasuki tempat dia terperosok ratiyah merangkak mencari jalan keluar mengikuti sinar yang masuk sambil terus merangkak akhirnya ratiyah tiba dibibir gua

begitu ratiyah dibibir gua dilihatnya depan pemandangan yang begitu indah ada air terjun yang mengalir

" waaaah indah sekali" ucapnya sambil melangkah menghampiri air yang jatuh gari atas tebing

dijulurkan tangannya meraih air yang jatuh dari atas tebing

"waaaah airnya sejuk " ratiyah berdiri dibawah kucuran air terjun membersihkan badan dan bajunya yang kotor akibat terperosok puas bermain air sampai bibirnya berwarna biru dan tangannya yang keriput akibat bermain air terlalu lama ratiyah berjalan ke tepian duduk di atas batu besar menunggu bajunya yang basah agar kering setelah dirasa kering ratiyah kembali memakai baju dan melanjutkan perjalannya pulang kerumah

Dalam perjalan pulang ratiyah merasakan perutnya mulai lapar karena dari semalam belum di isi makanan memegangi perutnya yang lapar dilihat sekelilingnya tak ada yang bisa dimakan

berjalan sendirian di tengah hutan mengikuti jalan setapak sesekali tangannya menyibak semak semak belukar