webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realista
Classificações insuficientes
312 Chs

Nathalie cemburu

"Bagus semua kok. Nanti langsung di taruh depan aja ya. Satu orang aja biar nggak keroyokan," Tiara tersenyum manis. Gadis itu tampak beberapa kali melirik Aksara yang sama sekali tidak terlihat peduli. Pemuda itu kini justru sibuk dengan ponselnya, "Masih ada beberapa pesenan lagi. Ini di sesuaikan sama pesanan ya mau gimana kuenya. Nanti aku yang bakalan kasih nilai itu kuenya bakalan layak jual atau nggak," lanjutnya masih dengan senyum lebar dan raut manisnya. Dan masih melirik pada Aksara.

Nathalie yang sedikit kesal lantas merampas ponsel milik kekasihnya tanpa banyak bicara, "Ga sopan ada orang ngomong nggak di dengerin tau. Malah main hp. Bener bener ya kamu Sa," omelnya seraya sedikit memelototkaj matanya.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com